Title : Yakusoku
Genre : Romance and a bit of friendship
Ratting : PG, sedikit nyerempet
Author : Lisa Wulan Novianti
Cast : Kamiyama Tomohiro X Morimoto Riisa (OC), Shigeoka Daiki X Minamoto Yuuki (OC), Kotaki Nozomu X Sugawara Ichiko (OC)
Yakusoku
“Omedetou. Omedetou Senpai” Aku menatap kedepan dari podium yang cukup besar di aula sekolah. Hari ini adalah hari resmi dimana aku dilantik menjadi ketua osis, sejak pertama amsuk di SMU aku memang sudah mengincar posisi ini. Maka dari itu, saat pertama masuk juga aku sering mencuri perhatian senpai di Osis agar aku bisa bergabung dengan Osis.
“Omedetou, walau sebenarnya agak berat melepas jabatanku” Shigeoka Senpai memberiku selamat dan menjabat tanganku, dia lah yangselama ini membantuku, aku sering mengatur kedisiplinana murid-murid sekolah. Sehingga sekolah kami terkenal dengan kedisiplinannya yang tinggi.
“Ah, Baaakkkaa. Arigatou ne” Jawabku singkat lalu tersenyum. Shige senpai merangkul ku dan ikut tersenyum.
“Ehheemm, aku disini loh Shige chan” Yuuki yang statusnya adalah pacar resmi Shige merasa cemburu,dia murid kelas satu dan sudah jadian dengan shige sejah SMP. Hebat, bisa mempertahankan hubungannya sejak lama. Akupun kalah, bahkan aku tidak pernah merasakan indahnya berpacaran.
Shige tertawa dan melepas rangkulannya. Sikap kami memang sering seperti ini, tapi Yuuki selalu mengerti karena aku juga memang tidak ada rasa pada Shige, hubungan kami hanya sebatas partner Osis.
“Kalian tidak member selamat padaku? Aku kan jadi wakil ketua osis” Tanpa arus yang menghubungkan si manis Nozomu datang menghampiri kami, wajah imutnya menyapa kami sambil cemberut.
“Eh, Iya Omedetou Nozomi” Ucapku bercanda.
“Nani? Jangan panggil aku seperti itu. Aku ini lelaki” Teriak Nozomu kesal. Wajahnya memang terlalu cantik utnuk seorang lelaki, tapi dia sangat sangat tampan untuk seorang perempuan.
“Arigatou. Mohon kerjasamanya Senpai” Nozomu membungkuk dihadapanku. Aku pun membalasnya.
“Etto senpai, anak Osisi boleh pacaran kan ya? Soalnya aku punya pacar. Hahahahaha” Ucapan Nozomu terdengar seperti menyindirku yang ‘tidak punya pacar’ ahhh Kuso~
“Iya. Tentu. Pacarmu Ichiko kan? Teman sekelas Yuuki?” Tanyaku selidik.
“Tepat sekali. Senpaiku ini pintar sekali” Jelasnya menyindir lagi.
Jelas saja aku tau. Ichiko itu adik kelasku saat SMP. Dan dia sekarang berpacaran dengan Nozomu. Bocah itu sudah sangat besar dan sudah mengerti cinta. Sedangkan aku? Ahhh aku ini payah sekali T.T
=====================================================================================
Hari ini rapat perdana Osis angkatan ku. semua anggota osis berkumpul, termasuk Nozomu. Dia juga selalu ada disisiku mendampingi ketuanya yang tidak mengerti akan cinta ini. Payah.
“Hah? Siapa dia? Aku tidak kenal” Ucapku saat seseorang membicarakan satu orang yang terkenal brandal.
“Kau tidak kenal? Kamiyama Tomohiro. Brandal nomer satu angkatan Shige Senpai. Memang angkatan kau dan angkatan ku tidak ada satu orangpun yang berani menjadi seorang brandal, tapi Kamiyama, dia masih menjadi satu-satunya brandal disekolah. Shige senpai juga sudah menyerah dengannya” Jelas Nozomu panjang lebar.
Siapa laki-laki itu, aku tidak pernah melihatnya, Hmmm, aku harus membereskan hama yang satu ini. Bagaimana sekolah kami akan tetap memegang prestasi yang sudah dicapai, tidak akan ku biarkan satu hama merusak segalanya.
“Aku harus mengurusnya” Ucapku pelan.
“Kau mau mengubah dia?” Tanya Nozomu kaget. Lalu semua mata yang ada didalam ruang rapat menatapku dengan lekat.
“Un” Aku mengagguk dengan yakin.
“Kau yakin Riisa?” Tanya Shige senpai.
“Jangan bahas disini. Bukan saatnya membahas hama seperti itu. Kali ini agenda rapat kita pembentukan program kerja angkatan baru” Gerutuku.
Kami melanjutkan rapat sesuai dengan agenda, jujur saja aku juga malas kalau harus ot of topic dalam rapat. Itu hal yang sangat menyebalkan bagiku.
Selesai rapat, saat semua anggota sudah pulang tinggal aku, dan dua pasang kekasih yang sedang berbincang-bincang diruang ini.
“Kau yakin ne Senpai?” Tanya Yuuki sambil membenarkan kacamatanya.
“Iya? Kau yakin Riisa?” Tanya Shige ikut campur sembari membantu kekasihnya membenarkan kacamatanya.
“Kalian ini, buat aku envy. Iya, aku yakin”
“Kalau kau bisa aku akan menuruti semua permintaan mu selama kita menjabat” Sambung Nozomu. Dia memberikan penawaran yang menggiurkan.
“Baik. Aku terima” Ucapku dengan lantang.
“Tapi kalau kau tidak bisa, kau harus menyatakan cinta pada Kamiyama didepan sekolah saat jam istirahat dan menggunakan mic” Tutur Nozomu. Astaga permintaan yang benar-benar membunuhku.
“Ahh, Sudah ayo Yuuki, kita tinggalkan saja manusia yang mempunyai ambisi yang besar. Dasar kalian ini”Shige senpai keluar sembari menggandeng tanagn Yuuki.
Aku berjanji akan memenangkan perjanjian ini. Dan Nozomu akan lebih tau siapa aku sebenarnya.
Tapi…….. bagaimana bisa aku mengubahnya? Aku tidak tahu siapa dia, Kamiyama Tomohiro.
Saat ruang Osis sudah tidak berisi seorangpun kecuali aku. Aku membuka arsip sekolah. Aku melihat depetan kelas 3.
Arsip dengan nama K. aku mencarinya dan terus mencarinya. Kamiyama Tomohiro.
“Heh? Dia sekelas dengan Shige senpai dan anak osis angkatan Shige senpai yang lain seperti Ryusei senpai, Kenichi senpai, dna Shinpei senpai. Bagaimana bisa dia seburuk yang dibicarakan?” Tanya batinku.
Aku mulai mencari tahu segala arsip yang ada didalam file ini. Astaga betapa shocknya aku melihat nilai matematikanya yang 0 besar. Sepertinya dia sangat-sangat bodoh dibidang matematika. Tapi prestasinya tidak kalah dibidang bahasa inggris. Dia lumayan pintar juga.
Mou hitori bocchi de Nakanaide
Kanashimi mo Kokoro no itami mo
Bokura no niji de Kakomou
Datte minna Tsubagatteru yo
Yarusenai… Mainichi ni
Omoi kiri… kokoro Kirinaku naru kedo
Dokoni ite mo Donna toki mo
Kitto hitori janai…
Ano hi no niji Ima mo azayaka ni
Arittake no egao de Mitsumeteru
Niji iro no uta Kimi ni todoke
Itsudatte Hitotsu da yo Zutto
Aku mendengar seseorang menyanyi dari dalam ruang music yang letaknya bersebelahan dengan ruang osis. Siapa dia? Suaranya merdu sekali. Aku keluar dari ruang Osis lalu mengintip sedikit kedalam ruang musik. Sepertinya Senpai. Aku tidak kenal. Aku membirkan anak laki-laki didalam ruang musk itu menyanyi sambil dengan merdu. Aku menunggu diluar sambil terus melihat arisp Kamiyama.
“Sedang apa kau disini? Kau mendengarku bernyanyi ya? Ahh. Jangan beri tahu siapa-siapa” Ucap laki-laki itu. Aku terdiam memandangi laki-laki yang sudah berjalan, wajahnya sepertinya.
“Kamiyama” Seruku memanggilnya. Lelaki itu berhenti dan menoleh kearahku.
“Siapa kau? Hei. Kau memegang arsip ku. kau suka padaku ya?” Seru Kamiyama dengan percaya diri.
“Chigau. Kau ini benar Kamiyama Tomohiro?” Tanyaku tak percaya.
Kamiyama mengangguk, rasanya aku sedikit tidak percaya kalau yang menyanyi tadi itu dia.
“Bisa bicara sebentar?” Tanyaku gugup.
“Untuk apa? Kau ini adik kelas kesayangan Shige chan kan? Sudahlah aku malas berurusan dengan anak osis” Ucapnya santai.
Hmmm, rasanya memang dia ini Kamiyama yang semua anak Osis maksud, lihat saja penampilannya. Celana sekolah yang terlalu panjang, tidak pakai dasi, kemeja tidak dimasukkan., dan parahnya lagi. Coba lihat sepatunya. Apa-apaan ini? Pakai tali sepatu dengan warna yang berbeda. Memang brandal lelaki ini.
“Hey, kenapa kau menatap ku seperti ini? Kau jijik dengan penampilanku? Sudah aku tidak akan mempan” Ucapnya kesal.
Apa-apaan dia ini? Mana mungkin aku membiarkan manusia seperti ini ada didalam sekolah yang harusnya bersih dan tertib dari hal seperti ini.
“Mana dasimu? Kemejamu harusnya dimasukkan dan harusnya kemejamu juga dikancing” Aku meraih kerahnya yang tidak dikancing bermaksud untuk mengancingkannya.
Kyyyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Bruuuggggggghhhhhhhhhh
=====================================================================================
Aku memegang kepalaku yang terasa sangat sakit. Tubuhku juga sangat sakit. Aku hanya ingat tadi aku jatuh bersamaan dengan Kamiyama saat aku hendak mengkancingkan bajunya. Aku membersihkan kemejaku yang ku kira kotor.
“AAAAAAAAA NANI KORE?????” Teriakku tak terkendali. Tubuhku, pakaianku, rambutku. Ini, ini tubuh Kamiyama. TIiddaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA. CHIIIIGGGGAAAAUUUUUU” Teriak Kami bersamaan saat kami benar-benar sadar kalau kami tidak berada dalam tubuh kami masing-masing.
“Kau apakan tubuhku? Kembalikan” Teriakku dengan suara Kami yang merdu.
“Ahhhh. Kau yang mengambil tubuhku. Kembalikan. Apa-apaan ini? Rok mu pendek sekali. Ahhh. Aku malu” Ucap Kamiyama dengan suara khas diriku.
Pikiranku kacau. Hari semakin petang. Aku dan Kamiyama tetap tidak berani meningglkan taman belakang sekolah. Kami takut kalau harus pulang kerumah. Jiwa kami bisa tertukar seperti ini, apa jadinya?
“Bagaimanapun kau harus pulang. Sampai kita bisa kembali ke tubuh kita masing-masing” Kamiyama yang sekarang menempati tubuhku mulai menyuruhku pulang.
“Tidak mau. Apa jadinya aku ditubuh anak brandal sepertimu?” Gerutuku kesal.
“Kau ini perempuan. Perempuan tidak baik malam-malam” Ucap Kamiyama.
“Salah. Kau yang perempuan. Kau tidak sada kalau tubuhmu adalah aku. Riisa. Jadi kau yang harus pulang. Aku akan tetap disini” Ucapku tetap pada pendirianku.
“Hmm, jadi kau mau aku melakukan sesuatu dengan tubuh manismu ini ya?” Kamiyama meletakkan tanganku didepan dadaku.
“Chiigaaaauuu” Hentiku. “Kau tidak boleh apa-apakan tubuhku. Jaga baik-baik tubuhku sampai kita bisa kembali. Aku pulang duluan. Huuh” Aku langsung berlari dengan tubuh lelaki Kamiyama. Benar-benar tak bisa kuduga. Apa yang akan terjadi setelah ini?
=====================================================================================
#KAMIYAMA POV#
“Tadaima” Ucapku dirumah Gadis kecil, ketua Osis baru disekolahku. Berdasarkan peta yang dia berikan inilah rumahnya.
“Kau dari mana saja Riisa chan? Kau tidak tau ya kau itu ada les jam 7 tadi. Sekarang sudah jam berapa?” Apa ini? Kehidupannya sungguh suram. Pastinya ini adalah Okaasamanya Riisa, si kecil yang bawel dan banyak maunya itu.
“Cepat mandi, tubuhmu bau sekali!” Perintahnya sambil melempar handuk kearahku.
Apa? Mandi? Secara tidak langsung aku dapat melihat tubuh Riisa -___- ahhh, parah sekali ini.
Saat mandi dan membersihkan badanku tadi, ada rasa yang sangat-sangat sangat geli menyentuh tubuh wanita, selama ini aku belum pernah pacaran apalagi sampai memegang tubuh wanita. Ihhhhh~
“Riisa, cepat makan malam” Okaasan memangilku. Dengan cepat aku turun tangga dari kamar dan langsung memposisikan diriku dimeja makan.
“Itadakimaaassssuuu” Teriakku ala Kamiyama. sebelum makan. Wanita itu terbelalak melihat tingah ku.
“Mana sopan santunmu hah? Kau ini wanita, kurangi nasimu, mana ada lelaki yang mau dengan wanita yang gendut. Kau ini kenapa sih hari ini?” Tanya Wanita itu bingung.
Kehidupan Riisa benar-benar sangta suram, makan saja dibatasi, padahal ada banyak nasi dan lauk di meja. Kasihan dia.
Habis makan jangan langsung tidur, nanti badanmu gendut. Pakai ini, jaga tubuh idealmu” Ucap wanita itu lagi. Aku mengambil sabuk petinju yang diberikannya lalu memasangnya diperutku. Aku mencari-cari kegunaannya.
“Kau ini apa-apaan?” Wanita itu memencet tombol dan sabuk itu mulai bergoyang menggoyang tubuhku. Sontak aku kaget dengan getarannya. Masa iya Riisa harus seperti ini setiap malam? Menyusahkan sekali.
“Sudah 15 menit, sana tidur. Kau pakai masker malam dulu agar wajahmu tetap cerah. Jangan lupa pencerah bibir dan roller eyenya dipakai dulu, bibirmu mulai kusam dan ada kantung mata dibawah matamu. Jelek sekali” Ucap Wanita itu.
Aku hanya mengagguk dan naik kekamarku, setelah sampai dikamar aku langsung membaringkan tubuhku dikasur yang empuk dan ada banyak boneka. Kamar anak osis seperti ini ya? Manisnya.
=====================================================================================
#RIISA POV#
”Etto. Itadakimasu” Ucapku pelan saat Okaasama menyuruhku makan.
“Eh? Untuk apa aku masak banyak kau makan hanya segitu Kamichan?” Tanya Okaasama.
Aku sedikit bingung. Dijelaskan aku ini adalah Riisa juga mereka tidak akan mengerti. Lagi pula tubuhku akan membesar jika makan seperti itu.
“Aku sudah makan tadi, ditraktir teman. Ini juga masih sangat kenyang” Jelasku berbohong. Astaga dosa apa aku sampai dapat hukuman seperti ini.
“Biar sudah makan, kau itu kan selalu makan banyak. Lalu siapa yang akan menghabiskan ii semua?” Tanya Okaasama sambil terus menambahkan nasi kedalam piringku.
Aku menyuapkan nasi kedalam mulutku dengan perlahan. Ku lihat tatapan semua yang ada di meja makan ini melotot melihatku. Aku bingung. Seperti apa tingkah Kamiyama didalam rumah.
“Niichan, mengapa kau aneh sekali?” Tanya gadis kecil yang ku kira umurnya masih sepantar anak TK.
Aku diam dan terus makan, peraturan Okaasama ku dirumah adalah tidak ada suara saat makan.
“Niichan. Kau mendengarku kan?” Tanyanya sekali lagi. Lalu aku mengagguk. Ku letakkan piringku dimeja makan, lalu tanpa kendali aku meluncur masuk kedalam kamr Kamiyama.
“BERANTAKAN SEKALI” Ucapku dalam hati. Kamar lelaki apa selalu seperti ini? Aku mendumel, benar-benar kesal dengan apa yang sedang terjadi kali ini. Sungguh menyebalkan.
Ring ding ding denwa desu yo. Dewa desu yo~
Aku menggambil ponselku dari dalam tas yang sedari tadi masih berada dalam tas Kamiyama. Ini ponselku karena kami memang bertukar HP.
“Moshi-moshi. Riisa Senpai. Ano, aku mau Tanya laporan untuk program kerja kita formatnya seperti apa? Bisakah kau beritau ku?” Tanya ichiko disebrang sana.
“Hmm, baiklah aku akan memberitahumu. Besok kita ketemu saat jam makan siang. Jyaa” Ucapku.
“Etto, ini Riisa senpai? Kok suara laki-laki?” Tanya Ichiko bingung. Yabaaaiiii~ Ini bukan suaraku, ini suara Kamiyama. Ahhh~ KUSO!
Aku tak berani menjawabnya, langsung saja aku tutup telepon itu tanpa pikir panjang.
=====================================================================================
#KAMIYAMA POV#
Semua mata memandangku yang terlihat sangat berantakan. Apa gadis yang satu ini selalu tampil rapih sehingga saat aku berpenampilan seperti ini banyak mata yang tertuju padaku? Atau wajah dan tubuh Riisa memang cantik sehingga diperhatikan.
“Riisa senpaiiiiii” Teriak dua gadis anak kelas satu sepertinya.
“Ne, Riisa senpai, ada apa dengan mu? Mana dasi mu?” Tanya gadis yang berkacamata.
“Iya, kenapa dengan kaus kaki mu? Lalu kemejamu?” Sambung gadis yang satunya lagi.
Aku menggeleng dengan tingkah cuek ala Kamiyama, malas saja kalau harus berpura-pura menjadi pribadi Riisa. Aku ya aku. Tidak mau diganggu gugat.
“Riisa, Chotto mate” Shige menahan langkahku yang hendak beranjak dari hadapan dua gadis anak kelas satu itu. Aku berhenti dan menatap Shige dengan tatapan dingin.
“Nani?” Tanyaku dengan nada datar dan tak berperasaan.
“Kau ini” Tiba-tiba tangan seorang lelaki, adik kelas, tapi tubuhnya cukub besar. Aku tidak tau namanya siapa.
“Kenapa dengan ku?” Tanya ku tanpa pikir panjang.
“Kenapa kau begini?” Tanya Shige. Aku tak memperdulikan mereka. Ku keluarkan permen karet yang tadi pagi kubeli dank u kunyah perlahan, lalu aku pergi meningglkan mereka.
Aku tau wajah merka pasti sangat-sangat shock melihat perubahan Riisa. Gadis keras ini sepertinya pantas ku buat seperti ini.
“Kyyyaaaa~ kenapa aku tampak seperti orang culun?” Tanyaku pada Riisa saat mataku melihat sosok diriku yang biasanya berandal, tapi kali ini, rapi, bersih, sopan. Tidak pantas!
“Kau juga membuat diriku berantakan kan? Jadi aku buat dirimu seperti ini” Ucapnya.
Rupanya dia ini gadis yang cukup pintar, dia sepertinya sudah tau apa yang akan ku lakukan. Dasar memang anak Osis selalu mempunyai pemikiran yang panjang.
“Tapi. Dengan dirimu yang berantakan seperti ini, kau terlihat lebih sexy loh Riisa chan. Rambut myang biasa rapi kini terurai berantakan. Sangat menggoda” Ucapku dengan semangat.
Aku berharap dia keabisan akal untuk merusak diriku. Tanpa bicara sedikitpun Riisa pergi meingglkanku. “Yeeesss” Batinku yang senang, sepertinya dia sudah mati kutu.
=====================================================================================
#AUTHOR POV#
Riisa yang kini berada dalam tubuh Kamiyama benar-benar mengubah Kamiyama menjadi pribadi yang sangat disiplin, sama seperti Riisa, Riisa juga menggabungkan dirinya dengan club paduan suara karena saat kejadian itu Riisa ingat betul kalau Kamiyama punya suara yang bagus.
Dalam sejenak reputasi kedua murid itu hancur, Riisa yang terkenal dengan disiplin dan sebagai ketua osis yang harusnya menjadi panutan, dirinya malah menjadi seperti Gyaru sexy yang bradal. Dan Kamiyama yang biasanya brandal, menjadi anak yang benar-benar lugu dan culun. Sampai-sampai sekarang banyak yang mengejek mereka.
“Kami tidak mengerti apa yang terjadi. Bahkan saat ini Senpai tidak datang rapat” Ucap Ichiko saat rapat baru saja dimulai. Agenda rapat kali ini bukanlah membicarakan masalah Osis, tapi hanya membicarakan dua orang yang saling bertolak belakang.
“Un, Senpai, aku juga bingung. Mereka berdua seperti bertukar kepribadian” Tambah Yuuki.
“Yuuki, kau tenang ya. Senpaimu tak akan berbuat yang lebih daripada itu” Shige merangkul tubuh Yuuki dihadapan semua anggota Osis. Sontak semua anggota Osis mengalihkan pandangannya.
“Shige senpai. Walau kau sudah lepas jawab, aku meminta bantuanmu dalam menyelesaikan masalah ini. Onegaishimasu” Nozomu membungkuk dihadapan Shige dalam, lalu diikuti dengan anggota yang lain.
“Eh? Aku? Aku kannnn” Ucap Shige yang menggantung kalimatnya.
“Kau pasti bisa Shige chan” Seru Yuuki menyemangati.
“Hmm, karena Yuuki chan yang memintanya, aku akan berusaha. Mohon bantuannya”
Lalu semua aggota osis yang ada didalam ruangan itu tersenyum lega. Shige menggaruk kepalanya, tanda kalau Shige sedang berpikir. Yuuki yang setia disebelah Shige hanya tersenyum-senyum memandang lekat wajah kekasihnya yang sudah sangat biasa dihadapannya.
“Aku tidak mengerti. Tapi pasti erat hubungannya dengan perjanjian Riisa dan Nozomu” Ucap Shige setelah beberapa saat merenung.
“Ehh? Nozomu? Ahhh~ Mungkin” Seru Ichiko yang sesaat setelah itu mengerti yang Shige maksud.
“Aku tidak mengeri Shige chan” Ucap Yuuki pasrah.
“Yuuchan sayang. Aku akan menjelaskan padamu secara rinci saat kita berua ya” Balas Shige sok romantic.
“Eh? Mungkin juga sih Shige Senpai. Aku jadi merasa bersalah. Tapi maksud dari tingkah Kamiyama dan Riisa itu apa?” Tanya Nozomu bingung.
“Mungkin mereka membuat perjanjian agar Kamiyama bisa berubah Riisa senpai harus berpenampilan brandal seperti dia. Entahlah itu hanya pemikiranku” Ucap Ichiko menerka.
“Eh? Bisa jadi seperti itu, tapi bukankah itu malah menjatuhkan ratting Riisa senpai? Setahuku dia tidak sebodoh itu Ichiko chan. Mana mau dia melakukan hal yang menjatuhkan dirinya sendiri” Yuuki mulai angkat bicara.
“Ahh, benar. Riisa itu cerdik dan sedikit licik menurutku” Shige menambahkan lalu semuanya tertawa.
“Aku dan Shige Senpai akan coba Tanya pada Kamiyama dan kalian tolong tanyakan pada Riisa senpai ne” Nozomu membagi perintah. Dan semuanya menyetujui perintah tersebut.
Keeseokannya mereka melakukan aksi yang sudah direncanakan tersebut. Sejak pagi Yuuki dan Ichiko sudah menunggu di pintu gerbang sekolah, menunggu Senpai panutan mereka.
“Are, Riisa senpai?” Tanya Ichiko yang sedikit shock melihat penampilan RIisa senpai yang semakin brutal.
“Un. Itu dia. Ayo kita Tanya” Yuuki menarik lengan Ichiko dan mendekati Riisa.
“Ohayougozaimasu Senpai” ucap Yuuki dan Ichiko dihadapan Riisa.
“Ohayou” Jawab Riisa santai.
“Senpai, kami ingin bicara” Jelas Ichiko.
“Douzo, silakan saja. Tapi cepatlah”
“Etto senpai, kenapa senpai sekarang seperti ini? Kami kehilangan panutan kami. Kenapa senpai dan Kamiyama Senpai terlihat seperti bertukar kepribadian?” Tanya Yuuki to the point.
“Aku? Kamiyama? Kamiyama yang tampan itu? Aku memang meniru stylenya kok, aku suka padanya sih. Dia itu kan brandal boy” Jelas Riisa dengan gaya centil dan genit.
Mereka beruda tampak Shock dengan perubahan Senpai panutan mereka. Apa benar yang dikatakan Riisa senpai. Mereka terus bertanya-tanya.
Selang beberapa waktu saat Ichiko dan Yuuki menuju ruang Osis, disana ada tiga orang laki-laki yang sedang asik berbincang.
“Kamiyama, sejak kapan kau sering sekali memandangi ruang osis?” Tanya Shige yang tentunya tau sikap teman sekolahnya itu.
“Sejak, sejak, sejak aku…” Kamiyama yang sebenarnya Riisa terbata menjawab pertanyyan Shige,
“Uun, Senpai. Sejak kapan kau masuk club paduan suara dan sejak kapan juga kau berpakaian rapi terus seperti ini?” Tembak Nozomu.
“Etto, Aku… Hmmm, akuu” Kamiyama yang sebenarnya Riisa lari sekuat tenaga meninggalkan mereka semua.
Saat itu juga mereka menangkap kejanggalan yang benar-benar terlihat jelas dari tingah mereka. Kemungkinan yang diprdiksi oleh Ichiko kemarin mungkin saja benar, tapi apa sikap mereka harus seperti itu? Harus benar-benar beracting seperti itu?
Dua pasang kekasih itu melamun sampai akhirnya bel masuk sekolah memisahkan mereka. Nozomu meminta keempatnya untuk berkumpul lagi. Karena dia merasa masalah ini masih hasul diselesaikan.
=====================================================================================
“Senpai, surat apa ini?” Tiba-tiba Yuuki yang pertama masuk kedalam ruang osis berteriak saat mendapati sebuah surat mencurigakan diatas meja rapat.
“Nani sore?” Shige menghampiti Yuuki dan langsung merebut surat itu dari tangan Yuuki.
Buatlah mereka bersatu, Sampai tepat pergantian tahun. Sebelum Tanggal 31 pukul 00.00 kalian harus mempersatukan mereka. Jika tidak mereka akan selamanya bertukar jiwa.
Shige membaca surat itu dengan keras dan serentak semuanya tercengang melndengar isi surat itu.
“Heh? Dareka? Siapa yang bertukar?” Tanya Nozomu bingung dan dengan ekspresi wajah sejuta tanda Tanya.
“Bertukar? Sepertinya aku tahu. Riisa senpai dan Kamiyama senpai. Sepertinya merekalah yang bertukar ruh. Terlihat Jelas kalau kepribadian mereka bertukar” Terka Ichiko.
Semua terdiam, hingga beberapa detik berlalu.
“Tahu tidak, kalau tanggal 31 Desember itu kan satu minggu lagi” Teriak Yuuki dari sisi Shige yang tanpak bingung.
“Satu minggu? Bagaimana ini? Bagaimana cara membuat mereka bersatu?” Tanya Shige yang merasa sedikit bersalah karena tidak dapat membantu juniornya.
“Kita coba pecahkan masalah ini bersama-sama. Tidak mungkin mereka sangat bertolak belakang. Pasti ada hal hal yang dapat menyatukan mereka” ucap Nozomu dengan optimis.
Merka berpikir sejenak, semua terdiam dan seisi ruangan itupun hening.
=====================================TBC=================================
are ?? TBC~ ahhhhhhhh
BalasHapuslanjut ke part 2 deh hihiihihi. lucu >.<
BalasHapus