“Senpai, jadi apa keputusan mu?” Junior diclub pemandu sorak mendatangi Sakura yang sedang membaca dikursi taman sekolah. “Sore nanti temui aku dilapangan. Aku akan lihat aksi kalian dan aku akan tentukan siapa yang pantas mengantikan posisiku sebagai leader” Dengan dingin Sakura memerintah pada juniornya. “Megumi chan, Senpai Sakura itu dingin sekali ne?” Senpai. Ya memang semua junior mengaggap Sakura hebat tetapi dingin.
Halaman 30 : Tidak ada cinta
“Dimana kasih itu? Dimana sayang itu? Pancaran cintanya tak pernah ku rasa” Sakura paham betul isi buku itu. “Nan daijobu ka? Aku mencari mu kemana-mana, pulang nanti temani aku ke toko buku ne?” Yuma datang mengagetkan Sakura yang mulai menagis. “Gomen na, aku tak bisa, aku harus menyeleksi leader pemandu sorak” Yume tersenyu. “Jadilah senpai yang hebat”. “Yuma chan, apa kau pernah merasakan cinta?” Yuma tersentak mendengar pertanyaan Sakura. “Iya, aku pernah jatuh cinta pada seorang gadis yang mempunyai sikap yang dingin, dia hebat sekali” Sakura menyeringatkan dahinya. “Maksudmu?” Tanya Sakura. “Kau. Aku menyukaimu Sakura chan”Yuma mendekat pada Sakura. Wajah Sakura datar. “Jangan Yuma chan” Sakura memberontak atas apa yang dilakukan oleh Yuma. “Hentikan!” Yuto datang seperti pahlawan ditelevisi. “Kau lelaki pengecut!” Yuma tersenyum licik melihat Yuto yang tengah memeluk Sakura. “Aku tak percaya akan hal itu Yuto chan” Sakura menjatuhkan air mata. “tapi kau harus percaya.Ini buktinya,Yuto menunjukan potongan Koran berita satu tahun yang lalu. Yuma dikeluarkan karena dia memperkosa seorang disekolah” Yuto memeluk Sakura yang masih tidak percaya dengan hal itu. “Sakura, aku akan menunggumu, aku akan mengantarkan kau pulang” Yuto menunggu disudut lapangan. Sekolah telah memproses Yuma. Dia dikeluarkan hari itu juga. “Arigatou” Sakura menuju lapangan menghampiri Seniornya yang sudah menunggu. “Baik, aku akan umumkan lusa” setelah menyeleksi dengan beberapa tahap. Sakura telah menyiapkan dua nama dan harus ia pikirkan matang-matang. “Ayo”. Sakura mengajak Yuto yang mulai mengantuk menunggu. Yuto tersenyum tampak gigi gingsulnya, membuat senyumnya terlihat kawaii. “Kau hebat ne Sakura chan, tapi tadi siang kau tidak apa-apa bukan?” Yuto mecoba mencairkan suasana. “Tidak apa-apa. Eh, aku sangat suka dengan buku pemberian mu. Thanks you ne” Yuto tersenyum. Yuto mencoba mengenggam tangan Sakura. “Baka desu yo Yuto Chan!” Yuto mengurungkan niatnya lagi. “Hmm, biasanya aku bertemu dengan Kento” Yuto melirik kesana kemari mencoba mencari adiknya. “Kento siapa?” Tanya Sakura. “Watashi no Otouto desu” Jawab Yuto. “Niichan, wah kau bersama pacar mu ne?” Kento datang mengagetkan Yuto. “Eh. Baka yo. Ini teman ku. Sakura chan”. “Un. Yoroshiku. Sepertinya aku mengenalmu, kau ketua pemandu sorak ya? Aku sering melihatmu.” Kento yang memang anak basket langsung mengetahui jati diri sakura. “hai. Yoroshiku. Sudah tidak lagi. Aku sudah turun jabatan. Sebentar lagi kami naik kekelas tiga dan akan lulus” Sakura menjelaskan dengan malu. “Ayo pulang” Kento menarik tangan Yuto. “Aku akan mengantar Sakura chan dulu. Sudah sana kau pulang duluan” Kento meluncur menghampiri fuma sahabatnya. “Kento mirip sekali dengan mu. Ja” Sakura tersenyum merapihkan seragamnya sebelum memasuki rumah. “Hai. Dewa mata ashita” Yuto melambaikan tangan dengan tersenyum manis.
Halaman 111 : Satu Cinta Yang Terpendam.
“Indah sekali melihat keluarga itu. Tetapi terlalu menyayat hati” Sakura membuka halaman demi halaman. Hingga air matanya terjatuh.
Halaman 150 : Tanya dan Keraguan
“Mengapa? Mengapa kau melahirkan ku kedunia ini?”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks For Leave A Coment