Title : Just You And Only You
Genre : Romance, SMUT
Ratting : NC-17 kaliii yaa~
Author : Lisa Wulan Novianti
Cast : Hokuto Matsumura (B.I Shadow), @tamachiito Yoshimori Atsuko (OC), Natsune Minamoto (OC)
WARNING!!! This is SMUT that contain sexual intercourse!! I HAVE WARNED YOU~ So, If you feel like you don’t want to read some sexual scene... DON’T READ!! I WARNED YOU~ okay?? ^^ (copas kata-kata bunda)
Sebelumya. Disarankan untuk mengkomentari FF gila ini setelah membaca. Terimakasih~
Just You And Only You
“Bagaimana kabar kalian? bodoh sekali tidak datang kepertunangan ku” Atsuko memeluk ketiga temannya yang baru saja datang dari Hokaido.
“Kami baik, maaf ya tidak bisa datang ke hari pertunanganmu. Tapi kami janji akan datang ke hari pernikahanmu” Jelas Yuko yang sudah sekitar enam bulan menikah dengan Kento.
“Dua bulan lagi. Awas saja kalau kalian ber-enam tidak datang” Atsuko mengancam. Bicaranya sudah sangat serius. Bagaimana bisa dihari pernikahannya tidak dihadiri oleh keluarganya yang benar-benar sebangsa. GIS kan manusia planet sugoi.
Krrriiiinngggg. Krrriiiiinnnggg.
Hokuto dengan cepat mengangkat ponselnya yang sudah berdering.
“Moshi-moshi. Iya? Sudah dapat? Oh yasudah. Kalau begitu besok dia sudah mulai bisa menjadi sekertaris ku. Arigatou” Hokuto menutup teleponnya, lalu tersenyum manis pada Atsuko.
“Dare? Sepertinya serius?” Tanya Atsuko dengan nada curiga.
“Dia laki-laki sayang. Hanya mengabarkan kalau aku sudah dapat sekertaris baru. Aku tak mungkin mengelola data itu sendirian” Ucap Hokuto dengan tenang.
“Hmm, aku ragu” Ucap Atsuko. Sebenarnya yang ada pikiran Atsuko adalah dia merasa cemburu oleh partner kerja Hoku yang sering kali mengganggu waktu mereka beruda. Maklum, saat ini Hokuto adalah seorang derektur utama di perusahaan ayahnya. Yang sekarang menjadi perusahaannya.
“Kau ini, cemburumu besar sekali ya. Aku tidak akan melakukan hal aneh itu. Kau jangan berpikiran macam-macam ya sayang” Balas Hoku dengan tenang dan santai. Itu watak Hokuto yang bisa mengimbangi Atsuko yang sedikit keras dan pencemburu. Untunglah mereka terdiri dari dua unsure yang berbeda. Seperti Api dan Air. Kalau yang satu panas, yang satu bisa mendinginkannya.
==============================================================================
“Minamoto Natsune desu” Ucap seorang pemempuan kecil dan cantik itu dihadapan Atsuko dan Hoku.
“Natsu? Natsu chan? Kau kah ini Natsu chan? Dulu kita bersekolah di SD yang sama kan? Dan kita juga sempat saling suka” Ucap Hoku dengan sejuta rasa gembira dan senang.
“Ahh, Iya Pak. Hokuto. Anda benar sekali” Jawab Natsune dengan malu dan ragu.
“Kita bertemu lagi. Bahkan kau sekarang menjadi sekertarisku. Aku senang sekali” Hoku tampak begitu bahagia saat tahu kalau sekertarisnya adalah cinta pertamanya.
“Ahh. Iya Pak” Jawab Natsune masih dengan malu dan tertunduk.
“Jangan panggil bapak. Kau bisa memanggil ku Hoku. Seperti saat SD dulu” Kini ucapan Hoku membuat wanita yang statusnya sudah menjadi tunangannya itu benar-benar kesal dan marah. Atsuko menekuk mukanya, sudah percis seperti majalah lecek.
“Ehemm” Seru Atsuko dengan sengaja.
“Oh iya, Natsune. Kenalkan ini calon istri ku. Yoshimori Atusko” Ucap Hoku sambil merangkul pinggang Atsuko.
Natsune memberi salam dan membungkuk dihadapan Atsuko. Wajah Atsuko datar, sangat darar.
“Aku mau pulang. Jya. Bye” Setelah berpamitan dengan Hoku Atsuko pulang dengan lesu. Wajahnya murung. Kejadian tadi membuat dia tidak bersemangat. Disaat pernikahannya dengan Hoku tinggal menghitung bulan kenapa Hoku harus kedatangan manusia yang dianggapnya ‘sampah’ itu.
Wajar saja. Setiap wanita bila berada diposisi Atsuko juga akan sangat depresi. Semua persiapan sudah disiapkan. Namun harus terjadi seperi ini.
“Manusia bumi bodoh!” Seru Atsuko kesal dan berteriak di jembatan yang membentang luas dan sepi itu.
“Aku ini bodoh sekali. Harusnya aku tidak pulang tadi dan mengawasi mereka. Mereka pasti sedang senang-senang dan lupa padaku” Ucap Atsuko sambil menangangis. Air matanya sudah tidak terbendung.
“Denwa desu yo. Denwa desu yo” Ponsel Atsuko berdering dengan cepat gadis itu mengagkatnya.
“Moshi-moshi. Ada apa?” Tanya Atsuko.
“Kau dimana? Aku mau pulang. Aku lapar. Mau makan” Suara Hoku disebrang sana terdengar sangat manja.
“Hah? Makan saja dengan sekertari baru mu. Aku sedang malas” Jawab Atsuko dengan enteng.
“Nani? Kau kenapa? Ada apa?” Tanya Hoku.
“Tidak. Sudah ya.” Biiiiiippp. Atsuko menutup ponselnya. Lalu berjalan sambil menangis. Sedikit menyesali apa yang telah dia lakukan.
==============================================================================
#HOKUTO POV#
“Ada apa dengan gadis itu?” Aku bertanya sendiri pada diriku. Ponsel ini tak berarti lagi. Aku ingin membuangnya. Aku sama sekali tidak dapat menghubunginya lagi. Setelah ku telepon tadi dan dia menolaknya. Ponselnya langsung tidak aktif. Aku mencoba menghubungi ketiga sahabat Atsuko, tapi tidak satu orang pun yang tahu dimana dia.
Aku terus mengendarai mobil ku. menusuri setiap jalan yang mungkin dilalui oleh Atsuko. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada Atsuko. Aku sangat mencintai Atsuko.
Biasanya aku dan Atsuko sering makan ditempat ini. Kedai kecil yang tidak begitu mewah, tempat kesukaan Atsuko. Kalau sedang ada masalah biasanya dia kesini. Namun sayang tidak ada juga Atsuko disini.
Pikiranku masih kacau setelah hampir semalaman aku mencari Atsuko kesana dan kemari. Aku sudah mencari kerumahnya tidak ada. Ku cari ke rumah sahabat Atsuko juga tidak ada. Aku semakin khawatir padanya.
Kriiinnnggg. Kriiinnnngg. Ponsel ku berdering. Dengan cepat aku mengangkatnya. Dengan harapan Atsuko yang meneleponku.
“Moshi-moshi. Dare?” Tanyaku dengan lantang. Nomer ini belum ada diponselku.
“Natsune. Ano, aku harus mengambil data yang tadi Hoku tidak bawa. Aku bisa minta alamat rumahmu?” Tanya Natsune disebrang sana.
“Biar aku yang jemput. Kau masih ada dikantor?” Pikiranku sejenak teralihkan oleh pekerjaan yang sangat menumpuk. Untungnya saja ada Nastune yang membantuku.
Aku memutar balik mobilku. Lalu berkendara lagi menuju kantor. Hujan turun dengan perlahan, namun semakin lama semakin deras.
“Natsune. Cepat masuk” Teriakku dari dalam mobil. Aku melihat Natsune sedikit berlari menuju mobil.
“Ahhh. Arigatou ne” Ucapnya saat sudah duduk dikursi sebelahku.
Dengan kecepatan pelan dan berhati-hati aku membawan Natsune untuk mengambil data dirumahku. Aku memang sedikit ceroboh. Tadi lupa membawa data.
“Nanti ku antar sampai rumahmu ya?” Tanyaku saat memberikan setumpuk data yang harus kuserahkan padanya.
“Hmm, tidak usah Hokuto. Aku bisa pulang sendiri” Ucap Natsune dengan tenang. Sifatnya masih tidak berubah dari SD dulu.
“Aku ingin meminta saran padamu” Ucapku.
“Nani? Kalau aku bisa pasti akan ku beri saran” Jawabnya sabil tersenyum manis.
Aku menceritakan semua masalahku pada Natsune. Dia masih jadi pendengar yang baik. Aku menceritakan semuanya sampai hal yang sekecil apapun. Aku membuka semuanya. Dan tentunya berharap bisa mendapat saran yang bagus dari dia.
“Etto, sudah sangat malam. Bagaimana besok kita lanjutkan lagi?” Tanyanya memutus pembicaraan kami.
“Baiklah. Yakin kau bisa pulang sendiri?” Tanya ku sedikit khawatir. Aku memang tidak bisa membiarkan perempuan terluka.
Natsune mengagguk. Lalu dia berpamitan pulang. Aku memutuskan untuk tidur, terlebih aku sudah sangat lelah sekali.
==============================================================================
“Ohayou Gozaimasu” Sapa Natsune padaku dipagi yang cerah ini. Aku tidak tahu seperti apa tampangku saat ini. Biasanya saat pagi aku akan menjemput Atsuko dan Atsuko akan membereskan dandanan ku.
“Ohayou” Jawabku singkat. “Hoooaaammm” Aku menutup mulutku. Masih sangat mengagtuk.
“Kau kusut sekali Hoku” Kata Natsune. Saat dia memasuki ruangan ku. betul tebakku. Aku memang berantakan. Tanpa Atsuko aku tidak bisa hidup. Aku memikirkannya terus sampai semalam tidak bisa bisa tidur.
“Biarkan saja” Jawabku datar.
Natsune tertawa kecil. “Boleh ku rapihkan?” Tanyanya. Aku mengangguk mengizinkan dia membenarkan dandananku.
Perlahan dia menyentuh dasi ku dan dibenarkannya. Diberinya aku sebuah sisir. Aku pun menyisir rambut ku sendiri samba menghadap kaca. Untungnya ada Natsune.
“Bagaimana kalau siang nanti kita lanjutkan pembicaraan kita yang semalam belum selesai” Pintaku.
“Baiklah” Ucapnya. Hari ini kebetulan tidak ada meeting diluar jadi aku bisa makan di restoran dekat kantor.
Setelah hampir setengah hari kami berkutik dengan data dan segala macamnya. Aku memikirkan atuko terus menerus membuatku tidak focus pada pekerjaanku.
“Ayo, makan aku sudah sangat lapar. Tadi tidak sarapan” ajak ku pada Natsune.
“Baiklah” Jawabnya.
Kami berjalan menuju restoran didekat kantor. Ada satu restoran yang biasa aku knjungi jika makan siang bersama Atsuko.
“Hmm, cintamu pada Atsuko sanbgat besar ya?” Katanya memulai pembicaraan.
“Iya, sangat. Sedalam samudera dan seluas jagad raya ini” Ucapku gombal. Tapi memang seperti itu. Kalau cintaku diukur dan digambarkan maka kain kanvas seluas apapun tidak akan bisa muat untuk menggambarkannya.
“Buat saja kejutan saat pernikahan nanti” Saran Natsune.
“Hmm, baik. Apa idemu?” Tanya ku penasaran.
Natsune membisikkan rencananya ditelingaku. Aku hanya tersenyum-senyum mendengar rencana yang benar-benar pasti akan mengejutkan Atusko.
“Kalian Jahat!!! Dasar perempuan lajang! Kau mengambil Hoku ku” Atsuko datang dengan tiba-tiba samba meneteskan air mata. Tidak. Atsuko salah paham.
“Chotto, kau salah paham” jelasku.
“Iya, kamu salah paham Atsuko” Jelas Natsune.
“Semuanya sudah jelas. Kalian bermesraan didepan mataku. Bakhan saat malam itu. Kau membawa perempuan jalang ini kerumah yang nantinya akan menjadi rumah kita kan Hokuto? Iya kan?” Tanyanya dengan isakkan air mata yang sudah tidak tertahan membuat semua mata tertuju pada kami.
“Tunggu. Biar ku jelaskan secara perlahan”Aku mengejar Atuko yang berlari dengan cepat keluar restoran. Tanpa perduli aku meninggalkan Natsune.
Aku melihat Atsuko menaiki taksi. Dengan sigap aku juga memanggil taksi dan membututi Atsuko. Taksi it uterus berjalan dengan cepat. Sampai akhirnya berhenti disebuah apart. Aku belum pernah tau ini apart siapa. Belum pernah aku tahu sebelumnya.
Aku terus membuntutinya. Tanpa dia sadar dan tahu aku berada dibelakangnya.
“Kau ini cepat sekali salah paham Atsuko chan” Hati ku membatin. Dia menaiki tangga. Hanya dua lantai. Lalu masuk disebuah kamar. Natin ku masih saja bertanya ini apartmen siapa? Aku belum pernah tahu milik siapa sebelumnya. Atsuko masuk dan menutup pintu. Aku mendekat. Memberanikan diriku. Betapa shocknya aku melihat gantungan didepan pintu yang ada didepanku ini “Goo♥Saa” ini milik mereka beruda? Sejak kapan? Yugo kau ini curang sekali. Awas saja ya. Aku membuka pintunya. Dan ternyata tidak dikunci.
“Atsuko, dengarkan aku dulu” Ucapku dengan tenang.
Atsuko menggeleng. “Mau apa kau kesini?” Tanyanya dengan nada marah.
“Karena aku ingn beruda dengan mu dan ingin selalu denganmu, karena aku mencintaimu dan aku tidak bisa hidup denganmu” Ucapku mencoba menenagkan dirinya.
“Uso” Jawabnya singkat.
Aku memeluknya dari belakang. Mendekap tubuh Atsuko yang bergetar. Aku tahu dia kesal melihat ku beruda dengan Natsune.
“Ku mohon. mengerti lah” Ucapku sambil memutar badannya agar menghadapku.
“Tidak” Jawabnya singkat.
“Kenapa?” Tanyaku penasaran.
“Karena aku” Aku tidak membuarkan dirinya berkata lebih banyak lagi. Aku mencium bibirnya dengan lembut. Pelukanku kini berada dipinggangnya. Aku terus menciumnya dengan lembut, aku tidak merasakan adanya balasan dari bibir mungil Atsuko. Aku semakin mempercepat ciumanku, mencoma merangsang dirinya. Tanganku bermain dengan rambut dan tengkunya. Aku mulai merasakan kalau dia sudah muali terangsang.
“Enak?” Tanyaku dengan bodoh dan polos, bermaksud untuk memancingnya.
“Bodoh. Jangan lakukan lebih” Katanya.
“Bibirmu memang bilang jangan lakukan lebih. Tapi tubuhmu berkata lain”
Perlahan aku membuka kaitan bra Atsuko walau bajunya masih menempel, dengan sekali tarik aku sudah bisa membukanya.
“Jangan bodoh! Aku kan sedang marah padamu” Ucapnya dengan kesal. Aku tidak memperdulikannya. Aku memainkan payudara Atsuko yang sudah mengeras.
“Menyerahlah. Aku tahu hasratmu” Pancingku padanya. Aku terus mengulum lidahnya, tanpa Atsuko membalas. Aku terus berusaha membuatnya terangsang.
Kali ini tangan kiriku sudah bermain dengan paha mulus Atsuko.
Perlahan tanganku terus naik sampai kedaerah pribadinya, aku mengelus daerah pribadinya dengan lembut membuat tubuh Atsuko melemah, kali ini diapun membalas ciumanku. Usahaku tidak sia-sia.
Perlahan aku menurunkan celana dalam yang Atsuko kenakan, setelah berhasil pun aku memasukkan jariku kedalam lubang pribadi Atusko.
“Itaaaiii Baka!” Jeritnya kesal. Aku hanya diam, menyibukan dia dengan ciuman dan remasan pada payudaranya. Perlahan aku memainkan jariku didalam lubang itu, membuat Atsuko menggeliat, merasakan sensasi yang kuberikan.
“Hmmm, Cepat masukkan” Ucapnya dengan wajah merah padam. Tanpa ragu aku menggendong pujaan hatiku ini menuju kamar mandi dan meletakkannya dibathtub. Aku membuka pakaian ku, danku lihat Atsuko membuka pakaiannya sendiri. Showerpun dinyalakan. Gemericik air terdengar jelas diapartmen yang sepi ini.
“Atsuko, katakana kau memaafkanku” Ucapku sambil terus meremas payudaranya.
Atsuko menggeleng “Tidak akan. Kau telah bersama Natsune kan. Dasar laki-laki bodoh!” Bentaknya.
“Baiklah” Ucapku. Aku membuat posisi tubuhnya nyaman didalam bathtube ini, perlahan aku memasukkan punyaku kedalam daerah pribadinya.
“Itttttttttttttttttaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiiiii” Jeritnya sambil menjenggut kepalaku.
“Tahan sedikit. Ini akan menjadi enak. Tahanlah” Perintahku. Seraya jenggutannya semakin kuat akupun telah membenamkan milikku didalam miliknya.
Perlahan aku menggoyangkan tubuhku, membuat milikku keluar masuk. Aku melihat wajah Atsuko yang merah padam, menahan rasa nyeri dan nikmat yang ku berikan.
“Ku mohon. maafkan aku. Atau aku akan percepat gerakkan ku?” Ucapku setengah bercanda.
“Tidak maaaauuu” Jawab Atusuko singkat.
Hmm, rupanya dia ingin mengujiku. Aku mempercepat gerakkan ku, membuatnya mengerang dan menggeliat tak beraturan. Bibirnya sudah mengeluarkan berjuta kata-kata desahan penuh kenikmatan.
“Aku sudah tidak tahan. Aku mauuuuuuu” Yaaaa, kami mencapai klimaks bersamaan.
“Baik. Aku memaafkan mu! Tapi kenapa kau lakukan ini bodoh????” Tanya Atsuko yang sedang berdiri dibawah shower membasuh tubuhnya yang tadi penuh dengan peluh.
“Karena aku tidak ingin kau selalu saja cemburu, cemburu dan cemburu pada setiap rekan kerjaku” Jelasku sambil ikut berdiri dibawah shower.
“BODOHHHHHH!!! Aku cemburu karena aku mencintaimu” Jelas Atsuko, kini air matanya sudah membasahi pipinya, walau tak terlihat karena tertutup oleh air. Tapi aku tahu dia menangis.
Aku memeluk tubuh mungilnya. “Aku juga sangat sangat sangat mencintaimu. Maka dari itu ku mohon jaga cintamu untukku karena cintaku hanya untukmu Atsuko” Aku memeluknya, mencium keningnya.
Aku dan Atsuko mengenakan baju mandi dan segera keluar dari kamar mandi ini.
“Ehhhhhmmm, bagaimana partynya? Seru?” Batapa kagetnya aku melihat Yugo sudah duduk didepan meja tv menonton sepak bola bersama Lisa.
“Sepertinya semua sudah melakukannya. Hmmm, ku tunggu pernikahan kalian” Ucap Lisa lalu menyantap cake coklat yang ada ditangannya.
Aku melirik tajam kearah Atsuko, begitu juga dengan Atsuko yang melirik tajam kepadaku. Ada rasa malu yang teramat dalam atas apa yang baru saja kami lakukan. Apa lagi ini apartmen milik Yugo dan Lisa. Sungguh aku memang bodoh. Tapi dalam urusan membuat Atsuko senang akulah jagonya.
Atsuko, selama apapun aku akan mencintaimu. Sungguh sebesar apapun kau cemburu padaku aku tahu semua kau lakukan karena kau mencintaku. Aku juga mencintaimu Atsuko chan.
END~
OH My GOD.
Maaf membuat anda menunggu lama. Karena saya sedang tidak fokus pada epep.
Ini NC saya buat Tasya.
Lis...........sumfeh ane gatau mo nulis apalagi tapi jujur cyiiin gue gabisa bayangin hokku ngegituan-_-" image nya hokku terlalu pure di mata gue /plakkk/
BalasHapusItu natsune sopo? Hampir aja ngerusak rumah tangga orang XD
Tapi epep lu oke bgt lah. Gue sampe nggelinjang di lantai pas ngebaca ini dan si Jan pewe banget di atas kasur(?) *ga nanya*
hehehehe gud jab! :* I rabu yu lisaaa XD
parah.....
BalasHapusumur saia 15 tahun
Thank's ajaran nya mak
*plak
mantap...!
BalasHapus#plak
ya ampuunn~ kayaknya lebih parah dr yg kmaren deh~ cepet banget XDD #ditimpuk# lanjutkan! XDD
BalasHapuskenapa saia tetap tak bisa membayangkan anak polos itu beginian??? *lap keringet*
BalasHapusampun...tobat saia...hahahaha~
udah bagus...hehehe