Title : Deep Your Heart
Genre : Romace
Ratting : Pg-15
Author : Lisa Wulan Novianti
Cast : Morimoto Ryutaro, Nakayama Aichi (OC), Miyata Toshiya (Kis-My-Ft.2), Miyata Riisa (OC), Miyata Shori (OC).
WARNING : ini FF requestnya Anne Laura Rofil, jadi saya nga tau fail banget atau nga, yang saya harapkan adalah kritik dan saran yang membangun. about ceritanya dan about apapun~ yang penting komen lah. hepi riding mina *ngacir
DEEP YOUR HEART
Hidup tak akan bisa ditebak, banyak kejadian yang tak bisa ditebak, terkadangpun apa yang kita harapkan tak terjadi seperti yang kita harapkan. Percayalah semuanya adalah yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan.
Riisa merangkul erat lengan Shori, anaknya yang baru saja berumur 5 tahun kemarin, Shori meminta pada Riisa untuk menemaninya berjalan-jalan dan bermain game di akihabara, sifat Shori sangat mirip dengan Toshiya, ayah kandung Shori.
“Mama, kenapa papa tak bisa ikut?” Pertanyaan polos dari bibir Shori keluar begitu saja, Toshiya memang sibuk dengan perusahaan game yang dipimpinnya, membuat suami sekaligus ayah itu jarang sekali menyentuh keluarganya.
“Papa kan sibuk. Sudah, kita mau mulai dari mana?” Riisa segera menganti topik, dia tau anaknya adalah anak yang cukup pintar, banyak bertanya dan selalu mau tau apa yang sebenarnya.
Begitu insting anak-anaknya pun bangkit, Shori segera menarik lengan mamanya kesebuah toko yang dipenuhi dengan berbagai macam mainan. Dan dengan cepat juga anak itu berlari diiringi oleh Riisa disisinya.
Walau usia pernikahan mereka sudah hampir 11 tahun, tapi setiap hari selalu menjadi hari yang kosong bagi Riisa, membuatnya sering berpikir ‘apa suaminya memiliki simpanan diluar sana’ Toshiya memang sering jarang pulang kerumah, dia lebih sering tinggal di hotel. Tak jarang juga Riisa merasa menjadi single parents walau semua biaya hidup masih sepenuhnya didukung oleh Toshiya.
Riisa membiarkan Shori bermain sendiri, Riisa hanya memperhatikan anak kesayangannya itu dari jauh, sesekali wanita itu tersenyum dan melambai pada Shori yang sedang asik bermain kesana dan kemari.
“Riisa, Ohisasiburi desune~ genki ka?” Seorang pria dengan kantong belanjaan menghampiri Riisa yang sedang melamun.
Riisa memicingkan matanya sedikit, mencoba mengingat sosok yang ada didepannya, sosok laki-laki yang perlahan dia ingat. “Yuma? Nakayama Yuma? Aikawarzu, genki. Anata?” Riisa mengingatnya, dan menjabat hangat tangan Yuma.
Yuma pun membalas jabatan tangan hangat itu. “genki mo, sedang apa disini? Suami mu mana?” Tanya Yuma basa-basi.
Tak lama, lelaki itupun didik dibangku kosong disebelah Riisa. Sesaat Riisa terdiam, lalu menatap Yuma dengan tatapan yang menyedihkan.
“Suami ku sibuk bekerja, aku hanya sedang menemani Shori” Ucap Riisa lalu tersenyum.
“Shori? Anakmu ya? Senangnya sudah berumah tangga, pasti banyak yang beda ya” Yuma tertawa sembari menatap langit-langit atap yang kosong. “Riisa, gomen ne. aku harus segera pulang. Sayuran ini akan menjadi layu jika tidak diolah dengan segera. Ini kartu namaku, mainlah lain kali, rumah ku dekat dengan sini kok. Jyaa ne”
Perlahan sosok Yuma menghilang begitu saja, Riisa merasa lega karena tak ada rasa canggung diantara mereka saat berbicara tadi, tak seperti SMU dulu, saat mereka masih menjalin hubungan yang spesial.
=====================================================================================
“Niichan, sampai kapan kau akan terus begini? Masa lalu mu harus dilupakan” Gadis kecil itu memotong sayuran dengan kesal, memarahi kakak laki-lakinya yang sampai saat ini masih saja melajang.
“Urusai! Bukan urusan mu tau! Kau juga sampai SMU begini belum punya kekasih, apa kau masih mau terus menunggunya?” Di sebuah apartemen kecil milik keluarga Nakayama itu, Yuma malah balik bertanya pada adiknya Aichi.
Kakak-beradik ini sama-sama masih terkait dengan masa lalu, bagi Yuma dia akan merebut masa lalunya yang membahagiakan seperti dulu, dan bagi Aichi, dia pasti akan menemukan sosok laki-laki yang pernah membuatnya benci setengah mati hingga akhirnya Aichi mencintai anak laki-laki itu.
#FLASH BACK#
Yuma bersiap memukul bola yang akan dilempar oleh temannya, Yuma memang kapten tim baseball sekolahnya, dia sangat terkenal saat itu, setiap latihan selalu banyak wanita yang menontonnya. Bahkan sampai rela menunggunya, selain keren Yuma juga sangat berbakat.
“Pukul yang kencang Yumaaa” Suara teriakan wanita yang menontonnya terdengar mengangkasa.
Taaaakkkkkkk
Tepat sasaran, pukulan itu tepat mengenai bola tersebut dengan keras, dan bola tersebut pun melambung tinggi dan jauh. Yuma berlari, mengitari lapangan, syarat mutlak untuk memenangkan permainan kali ini.
Buuuggghhhtttt
“Yuma, bola mu mengenai ketua osis” Kento berteriak dari tepi lapangan, membuat Yuma menghentikan larinya dan menghampiri seorang gadis yang dibilang oleh Kento tadi.
Yuma berlari sekuat tenang, menuju UKS, ternyata gadis yang dimaksud sudah ada didalam UKS, terbaring dengan lemas dan tak sadarkan diri.
Pllleeetttaaakkkk
Sebuah gatakan tepat menhantam dikepala Yuma, sang kaptem tim baseball itu. “Baka!” Ucap gadis tersebut.
Yuma dengan ikhlas menerima gatakan keras itu, dia mengaku kalau dirinya salah. “Daijoubu ka ketua osis?” Tanya Yuma dengan polos, bahkan dia sama sekali tidak tau nama gadis yang ada didepannya.
Pertemuan konyol yang tak pernah terhapus dari benak Yuma itu menjadi awal yang indah dalam hubungan mereka, walau keduanya sering tidak menampakan sikap aslinya, lebih sering kikuk saat bertemu dan berkencan tapi hubungan mereka berjalan terus dan berjalan dengan baik, sampai saat kelulusan mereka berpisah.
Riisa pun dijodohkan oleh orang tuanya dengan seseorang yang umurnya berbeda 6 tahun darinya. Dan saat itu, Yuma tak pernah bertemu dengan Riisa lagi.
=====================================================================================
Aichi yang membenci suara gitar juga tak pernah menyukai siapapun yang bermain gitar dihadapannya, walau kakanya Yuma sering bermain gitar, Aichi tak pernah mau kakaknya bermain gitar dihadapannya.
Tapi saat dia sekolah disebuah sekolah musik, dia bertemu dengan seorang anak yang senang sekali bermain gitar dihadapannya. Aichi sudah berkali-kali bilang kalau dia membenci gitar, tapi anak laki-laki itu tak pernah berhenti untuk terus bermain gitar dihadapan Aichi.
“Ike! Hayaku Ike! Baka na otoko” Aichi yang saat itu masih berumur 5 tahun memerintahkan lelaki itu, lelaki dengan wajah yang sangat imut, lelaki yang dengan bodohnya sering sekali bermian gidar dihadapannya.
Lelaki it uterus bermain gitar dihadapan Aichi, tanpa berkata sedikitpun lelaki it uterus memadukan suara dengan gitarnya.
“Kimi no egao de kore dake no hito ga waratte iru no ni.
Hitori janai to kizuite hoshii yo
Itsuka sono namida mo egao ni kawaru hi ga kuru kara.
Kimi ni wa zutto waratte ite hoshii yo”
Lagu yang sama sekali tidak pernah Aichi dengar sebelumnya. Lagu yang selalu didendangkan oleh anak laki-laki itu, walau umurnya masih terbilang kecil, tapi anak laki-laki itu sangat pandai memainkan jemari dengan senar gitar yang sebenarnya bisa membuat semua orang terhanyut dengan permainannya.
Sebulan, Dua bulan, Tiga Bulan, sampai akhirnya ujian kenaikan tingkat, setiap hari Aichi mendengar alunan merdu suara anak laki-laki itu, sampai suatu hari dia tak mendapati laki-laki itu bermain gitar dihadapannya, Aichi yang saat itu mengambil sekolah music piano berlari menuju kelas music gitar.
“Anou, apa kau tau seseorang yang dari kelas ini, tingginya sekitar segini, dia disini, apa dia masuk?” Dengan panik Aichi bertanya pada seorang anak perempuan dikelas itu.
“Mungkin kau kira Ryutaro, dia sudah pindah. Memangnya kenapa?” Tanya gadis kecil yang tomboy yang ada dihadapan Aichi itu.
“Betsuni. Arigatou na” Aichi berjalan dengan lemas menuju kelasnya, kebenciannya pada gitar menimbulkan rasa suka pada anak laki-laki yang tak pernah berhenti menyanyi itu, mungkin Aichi masih kecil, tapi dia mengerti kalau dia menyukai Ryutaro.
FLASH BACK END
=====================================================================================
Shori melahap es krim yang dibelikan oleh Riisa dengan penuh semangat, disebuah café bernama moe moe kyun café, tempat Riisa dan Toshiya dulu sering menghabiskan waktu bersama, Riisa termenung, memikirkan masa-masa indahnya dengan Toshiya sebelum Toshiya menjabat sebagai pimpinan di perusahaan milik ayahnya.
“Mama kenapa melamun?” Shori mengagetkan Riisa yang sedang terdiam.
Riisa hanya menggeleng, lalu tersenyum. “Habiskan es krim mu. Setelah itu kita pulang. Jangan bilang-bilang Papa kalau kita makan es krim ya” Riisa tersenyum lagi, lalu menyuapi Shori es krim yang ada dihadapannya. “Mama mau ketoilet dulu ya, kau disini ya” Riisa menarik tas tangannya, dan berlajan menuju toilet, meninggalkan Shori sendiri.
Perlahan air matanya terjatuh, dia merasa dirinya kini menyedihkan, menjadi istri yang tak pernah merasakan indahnya berkeluarga, bemain bersama sekeluarga.
Flip
Riisa membuka ponselnya. Menekan tombol call pada sebuah kontak ‘Miyacchi’ kontak dengan nama Miyacchi adalah nama Toshiya, sejak pacaran dulu mereka sering menggunakan nama panggilan, dan Riisa memanggil Toshiya dengan panggilan ‘Miyacchi’
“Moshi-moshi. Kau ada dimana?”
“Hah? Apa? aku tak bisa mendengarmu. Aku sedang didalam ruang presentasi. Kirim e-mail saja”
Tuuuuuuuuuuuuuttttttttt
Sambungan telepon itu terputus, diputuskan oleh Toshiya lebih tepatnya. Riisa mengela nafa dengan berat.
“bisa kah minggu ini kau pulang kerumah? Habiskan sehari saja waktu dengan Shori dan aku tentunya ku mohon, Shori mulai menanyakan mu terus.”
Send
Tombol itu ditekan, dan beberapa detik kemudian e-mail tersebut sudah terkirim.
=====================================================================================
Aichi menyantap kare yang dibuatnya, “Habis ini aku mau latihan disekolah” Ucapnya pada Yuma.
“Hah? Hari libur begini tetap latihan?” Tanya Yuma dengan histeris.
Aichi hanya mengangguk. “Salah sendiri dirumah ini tidak ada piano, ayo pulang saja ke NewYork” Aichi memajukan bibirnya, lalu mendelik tajam pada kakaknya itu.
Sejak kecil Yuma dan Aichi memang tidak tinggal dengan orang tuanya, saat masih kecil mereka memang bersama ibunya, tapi semenjak Yuma masuk SMU, ibunya menyerakhan tanggung jawab penuh pada Yuma untuk menjaga Aichi, akhirnya mereka tetap di jepang untuk melanjutkan study mereka masing-masing.
“kau saja yang pindah, pekerjaan ku kan disini” Ucap Yuma kesal. Kakak-beradik ini memang sering bertengkar, mereka berdua bagai tikus dan kucing.
Aichi mencuci semua piring dan perabotan bekas mereka berdua, lalu pergi dengan menggunakan sepedanya, karena sekolah yang dekat, Aichi memilih menggunakan sepeda untuk menghemat waktunya.
Dalam kurang dari 5 menit Aichi sudah sampai disekolahnya, tak ada orang disana, hanya ada beberapa anak seni music, dikarenakan mereka akan ada lomba jadi seriap anggota diwajibkan berlatih sekeras mungkin.
““Kimi no egao de kore dake no hito ga waratte iru no ni.
Hitori janai to kizuite hoshii yo
Itsuka sono namida mo egao ni kawaru hi ga kuru kara.
Kimi ni wa zutto waratte ite hoshii yo”
Samar-samar Aichi mendengar petikan gitar yang dipadu dengan suara yang berat dari seorang laki-laki, laki-laki yang bersuara sangat berat, bukan seperti suara beberapa tahun yang lalu , suara cempreng yang pernah dia dengar di sebuah sekolah musik, tapi lagunya masih sama. Lagu yang tak pernah dia dengar, dia hanya pernah mendengarnya dari seorang laki-laki bernama Ryutaro yang dia suka dulu.
=====================================================================================
TBC dulu. comment are love
Kyaaaa... Ayo lanjut!
BalasHapusRyu beneran gak sih tuh? =.=
waaaaa lisa,, bagus lho.. Ryu kayaknya keren di fict ini.. waaaaaa.. mana nggak lama dia 17 tahun lagi.. ayoo lanjut.. ditunggu lho..
BalasHapusAda apeu ini?? napa TBC?? saia kira onsehot... #Plakk
BalasHapusTypo dikit...ada satu tapi gak ganggu.. :P
ceritanya masih samar2 jadi sedikit bertanya2..hahaha..
Miyacchi disini kok tampak keren ya??hahaha..
oke lanjut~ :)
whaaaa..... sugooooiii!!! tapi sayang, gantung bgt ma T_T
BalasHapusma, ayo lanjutin!!! penasaraaan XD
daisuki daisuki daisukiiii!!!! >°<
ganbatte maa!!!
Kak..... HAAAAA!!! Paraaaah kereeen
BalasHapusCara pengemasan kakak buat fanfictnya baguuuuss!! Aku next ke chapter 2 yaaa. Bikin tertarik buat baca lanjutannyaaa :')