Fanfiction
Title : Yakusoku (Part 2-END)
Genre : Romance and a bit of friendship
Ratting : PG, sedikit nyerempet
Author : Lisa Wulan Novianti
Cast : Kamiyama Tomohiro X Morimoto Riisa (OC), Shigeoka Daiki X Minamoto Yuuki (OC), Kotaki Nozomu X Sugawara Ichiko (OC)
1st Day
Keempat anggota osis itu belum pulang kerumah, seperti biasa mereka berkumpul di ruang yang selalu mempertemukan mereka. Tanpa banyak basa-basi mereka mulai berpikir apa yang harusnya mereka melalukan untuk membantu Kamiyama dan Riisa.
“Aku benar-benar tidak tau, maksud mempersatukan mereka itu apa?” Tanya Shige yang terlihat sedang berpikir keras.
“Hmmm, maksudnya mempersatukan mereka itu mungkin membuat mereka damai dan tidak bertolak belakang lagi” Jawab Ichiko menerka.
“Mungkin betul seperti itu, tapi aku juga tidak tau” Yuuki ikut berbicara, sementara Nozomu terdiam, dia masih memejamkan mata dan masih terlihat berfikir dengan keras.
Hari ini hujan turun dengan derasnya. Kedua pasang kekasih yang sedari tadi asik mencari solusi atas masalah yang sedang mereka hadapi akhirnya memutuskan untuk pulang.
“Chotto, sedang apa Riisa senpai dan Kamiyama senpai disana?” Ichiko yang matanya masih sangat jelas dan tajam menyadari keberadaan Riisa dan Kami.
“Mana sih sayang ku? matamu itu tajam sekali ya. Aku jadi tambah cinta dengan mu” Nozomu mensipitkan matanya dan mencari kedua sosok orang tersebut.
“Disana loh Nozom” Yuuki menunjuk kearah mereka berdua.
Perlahan namun pasti sosok tersebut semakin nyata dan benar adanya kalau sosok tersebut adalah Kamiyama dan Riisa.
“Hujan, aku malas pulang. Lagi pula aku lupa bawa payung” Ucap Riisa yang sedang ada didalam tubh Kamiyama.
“Dasar wanita macam apa kau ini tidak prepair?” Kini Kamiyama yang suaranya berubah menjadi manis menggerutu sembari mencubit pipi Kami.
“Itaaiii. Baaakkkaa. Lagi pula aku kan sedang ada didalam tubuh lelaki ceroboh yang brandal dan bodoh!” Jelas Riisa.
“Itu tubuh ku Riisa chan =____= aku membawa payung. Akan ku antar kau sampai rumahku” Seru Kamiyama dengan lembut.
Kami membuka payung milik Riisa yang cukup besar dan menyuruh Riisa masuk kedalam payung tersebut.
“Payung ini tidak cukup besar untuk kita berdua Kamichan” Gerutu Riisa yang bajunya sedikit terkena air hujan.
Tanpa banyak basa-basi Kami yang jelas-jelas menggunakan tubuh Riisa merangkul Riisa kedalam dekapannya.
“Kalau begini cukup kan?” Tanya Kamiyama.
“Iya cukup! Tapi aku ini malu. Masa iya lelaki yang didekap oleh wanita. Harusnya kan kau yang aku dekap seperti ini” Gerutu Riisa lagi.
“Yasudah kalau begitu kau saja yang dekap tubuhku” Jelas Kami.
“Tidak mau. Aku kan yang wanita. Kau yang laki-laki”
“Tapi kau ada didalam tubuhku. Yang ada kau yang membuat ku malu”
“Yasudah kalau begitu cepat. Sebelum ada yang melihat”
Akhirnya dengan berat hati Riisa mendekap Kami yang sebenarnya adalah tubuhnya. Dengan begitu orang akan mengira Kami adalah lelaki, jiwa yang tertukar sangat menyusahkan.
Kedua pasang kekasih yang sedari tadi asik mendengarkan percakapn mereka itupun tertawa geli.
“Ternyata memang benar. Kalau jiwa mereka tertukar” Decak Nozomu disela tawanya.
“Ehh, Yuuki chan. Aku jadi envy sama mereka berdua” Tiba-tiba Shige membuka payung beningnya yang transparan dan memeluk Yuuki masuk kedalam payung tersebut.
“Jyaaa. Kami balik duluan” Teriak Shige dan meninggalkan Nozomu dan Ichiko.
Tiba-tiba saja wajah Ichiko berubah menjadi merah. “Etto, aku juga harus pulang Nozomu chan. Jya ne” Seru Ichiko dengan samar dan pelan.
“Chotto, pakai jaket ku. diluar dingin. Aku masih akan disini. Jaga dirimu baik-baik ya Ichi chan. Suki da yo” Ucap Nozomu sembari memakaikan Jaket yang dikenakan oleh Nozomu.
=====================================================================================
KAMIYAMA POV
Aku merasakan dekapan hangat tubuhku sendiri, sejujurnya aku tidak berani melakukan hal ini, tapi kalau tidak begini sama saja dia menjatuhkan derajatku. Tubuh wanita ini, semakin hari aku semakin tahu bagaimana rasanya menjadi wanita. Menjadi wanita itu ada hal asik dan ada hal yang tidak asik. Terlebih saat aku harus merasakn nyeri datang bulan seperti saat seperti ini. Tapi aku jadi mengerti beratnya menjadi wanita. Oleh karena itu aku harus lebih menghargai wanita. Dan ku rasa aku juga mulai menyukai gadis ini.
“Kau manis ya Riisa. Aku suka sekali saat menatap cermin. Seakan aku dapat memandang wajahmu tanpa gangguan” Ucap ku disela-sela perjalanan kami.
“Baakaa. Jangan gombal. Aku tak suka” Jawabnya dengan lembut. Aku benci saat dia berbicara dengan lembut. Benar-benar menjatuhkan derajatku =____=
“Tidak, aku tidak gombal. Itu kenyataan. Pasti kau sudah berpengalaman dengan berbagai macam type pria ya?” Tanyaku
“Nani? Aku belum pernah pacaran” Jawabnya singkat dan pelan.
Jadi selama ini, Morimoto Riisa yang ku kenal belum pernah pacaran? Hahahaha. sama saja denganku.
“Eh? Kalau aku sudah sering pacaran” Ucapku berbohong.
“Memangnya aku perduli kau sudah pernah pacaran beberapa kali atau tidak. Aku hanyan ingin kembali kedalam tubuhku. Hanya itu” Teriaknya dengan nada yang marah.
Aku tak tau salah kah aku bercerita seperti itu? Sepanjang sisa perjalanan ini dia hanya diam dan tidak berbicara apapun.
=====================================================================================
RIISA POV
Aku menutup payungku setelah tubuhku yang dihuni oleh Kamiyama benar-benar sampai dirumahku. Aku berlari dengan kencang. Mencoba melupakan apa yang baru saja aku dengar. Ku harap hujan akan menghapus semua apa yang ku dengar tadi.
“kalau aku sudah sering pacaran” Begitu katanya? Pasti dia juga sudah sering berciuman, yaa, aku tau pasti setiap brandal itu erat kaitannya dengan playboy bukan? Ahhh. Memang semua laki-laki itu sama.
Aku masih berlari sampai pada suatu jembatan. Hujan semakin deras mengguyur tubuh Kami. Aku tak akan perduli mau dia akan sakit atau tidak.
“KUUUSSSSOOOOOOOOO” Teriakku ditengah jembatan yang sama sepi, tidak ada orang yang lewat disini. Air mataku terjatuh saat teriakkan itu berhenti. Aku sendiri tidak mengerti apa hal yang menyebabkan aku menangis. Yang jelas dadaku rasanya sesak saat mengingat kata-katanya itu.
“Tadaima” aku membuka pintu dan sisambut dengan ocehan Okaasama. Biarlah, ini tubuh Kami kan, Kami yang diomelin bukan aku.
Aku ingin segera kembali kedalam tubuhku, aku ingin segera kembali berorganisasi lagi. Aku ingin kehidupanku kembali.
Hari ini, dirumah aku sama sekali tidak berbicara. Ini memang sifat asli Riisa, aku tidak akan berbicara pada siapapun sampai aku merasa lebih tenang. Ku tutup buku bahasa Inggris, pelajaran yang selalu membuatku tertarik tapi kali ini benar-benar aku sangat badmood untuk belajar.
Entah kenapa tiba-tiba aku ingin mengiri email pada Kami, atau aku telepon saja. Ahhh, tapi aku sendiri bingung apa yang akan ku katakana padanya?
Denwa da yo. Denwa da yo.
“Kami?” Kebetulan sekali.
“Moshi-moshi. Riisa chan?” Tanyanya dari sebrang sana.
“Ne? doushita?”
“Aku, aku ingin bilang kalau…”
“kalau apa?”
“Kalau aku ada tugas matematika yang belum kuselesaikan. Tolong kerjakan. Onegaishimasu”
Tiba-tiba saja aku tertawa sebesar mungkin. Bagaimana bisa kalau dia tau aku sedang sangat ingin tertawa. Kami chan bodoh. Aku mengambil buku matematikanya dengan segera. Kami berdua mengerjakan PR sambil tetap berbincang-bincang. Ternyata Kamichan memang tak seburuk yang ku kira.
“Oke. Jya mata. Oyasumi” Ucap Kami dengan lembut disebrang sana. Menyejukkan hatiku.
“Oyasumi” aku menutup flip teleponku dan memejamkan mataku dengan tenang.
=====================================================================================
2nd Day
Musim dingin kali ini terasa lebih dingin dari biasanya. Dingin di Jepang diperkirakan suhunya mencapai minus derajat celcius. Namun dinginnya suhu disini tidak menyurutkan semangat kedua pasang kekasih yang mencoba membantu rekannya itu.
“Kalian semua lihat sendiri kan kalau mereka bermesraan bersama. Sepertinya memang sudah ada getar-getar cinta diantara mereka” Seru Shige yang sedang memperhatikan Riisa dan Kami yang sedang memakan bekal mereka di bawah pohon taman belakang sekolah.
“Hmm, ku rasa juga begitu senpai” Tambah Nozomu.
“Ya.Ya.Ya memang benar. Langkah selanjutnya apa yang akan kita lakukan senpai?” Ichiko tak sabar dengan kelanjutan rencana mereka.
“Kita lakukan sesuai rencana saja dulu. Sesuai planning yang sudah kita rencanakan kemarin” Tambah Yuuki.
“Kamiiiiii, kembalikan jaket kuu. Dasar lelaki bodoh” Teriak Riisa tanpa sadar bahwa dirinya adalah Kamiyama. Shige, Nozomu, Yuuki dan Ichiko sama sekali tidak bingung mengapa hal tersebut terjadi.
“Aku tidak akan mengembalikan jaketmu. Biar saja. Kalau dingin kau ku peluk” Teriak Kami, yang juga tidak sadar kalau dirinya adalah Riisa. Kami sedang berlari membawa jaket milik Riisa.
“Baaakkkaa~ Kembalikan Kamiyama Tomohiro” Kini Riisa dan Kami berlarian di koridor sekolah yang sepi, sementara Shige, Nozomu, Yuuki dan Ichiko hanya tertawa kecil menyaksikan mereka .
Dan beberapa waktu kemudian mereka meninggalkan Riisa dan Kami.
“Hari ini menjalankan rencana bukan? Aku sudah menyembunyikan payung milik mereka berdua. Sepertinya hari ini akan hujan juga” Nozomu tersenyum dihadapan kedua temann dan pacarnya itu. Sambil menenteng dua buah payung bening milik Riisa dan Kami.
“Kau ini jahat ya Nozomu chan” kekeh Ichiko dengan manis.
“Tapi kau suka kan Ichi chan?” Balas Nozomu cuek. Tiba-tiba wajah Ichiko memerah dan menunduk dalam malu. Lucu sekali.
“Bagus sekali kerjamu Nozomu. Aku terkesan” Seru Shige.
“Kau juga jahat Shige chan” Ucap Yuuki.
“Habis kita memang harus melakukan ini bukan? Kalau tidak sama saja kita membiarkan mereka bertukar jiwa untuk selamanya” Jelas Shige.
Semuanya pun tersenyum puas atas apa rencana mereka.
Bel sekolahpun berbunyi, benar dugaan mereka semua, kalau hujan deras turun lagi hari ini.
“Kau lihat dimana payungku?” Tanya Riisa saat membuka loker milik kami.
“Tidak, aku ke lokerku ya. Hari ini aku membawa payung kok” Kami langsung pergi meningglkan Riisa menuju loker milik Riisa
“aaaahhhh, payung ku tidak ada. Hujannya deras sekali. Bagaimana ini? Kita tunggu sampai reda saja” Jelas Kami. Dan disertai oleh anggukan kepala dari Riisa.
Shige, Nozomu, Yuuki dan Ichiko memperhatikan terus gerak gerik mereka. Bodohnya mereka berdua sama sekali tidak mengetahuinya.
“Deras sekali. Apa tidak pulang saja? Ini sudah petang” Gerutu Riisa.
“Kau ini kan lelaki, wajar kalau kau pulang malam. Masalahnya bagaimana denganku?” Tanya Kami yang sebal menunggu terlalu lama.
“Aslinya kau ini kan laki-laki dan aku perempuan” Debat Riisa.
“Tapi aku berada dalam tubuh wanita tau. Kau sadar tidak? Aku itu menjaga tubuhmu baik-baik” Jelas Kami dengan nada yang sedikit membentak.
Riisa tertunduk lesu, dirinya benar-benar yakin kalau Kami bukanlah sosok orang yang seburuk mereka katakana kepadanya. Kami mungkin hanya anak lelaki yang bosan dengan kehidupan yang seperti biasa saja.
“Gomen na, aku membentakmu. Bukan maksudku membentakmu” Ucap Kami dengan lembut.
“AKU MEMBENCI MU! KENAPA KITA HARUS TERTUKAR SEPETI INI? KAU ITU BODOH BRANAL! BENAR-BENAR BODDDDOOOOHH!!!” Riisa berteriak dan berlari meninggalkan Kami.
Dengan secepat kilat Kami mengejar Riisa. “Gomen ne. Riisa. Chotto matte” kejar Kami berusaha cepat menerobos hujan dan angin yang deras.
Riisa tidak memperdulikan Kami, dia terus berlari menuju rumah Kami, rumah yang dia tempati setelah bertukar dengan Kami.
“Riisa. Matte” Kami berteriak lagi. “Kau bisa sakit kalau terkena hujan. Kau ini bodoh sekali” Teriak Kami.
Riisa berhenti dan Kami berhasil mengejarnya. “Dengarkan aku! Aku juga tidak tau kenapa kita bisa tertukar! Yang jelas aku akan menjaga tubuhmu ini. Ku mohon mengertilah” Ucap Kami ditengah hujan yang mengguyur mereka.
Kami memeluk tubuhnya sendiri, “Aku akan menjaga tubuhmu. Percayalah padaku” Bisiknya pada Riisa.
=====================================================================================
3rd Day
Kali ini bukan hujan yang turun melainkan salju tebal yang turun bagai permen kapas yang membuta mata semua yang memandanganya terkagum.
“Samui?” Tanya Shige pada Yuuki.
Yuuki mengangguk dan menatap dalam pada Shige. “Kenapa?” Tanya Shige bingung dan lagi-lagi Yuuki menunduk. Dengan cepat Shige memeluk tubuh Yuuki dari belakang. “Semoga dengan begini akan terasa hangat” Ucap Shige manis.
“Etto, senpai kau bermesraan disini sih? Buat envy saja” Cetus Nozomu yang baru saja masuk kedalam ruang osis yang sepertinya sudah beralih fungsi itu.
“Kau bisa melakukannya dengan Ichiko ne? jangan envy. Kita sudah sama-sama punya pacar. Bermesraan bersama pacar itu suatu hal yang wajar ne?” Shige meluruskan.
Nozomu mengagguk dan memperkerjakan dirinya dengan setumpuk berkas yang baru saja dia bawa.
“Gomen aku telat datang. Hari ini rencana kita apa?” Tanya Ichiko dengan nafas yang masih tersengal karena terburu-buru.
“Ahhh, daijoubu. Kita juga baru mulai” Balas Nozomu tenang.
Mereka duduk di bangu berdekatan. Tentunya Yuuki dekat dengan Shige bukan dengan Nozomu. Yuuki mulai membuka catatannya dan melihat apa saya planning yang sudah mereka susun.
“Riisa, malam natal tinggal beberapa hari lagi kan? Kau mau tidak menghabiskan malam natal bersama ku?” Tiba-tiba terdengar suara Riisa dari luar ruang osis.
“Eh?” Riisa tersontak. Dan kedua pasang kekasih itupun memperhatikan mereka dari dalam ruang osis. Dan tak lama Riisa mengagguk.
“Yatta. Akan aku traktir makan disuatu tempat” Jelas Kami.
“EH? Sama saja aku yang meneraktir diriku kan?” Tanya Riisa sadar kalau tibuh mereka masih tertukar.
“Hmm, sudah lupakan sejenak tentang masalah ini. Lagi pula aku mulai betah berada dalam tubuhmu” Kami memeletkan lidahnya lalu meninggalkan Riisa dikoridor sekolah.
“Bakkkkaaa~ Chotto mate neeeee” Riisapun mengejarnya.
Shige, Nozomu, Yuuki dan Ichiko tertawa terbahak-bahak melihat tingkah konyol mereka.
Tiba-tiba Shige tersenyum licik dan membisikkan sesuatu kepada ketiga orang lainnya.
=====================================================================================
4th Day
“Besok temani aku ke mall ya. Aku ingin membeli kamus” Seru Kami ditengah mereka sedang asik menyantap bento mereka.
“Baiklah. Eh, bentomu lucu sekali. Okaasan ne yang membuatkan?” Tanya Riisa.
Kami mengangguk. “Ibumu itu sangat memperhatikanmu. Beda dengan ibuku. Pastinya kau tau bagaimana sikap Okaasan kan? Dia tidak perduli bagaimana keadaanmu. Kau ini beruntung sekali” Kami mengucapkan kalimatnya dengan nada yang cukup lirih.
“Bodoh! Justru aku tidak mau diperhatikan seperti itu. Aku ingin bebas. Menjadi dirimu itu enak. Walau aku merindukan Okaasama, tapi jikalah disuruh memilih memiliki Okaasama seperti mu atau Okaasama mu aku akan memilih Okaasama mu. Itu lebih asik” Jelas Riisa.
Keduanya terdiam dan meneguk ocha mereka “Kita ini bertolak berlakang sekali ya?” Seru mereka berdua bersamaan.
Kini keduanya tertunduk dalam malu. “Maaf” Seru Kami duluan.
“Ahh, aku yang harusnya meminta maaf. Oiya kau mau bento ku?” Tanya Riisa mengalihkan pembicaraan.
Tanpa mereka sendiri menyadarinya kalau semakin hari hari mereka semakin bersatu. Yang mereka bicarakan juga hampir selalu sejalan, walau tetap memiliki perbedaan yang benar-benar terlihat jelas.
Tapi disisi lain, lebih banyak hal yang menyatukan mereka. Dan sebenarnya cinta yang seharunya bukanlah antara sempurna dan sempurna. Tapi antara ketidak sempurnaan yang bergabung dan pada akhirnya menjadi cinta yang benar-benar sempurna.
=====================================================================================
5th Day
Hari ini sekolah meliburkan muridnya. Karena perayaan tahun baru hanya tinggal beberapa hari lagi. Shige, Nozomu, Yuuki dan Ichiko memutuskan untuk bertukar hadiah dimalam pergantian tahun. Malam ini mereka memutuskan untuk kepusat perbelanjaan sekaligus double date.
“Huaahhh~ saljunya turun indah sekali. Malam ini indah” Teriak Yuuki saat semuanya sudah berkumpul di statius.
“Tidak-tidak malam ini tidak akan indah tanpa hadirnya kau disisiku” Teriak Shige dengan wajah yang aneh.
Nozomu dan Ichiko tertawa sedangkan Yuuki hanya tersimpu malu dibuat oleh Shige. Mereka akhirnya menuju ke mall yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka. Banyak hal yang mereka lakukan di dalam mall, makan bersama, karoke, berbelanja. Sampai membuat kado untuk pasangan mereka masing-masing. Benar-benar persahabatan yang menyenangkan.
“Ahh, purikura. Ayo kita foto bersama” Ucap Ichiko saat melihat kedai purikura dihdapannya.
“Hmm, baiklah” Yang lain menyepakati.
“Kita tunggu di box sini saja. Yang lain sepertinya ramai. Lagi pula ini box paling ujung sekali jarang disinggahi jadi sepi. Kita tunggu habis mereka didalam” Jelas Shige.
Dan ahirnya mereka menunggu diluar box purikura. Beberapa saat kemudian Foto keluar dari box tersebut berarti kalau orang yang didalam box itu sudah hampir selesai berfoto.
“Ehhh. Riisa senpai, Kamiyama senpai” Bisik Yuuki yang shock melihat foto yang keluar dari box tersebut.
“Sembunyi” Shige menarik tangan Yuuki dan Nozomu menarik tangan Ichiko, mereka bersembunyi dibalik box porikura tersebut dan mengintip.
Mereka masih terus memperhatikan gerak-gerik Riisa dan Kami. Sampai akhirnya mereka melupakan apa yang seharusnya mereka lakukan.
“Kita ikuti saja mereka” Ucap Nozomu sambil tersenyum licik. Yang lain hanya setuju. Sebenarnya mereka itu anak osis atau mata-mata sih?
“mereka makan di foodcourt” Ucap Yuuki pelan.
Dari jarak yang cukup aman mereka terus memperhatikan Riisa dan Kamiyama. Betapa kagetnya mereka kalau ternyata Riisa dan Kami bisa seromantis yang sedang mereka lihat. Walau yang mereka lihat juga kadang-kadang tingkah konyol Kami atau Riisa.
“ahh, kau mau tau saja apa yang aku beli. Tidak boleh dong” Jelas Riisa sambil menyembunyikan bungusan berwarna putih dan berpita merah itu.
“Tapi itu kan untukku Riisa chan. Jadi kau harus kasih tau dong. Kalau gitu aku juga tidak akan memberitahu kau apa yang aku beli” Kami menyembunyikan bingkisan yang dibungkus berwarna merah dan berpita putih itu.
“Lagi pula kalau diberi tau namanya bukan kejutan kan?” Tanya Riisa santai.
“Oiya ya? Aku ini memang bodoh” Balas Kami sambil menepuk Jidat Riisa pelan.
=====================================================================================
6th Day
Finally, kita harus atur rencana untuk besok serapi mungkin. “Shige senpai tolong tanyakan dimana mereka akan bertemu besok. Aku akan mengurus perlengkapan. Yuuki dan ichiko, kalian tolong Tanya Riisa senpai. Ingat usahakan mereka menepati janji kalau mereka harus datang kerumahku” Perintah Nozomu.
“Etto, Nozomu chan, aku Tanya Riisa senpai atau Kamiyama senpai? Mereka kan sedang tertukar dan hanya kita yang tau” Tanya Ichiko bingung.
“Aduuhh. Ichichan, kita kan sedang pura-pura tidak tau. Jadi kalian harus Tanya pada Kamiyama senpai yang ada didalam tubuh Riisa senpai ne” Jelas Nozomu dengan sabar.
Semuanya mulai bergerak. Shige menuju rumah Kami dan Ichiko serta Yuuki menuju rumah Yuuki. Pembagian tugas yang bagus oleh Nozomu. Dia memang wakil ketua osis yang baik.
Beberapa jam kemudian mereka kembali berkumpul dirumah Nozomu. Dan semuanya sudah mendapatkan hasil yang bagus. Begitu juga dengan persiapan yang dilakukan Nozomu. Semuanya sudah beres.
=====================================================================================
7th Day
Sejak siang hari seperti ini Nozomu yang keluarganya sedang berlibur dan dia tidak ikut karena mementingkan urusan kepentingan bersama Osisnya. Setelah meminta izin untuk mengadakan perayaan malam pergantian tahun dirumah, dan orang tua Nozomu mengizinkannya. Nozomu, dibantu dua sahabatnya dan seorang pacara yang selalu mendampinginnya itu melakukan persiapan utnuk peseta. Memang mereka hanya menyiapkan dekorasi dan perlengkpannya saja. Nozomu telah memesan makanan untuk hidangan yang akan disediakan.
“Semuanya beres? Mereka akan datang jam berapa?” Tanya Nozomu yang baru saja selesai merapihkan meja taman yang letaknya tak jauh dari kolam berenang itu. Mereka memang mengadakan garden party. Meski salju turun, tapi rumah Nozomu memiliki atap transparent, sehingga tidak akan mengaggu mereka yang ingin mengadakan outdoor party tapi tetap bisa melihat indahnya salju turun.
“Jam 7 malam. Aku harap mereka datang secara bersamaan” Jawab Shige.
“Apa yang akan kita lakukan ini akan berhasil? Aku sama sekali tidak yakin ya?” Yuuki murung.
“Semoga saja ini berhasil. Kau harus semangat Yuuki chan. Riisa senpai akan kembali seperti dulu” Ichiko menyemangati. Dan dibalas oleh senyuman manis dari bibir Yuuki.
Akhirnya jam 6.50 belum sampai jam 7.00 pm mereka sudah sampai dirumah Nozomu.
“Huaaahhh~ setnya indah sekali Nozomu. Kakkoi” Puji Kami chan yang seberanya Riisa.
“Ini biasa saja. Tapi keseluruhan cukup indah” ucap Riisa.
Mereka duduk dibangku merka masing-masing. Diatas terlihat salju yang turun dengan indah bagaikan bunga sakura. Diatas meja tersedia hidangan yang menggiurkan selera. Ada banyak tawa dan canda diantara mereka saat itu.
“Aku ingin ketoilet sebentar Nozomu” Ucap Kami yang sebenarnya adalah Riisa.
“Aku antar senpai Kamiyama ne?” Tawar Ichiko.
Kamiyama yang sebenarnya Riisa berdiri dan diikuti oleh Ichiko. Riisa berjalan di tepi kolam.
Byuuurrrr. “Ahhhhh. Senpaiii. Kamiyama senpai tercebur” Teriak Ichiko dengan keras. Beberapa detik kemudian mereka semua panik. Tidak ada yang bisa berenang diantara merka. Sementara Kami yang sebenarnya Riisa sudah berteriak meminta tolong, karena aslinya Riisa memang tidak bisa berenang.
=====================================================================================
RIISA POV
Aku merasakn tubuh Kamiyama berat sekali didalam air. Aku juga tidak bisa melihat apapun di air malam ini. Yang aku dengar hanya teriakan Yuuki dan Ichiko dan kepanikan mereka.
Aku terus berusaha mencapai udara agar aku tetap bisa menghirup udara. Bodoh sekali.
Tak lama aku mendengar seseorang menceburkan dirinya kedalam air. Ku mohon tolong aku. Perlahan tubuh Kami terasa lebih berat. Pandangan ini juga sudah mulai kabur. Perlahan mata ini tertutup dan….
=====================================================================================
“Ahhh. Senpai Riisa, tolong Kamiyama senpai. Shige chan tolong Kamiyama senpai” Yuuki panik sejadi-jadinya.
“Aku tidak bisa berenang Yuuki chan. Aku juga takut” Seru Shige panik dan segera mencari bantuan.
“nozomu tolong Kamiyama senpai. Dia bisa tenggelam” Teriak Ichiko yang juga panik.
Keadaan kacau. Kolam berenang Nozomu itu cukup dalam. “Aku juga tidak tau harus berbuat apa Ichi chan” Nozomu memandang kearah Riisa yang sebenarnya Kamiyama.
Dengan cepat Kamiyama yang masih didalam tubuh Riisa melompat kedalam air. Walau sebenarnya dia juga tidak bisa berenang. Riisa dengan tubuh Kami berusaha untuk menyelamatkan tubuhnya yang berjiwa Riisa.
=====================================================================================
KAMIYAMA POV
Dengan segenap tenaga dan keberanian yang ku punya aku memberanikan diri berenang dengan tubuh gadis kecil ini. Aku tau tubuhnya pasti ringan dan semoga saja bisa mengambang di air.
Tubuh ini berat sekali berada didalam air. Padahal aslinya berat gadis itu tidak sampai 50 kg. kenapa bisa-bisanya tenggelam didalam air?
Aku mencari sosok tubuhku didalam air yang keruh oleh buih yang di buat Riisa. Perlahan aku melihat kemeja merah yang Riisa gunakan. Kami memang janjian akan menggunakan baju berwarna merah. Aku semakin tenggelam jauh. Tapi aku menemukan tubuhku yang sudah tak sadarkan diri. Kalau kami harus mati dengan cara seperti ini, aku kan terima. Tapi Tuhan, berikan aku kekuatan untuk memeluknya dan memberikan sisa napasku yang tersisa. Aku merengkuh tubuh ku sendiri, dan ku peluk tubuhku. Aku tau ini tubuhku memang terasa aneh. Tapi didalam tubuhku ada Riisa, dan sejujurnya aku menyukai Riisa setelah apa yang kita alami bersama. Nafas ku mulai tercekar. Ku dekatkan wajah ku kedekat wajahnya. Aku mencium bibirnya, ku berikan sisa udara yang ku punya. Biarlah kami pergi ke surge bersama. Mungkin ini memang sudah jalan tuhan.
Perlahan tubuh kami beruda terasa semakin berat. Aku tetap memeluknya, semakin jauh kedasar kolam. Dan semakin jauh. Mataku tertutup rapat, nafaku rasanya tercekik. Tuhan, sampaikan perasaanku pada Riisa, kalau aku mencintainya.
=====================================================================================
Mereka berdua tenggelam bersama didalam air kolam yang cukup dingin itu.
“Chiiggauuu senpaaaiiii” Teriak Nozomu yang sudah meneteskan air mata.
Shige datang dengan dua pelambupng ditangannya. “Sudah terlambat. Mereka tenggelam” Jelas Nozomu yang menyesali tindakannya.
Wajah Shige dan Yuuki shock dan pucat. Tidak mungkin mereka meniggal dihari seindah ini. Shige dan Yuuki tidak percaya. Air mata Yuuki terjatuh, Shige pun merengkuh Yuuki kedalam pelukannya.
“Tidak mungkin kan Nozomu chan” Tanya Ichiko yang wajahnya sudah banjir dengan air mata.
Mereka semua terdiam tanpa melakukan apapun. Semuanya seperti tersihir oleh keadaan ini.
Tak lama bantuan dari rumah sakit datang. Keduanya ditolong oleh tim medis. Dan disaat itu juga mereka diberu pertolongan oksigen. Shige, Nozomu, Yuuki dan Ichiko menunggu diluar kamar tamu.
“Yokatta, mereka masih bernafas” ucap dokter yang keluar dari ruang tersebut.
“Kalau bisa setelah sadar suru mereka cepat menganti bajunya. Atau kalian mau menggantikan baju mereka?” Tanya dokter tersebut.
Keempatnya menggeleng. “Aku akan pakai penghangat ruangan” Jelas Nozomu.
Lalu merekapun masuk kedalam ruang kamar tidur tamu tersebut. Keempatnya memandangi Riisa dan Kami yang sedang tertidur lengkap dengan oksigen di mulut mereka masing-masing.
Perlahan mata Mereka berdua terbuka. Dengan senang keempat orang tersebut tersenyum manis dan menatap lekat pada Kami dan Riisa.
“Sudah baikan?” Tanya Nozomu yang benar-benar merasa bersalah.
“Kami chan. Aku sudah kembali” Teriak Riisa dan langsung melepas selang oksigennya.
“Riisa, aku juga” Teriak Kami dan langsung memeluk tubuh Riisa.
“Ehheeemmmm. So, kami tau semuanya. Yokatta kalau kalian sudah kembali” Jelas Shige sambil tersenyum. “Oiya, kalian ganti baju dulu ya. Ini bajunya. Sudah stabilkan?” Shige menunjuk baju yang terletak disisi mereka.
Beberapa saat kemudian mereka keluar dengan kaos dan celana milik Nozomu untunglah baju yang disedikan cukup.
“Etto, Sebenarnya apa yang menyebabkan kalian bisa bertukar jiwa?” Tanya Nozomu penasaran saat semuany sudah berkumpul didalam ruang makan.
Keduanya mengangguk dan hanya meneguk segelas susu coklat hangan yang dibuatkan oleh Yuuki dan Ichiko.
“Etto, yang aku ingin kata kan saat ini hanya….” Kami bangkit dari duduknya dan menghampiri Riisa yang duduknya agak berjauhan.
Kami melingkarkan tangannya dipundak Riisa “Kalau aku menyukai Riisa”
Setelah itu wajah Riisa menjadi merah padam. “Aku berjanji aku akan berubah menjadi baik. Karena ternyata menjadi anak baik itu tak seburuk yang ku kira” Jelas Kami.
“Hey, Morimoto Riisa, kau mau kan menjadi kekasihku?” Tanya Kami sambil mencium pipi Riisa sesaat.
Riisa mengagguk dan tersenyum dalam malunya. Semuanyapun bertepuk tangan dan tertawa.
“Kita tidak lanjutkan party kita?” Tanya Shige.
“Mau mereka tenggelam lagi? Kita lanjutkan disini saja” Usul Nozomu.
Malam itu, sampai pada pergantian tahun, mereka menikmatinya bersama. Saling bercerita, tertawa bersama, dan bersenang-senang.
“Ini untukmu Riisa chan” Ucap Kami disaat mereka sedang berdua sembari memberi Riisa bungusan yang sudah dia beli.
“Eh iya. Ini untukmu” Balas Riisa member bingisannya.
Mereka membuka kadonya bersamaan. Riisa memberi Sweater rajut berwarna putih. Dan Kami member Riisa jaket manis berwarna putih.
“Kawaiii” Dejak Kagum Riisa memuji pemberian Kami.
“Arigatou. Ini juga bagus sekali. Ku kira kita tidak akan bisa kembali. Dan ku kira aku tidak akan bisa mengatakan cinta padamu” Ucap Kami sembarang.
“Ehhh? Aku juga berfikir seperti itu” Balas Riisa malu-malu.
“Mungkin karena saat kau tenggelam aku mencium mu kali ya. Tuhan mengizinkan kita utnuk bersatu” Ucap Kami.
“Nani? Kau mencium ku tanpa izin?” Riisa menutup bibirnya, dan wajahnya tampak shock.
“Iya, Gomen ne. habis aku….” Kami mengantungkan kalimatnya. Dia menarik wajah Riisa dan mencium bibirnya ditengah pemandangan taman yang indah.
==============================END===========================================
Thansk you for your reading. Comment are love.
Happen to be trying to find this and learned much more than anticipated in this article. Thanks.
BalasHapusWeight Loss Program.
so sweet
BalasHapus