Rabu, 29 Februari 2012

Mesjid dan Setitik Kisah Tentang Jepang

INI BUKAN FANFICTION, INI CERPEN FIKSI YANG SAYA KARANG. JADI NGA ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA IDOL. SEMUA CHAR DISINI HANYA NAMA KARANGAN YANG SAYA BUAT. DAN CHAR TERSEBUT JUGA SEMUANYA KARANGAN SAYA.

HAPPY READING~

Mesjid dan Setitik Kisah Tentang Jepang


24 februari 2012

Siang ini terasa begitu melelahkan bagiku, walau tak ada pelajaran, tapi aku masih ditahan oleh segelintir orang yang ada urusan denganku, mereka masih meminta bantuanku untuk sekedar mengajari mereka belajar untuk persiapan lomba LKS tingkat DKI Jakarta.

“Kalis, jangan balik dulu. Ajarin dulu ya” Ridho memanggilku dan menahanku ketika sepatu sebelah kanan itu telah masuk dan tepat posisinya, sayang yang sebelah kiri tak sempat terpasang, karena yang kanan juga harus dilepas lagi karena masih belum dapat izin untuk segera pulang.

Jam ditangan sudah menunjukan pukul 2, aku membuka laptoku didekat mimbar mesjid, seusai keputrian memang aku sering mencari sinyal wifi disekitaran mesjid, dan dekat mimbar adalah tempat paling bagus untuk mendapatkan sinyal yang ku inginkan.

Aku memasang headset, lalu kuputar sederet lagu hey!say!Jump, Idol jepang kesukaanku, tapi tak lama teman sebayaku, Nasai namanya, nama sebenarnya adalah Yusuf Nasai, tapi karena menurutku memanggilnya dengan sebutan Nasai lebih enak dilidah. Dia menghampiriku dan mulai membicarakan soal SNMPTN, jadilah saat itu kami browsing untuk SNMPTN. Kami memang berminat melanjutkan ke universitas. Aku berminat melanjutkan study ku kesebuah universitas di Bandung, sedangkan Nasai ingin sekali masuk UIN, katanya mau jadi orang yang berkutik dibidang agama.

Saat kami sedang asik membicarakan SNMPTN, kedua temannya menghampiri dan ikut bergabung membicarakan hal-hal yang sedikit banyak sudah kami tau dari hasil browsing kami. Anwar dan Ferdi, walau Wahyu juga ikut bergabung, tapi tak lama dia menghilang. Kedua lelaki ini masih saja mengikuti pembicaraan kami. sampai mereka ikut bertanya-tanya soal SNMPTN.

“Sa, bisa bahasa Jepang?” Tanya Anwar membuka pembicaraan kami.

Aku hanya mengangguk, sedikit tersenyum dan kembali fokus ke pembicaraan kami lagi.

“Tau Yakuza kan?” Tanyanya lagi dengan wajah yang sok tau.

Lagi-lagi aku hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaannya. “Nande?” Tanyaku menggunakan bahasa Jepang, artinya hanya ‘kenapa’.

Wajah anak laki-laki itu berubah menjadi bingung. Sesaat dia tertawa menunjukan senyum manis yang dia miliki.

Tak terasa pembicaraan kami tentang Jepang meluas, awalnya Nasai juga tak ikut campur, tapi akhirnya dia ikut campur juga dengan pembicaraan kami. sampai waktu ashar tiba kami baru menghentikan pembicaraan kami itu, lalu semuanya bergegas mengambil air widhu dan kami sholat berjamaah.

=====================================================================================

25 Februari 2012

Didalam Mesjid, sebelum bermain dota. Dan masih kisah tentang Jepang.

Hari ini hanya ada pendalaman materi, karena memang setiap sabtu ada pendalaman materi. Sepulang pendalaman materi aku memang berencana untuk membantu adik-adikku untuk latihan saat LKS dan tentunya juga menemani sahabat-sahabatku yang sedang ada urusan dengan kehidupannya masing-masing. Disekolah aku mempunyai sahabat baik, kami semua berbeda Jurusan, Mulyani, Dina, Adah dan Ndo. Walau kami berbeda jurusan, tapi kami sering sekali menghabiskan waktu bersama-sama.

“Lis, nanti pulang lagi ya” Nasai menepuk pundakku, pagi ini sebelum masuk kedalam kelas memang kami harus absen sebagai tanda bukti kalau kami hadir kesekolah.

“Yup. Di Mesjid ya” Ucapku menjawabnya.

Nasai mengangguk, dan dibelakangnya ada dua orang yang kurasa mirip, Anwar dan Ferdy. Dengan cardigan ala orang korea yang dikenakan oleh Anwar dia terlihat manis, dan baju batik coklat yang dinakan oleh Ferdy terlihat sangat menawan. Aku manatap wajah Anwar sesaat, tapi dia sama sekali tidak melihatku.

Waktu pendalaman materi terasa begitu cepat, mungkin aku menikmati pendalaman materi tersebut. Begitu bel berbunyi, aku langsung membereskan buku ku dan melesat cepat ketempat dimana aku dan Nasai janjian, mesjid.

Begitu sampai dimesjid aku sudah melihat Nasai, Anwar, Ferdy dan Dina tentunya. Mereka memang teman sekelas Dina, anak Teknik Otomotif.

“Dou?” Tanya ku menggunakan bahasa Jepang lagi. Artinya ‘bagaimana’ mereka semua hanya termenung menatapku. Tak mengerti apa yang ku katakan. Lalu aku tertawa sejenak.

Dan mengeluarkan laptop untuk menunjukan sebuah film yang ku janjikan pada Anwar dan Ferdy, sebuah dorama Jepang ‘Asuko March’ dorama tentang gadis yang bersekolah di STM, seperti kehidupan sekolah kami, anak STM.

Begitu laptop menyala, aku dan Nasai hanya berbincang-bincang mencari tau bagaimana taktik agar bisa lulus SNMPTN, karena target kami masih perguruan tinggi Negeri yang cukup terkenal.

Begitu Asuko March dimulai, kedua lelaki itu menonton dengan serius, sesekali tertawa karena kekonyolan yang ada di dorama tersebut. Nasai fokus dengan pekerjaannya sebagai penulis majalah sekolah yang masih belum vakum. Dan aku menemani mereka menonton. Dan dorama tersebut mampu membuat aku, Anwar dan Ferdy menjadi lebih dekat.

“Sudah ashar, balik ah. Dadah semua” Aku melambaikan tangan, seusai solat kali ini aku langsung menuju rumah, karena tubuhku juga sudah meminta untuk beristirahat.

“Maen dota. Maen dota. Dadah Lisa” Anwar berlari seperti anak kecil, dan membalas lambaian tanganku. Rupanya cowo yang satu ini senang bermain dota, salah satu game online LAN yang sering dimainkan oleh teman-teman ku di lab.

=====================================================================================

27 februari 2011

Asuko March episode 2, mesjid dan cardigan

“Ayo nonton lagi” Rengek Anwar sembari menatap ku dengan tatapan bagai anak anjing yang menunjukan keimutannya.

Aku mengeluarkan laptopku, lalu mencolokan kabel itu agar laptopku tetap terjaga batrenya. Tak lama Asuko March episode 2 pun berjalan.

Penuh keseriusan, penuh tawa, mereka hanya sediit mengerti bahasa yang dibicarakan dalam dorama tersebut, memaksa ku untuk menjadi penerjemah dadakn bagi mereka. Untungnya aku sedikit banyak mengerti bahasa Jepang.

“Yaahh abis. Sholat dulu ah” Anwar meregangkan badannya, aku menutup laptopku, Wahyu mengucak matanya yang sedikit perih karena menatap layar terlalu lama. Sedangkan Ferdy, nyawanya sudah ada dialam bawah sadar, karena yang menyaksikan hanya aku, Anwar dan Wahyu. Mereka benar-benar tertarik dengan kehidupan anak STM di Jepang sepertinya.

“Hah? Belom sholat?” Tanyaku pada Anwar, ini sudah mulai memasuki waktu ashar, wajar kalau aku bertanya seperti itu.

“Sholat ashar” Ucapnya dengan konyol. Sudah tau ini belum adzan ashar, dasar lelaki bodoh batinku saat itu.

Aku, Anwar dan Wahyu menuruni tangga, menuju mesjid. Tas, jaket, sepatu kami memang semuanya kami tinggal disana, karena disana ada loker dangan kunci yang dipegang oleh pengurus mesjid. Jadi cukup aman bagi kami untuk menitipkan barang-barang kami disana.

“Cardigannya bagus, tapi sayang kurang satu kancingnya” Ucapku memuji cardigan kancing depan, cardigan yang sering dipakai oleh remaja di Jepang.

Anwar menatap cardigannya, lalu mencium cardigan itu “wangi. Padahal nga pernah dicuci” Ucapnya polos.

Lagi-lagi anak ini berkata sangat jujur. “Coba kancingnya satu lagi. Pasti unyu-unyu” Aku menyarankan, sambil menunjuk-nunjuk kancing cardigannya yang menurutku harus ditambah.

Anwar melemparkan cardigannya, aku menangkapnya dan membalik cardigan itu.

“Coba pakai, gw mau liat” Ucapnya memerintahkanku.

Aku menggunakannya, cardigan yang begitu pas ditubuhnya, tapi begitu longgar ditubuhku, jadi seperti baju yang sangat kebesaran saat aku yang menggunakannya.

“Besar” ucapku mengomentari.

“Lucu” Ucapnya mengomentari. Aku melepaskannya, lalu kuberikan lagi pada Anwar, tak lama Ario datang dan mengajak Dina untuk pulang. Pertemuan kita selesai saat itu, ada banyak senyum dan tawa. Rasanya bahagia sekali bisa mengenalnya.

=====================================================================================

28 februari 2012

Asuko March episode 3, Yobunaga Vs Aichi

“Anwar, Bluetooth lagunya kiroro yang miraie” Aku memanggilnya, hari ini TO hanya satu pelajaran, jadi kami pulang dengan cepat. Dia menyalakan Bluetooth ponselnya, dan lagu kiroro itu kini sudah ada didalam ponselku juga.

“Sankyu” Ucapku, lalu meninggalkannya.

Belakangan ini wajahnya sering terlintas didalam hari-hariku, dia sosok yang menyenangkan, lucu dan selalu saja berkata ‘nama Jepang yang bagus itu YOBUNAGA’ entah apa sepesialnya nama itu, tapi dia sering sekali menyebutkan nama itu. Dia juga menaggilku dengan sebutan ‘Aichi’ aku memang pernah bilang padanya kalau punya anak nanti mau ku berin nama ‘Aichi’ artinya pengetahuan tentang cinta.

Dia mengajaku kedalam mesjid, ternyata disana sudah ada segerombol anak Teknik Otomotif, mereka memang sering belajar bersama, tidak seperti anak jurusanku, saat berkumpul akan membahas yang lain. Aku diizinkan oleh Nasai selaku tentor saat itu untuk bergabung berlajar bersama dengan mereka.

“Ada yang tau nga ini gimana?” Tanya Nasai seusai menuliskan sebuah soal dipapan tulis mesjid yang biasa dipakai untuk keputrian.

Aku, Anwar, dan dua orang lainnya mengangkat tangan. Tapi Nasai hanya memilih Aku dan Anwar, ketika aku dan dia maju kedepan, sorak-sorak ramai menyoraki kami terdengar suara Dina menggema dikepalaku, ‘Yobunaga VS Aichi’ begitu yang Dina bilang. Dan yang lainnya pun mengikuti sepeti itu.

Seusai menjawab. Nasai malah memanggilku dengan sebutan Aichi, panggilan yang sangat manis untuk seorang gadis sepertiku.

“Wesss Yobunaga. Yobunaga” Dengan bangga Anwar memamerkan nama barunya yang aku pun sama sekali tidak tau apa artinya, dia bilang itu nama Yakuza, tapi siapapun sebenarnya tidak mau kalau harus disalaman dengan Yakuza bukan?

=====================================================================================

16 Maret 2012

Di mesjid satu bulan sebelum UN, Asuko March final.

Karen banyak hal yang menghalangi kami untuk melanjutkan menonton Asuko March, hari ini kami menghabiskan beberapa menit terakhir episode final Asuko March, aku sedikit menangis terharu ketika melihat dorama itu berakhir. Begitu juga dengan Anwar, Wahyu juga begitu. Rasanya sangat lucu sekali melihat mereka menghayati dorama tersebut.

“Keren ya. Abis UN lagi yu” Ucap Anwar sekalu Yobunaga. Dia memang meminta dipanggil Yobunaga sejak saat itu, sejak kami berdebat soal jawaban yang benar. Walaupun pada ujungnya kedua jawaban kami sama-sama salah.

Aku mengangguk, dan mulai mengacak-acak data di laptopku, mencari dorama yang kiranya pantas untuk kami tonton, dorama dengan nilai kehidupan yang banyak seperti Asuko Macrh, Asuko March memang penuh dengan arti kehidupan.

“Bagaimana kalau Umareru?” Tanya ku menyarankan.

“Atur aja deh. Kita percaya sama Lisa” Anwar tersenyum lalu mengambil jaketnya, dan mengenakan sepatu.

Mesjid ini memang menjadi saksi bisu, waktu-waktu ku sering dihabiskan disini, bersama dengan Anwar, dan teman-teman yang lainnya. Belajar bersama, membicarakan soal Yakuza, lalu sedikit hal tentang Jepang.

=====================================================================================

26 mei 2012

Di mesjid kami mengembangkan senyuman, kata lulus bergema dimana-mana

“lulus, lulus. Kami lulus” Senyuman manis itu sudah menemani ku dari tiga bulan yang lalu, serlalu tersedia apik di dalam mesjid sekolah ini.

Suara anak-anak menggema dimana-mana, Nasai tersenyum pada ku, puas akan hasil kerja keras kami selama ini, tak sia-sia nilai kami cukup setara dengan upaya yang kami kerjakan selama ini.

“Lisa, lulus?” Tanyanya sembari tersenyum.

Aku mendelikan mata dengan tajam. “tentu saja” Ucapku dengan nada sebal.

Dia hanya tertawa, tawa yang sudah beberapa hari ini tidak aku dengar karena kami memang jarang ketemu setelah Ujian Nasional. Begitu mengenalnya hari-hariku tidak sepi lagi. Selalu ada bayangannya disetiap malamku, di sela do’a sholat ku, aku sering menjebutkan namanya. Sepertinya aku sedang dirundung oleh rasa yang begitu indah. Rasa ini ku kira ‘cinta’.

“Selamat ya masuk PTN” Ucapnya menyalami ku. aku menerima salaman itu dengan hangat, setelah berjalan begitu lama, baru hari ini aku memegang tangannya, merasakan telapaknya yang entah apa rasanya, saat itu kau hanya merasakan darahku berdesir dengan cepat, jantung ku serasa mau copot dibuatnya, senyumnya mengembang. Indah sangat indah.

=====================================================================================

Kisah Jepang berakhir disini, Sayonara Yobunaga.

Aku tersenyum menatap beberapa teman-teman yang ada di dekat mimbar, mereka menang bukan sedang hendak sholat atau mau berceramah, tapi hanya sedang berbincang-bincang. Anwar menatapku dengan wajah yang aneh.

“Bisa bicara sebentar?” Tanya Anwar dengan tatapan yang serius, aku menggeleng. Bercanda, tapi dia malah pergi meninggalkan ku, menanggapi serius ucapanku.

“Cuma bercanda Yobunaga” Teriakku, lalu aku mengejarnya. Dia berhenti.

“Iya Aichi, Yobunaga juga Cuma bercanda” lalu tertawa lagi. Menghampiriku, mencubit kedua pipiku dengan penuh perasaan. Rasanya indah sekali, baru pertama kalinya dia memperlakukan aku seperti ini.

“Apa? Ada apa?” Tanya ku bingung.

“Minta softfilenya Asuko March” Ucapnya.

Hatiku yang tadinya berdegup dengan kencang menjadi kikuk mendengar ucapannya, mungkin cinta ini hanya aku saja yang merasa. Dia sama sekali tidak merasakan sepertinya. Menyakitkan sekali sepertinya.

“Boleh. Bawa laptop kok. Ambil aja sendiri. Tau kan tempatnya” Ucapku sembari menunjuk tas besar warna hitam milikku yang ada disisi mimbar mesjid.

Anwar mengambil tasku, lalu mulai mengutak-ngatik laptopku, aku sendiri hanya menatapnya dari kejauhan, ingin sekali ku nyatakan perasaan ini, tetapi aku takut cintanya bukan untukku, lagi pula rasanya tidak pantas anak seperti ku menjadi pendampingnya.

“Udah selesai. Makasih ya” Ucapnya sembari merapikan laptopku. Aku masih menatapnya, menatap wajah yang sepertinya tidak akan ku lihat lagi, karena aku memang akan kuliah di luar kota Jakarta. Pastinya aku susah sekali untuk bertemu dengannya.

Hari ini, hari terakhir kami berangkat sekolah, setelah esok kami tidak akan kembali kesekolah. Mungkin hanya menyelesaikan urusan masing-masing.

=====================================================================================

Tidak ada akhir dari Mesjid dan Setitik Kisah Tentang Jepang

Udara bandung begitu menyejukan pagi ini, semalam aku tertidur begitu lelap, selain ospek begitu melelahkan, perjalanan pulang juga sangat melelahkan, jadi seusainya aku memutuskan untuk segera tidur, dan ternyata aku tertidur sampai pagi.

Kini statusku sudah menjadi mahasiswa sebuah universitas negri di Bandung, bangga rasanya walau harus jauh dari orang tua dan teman-teman. Terlebih aku masih ingin terus ada sosok Yobunaga yang selalu menghiburku itu, tapi sudahlah, demi cita-cita akan ku lakukan.

Perjalanan menuju kampus lancar tanpa ada hambatan. Begitu sampai di kampus aku langsung berkutik dengan bekal yang ku bawa, sembari makan aku ditemani oleh Bunda Din, teman sesama fansgilr JE. Kami juga barter data Kisumai saat itu.

Aku mencari sebuah data yang sepertinya tersellip ditumpukan data di laptopku, data soal catatan dan tulisan ku untuk fanfiction. Disela pencarian ku, aku dibuat sedikit kaget dengan bebuah file dokumen dengan nama folder ‘Yobunaga Love Aichi’ aku tak pernah tau ada folder itu di dalam laptopku. Jemari ku bermain membukanya, melihat folder itu.

“Kimi ga suki. Kimi ga suki. Kimi ga suki Aichi. Aishiteru yo. Suki da yo. Lisa, maaf. Kalo caranya nga jantan, tapi sumpah. Gw suka sama lu. Hahaha. Makasih ya sudah mau ajarin Bahasa Jepang. Oiya, temuin gw di mesjid UPI ya”

Sebuah file doc berisi surat, aku benar-benar tidak menyangka, bagaimana dia bisa menuliskannya hal ini didalam laptopku, dan mengapa dia bisa tau aku kuliah di Universitas ini.

“Bun, cek daftar mahasiswa baru dimana?” Tanya ku pada Bunda.

“Nih, aku lagi cek kok” Ucap Bunda.

Perlahan aku mencari nama asli Yobunaga. “Wakatta. Aaaaaaaaa. Chigaimasuuuuu. Yobunaga-kun???” Teriakku ketika mendapati namanya dilist mahasiswa UPI.

“Dare? Dare?” Tanya Bunda.

Aku tak menjawabnya. Karena waktu dzuhur sudah tiba. Jadi kami menuju masjid untuk sholat, aku teringat sebuah file yang ditulis oleh Anwar dilaptopku itu. Begitu sampai aku didalam mesjid, aku mencari sosok itu, tapi sama sekali tidak ada sosoknya.

“Assalamualaikum” Suara itu seperti sering aku dengar, seperti suara Anwar.

“Anwar?” Ucapku menghampiri mereka, beberapa lelali yang sedang sibuk didekat mimbar.

“Ketemu juga akhirnya” Ucapnya dengan malu-malu. “Maaf, Anwar suka sama Lisa” Ucapnya masih dengan nada yang malu-malu. Kini dia menatapku, seolah ingin berkata lebih dari kalimat itu.

Hatiku berharap, dia mengatakan hal yang sunguh ingin ku dengar. Hanya satu kalimat penjelas ‘Lisa, mau kau kau menjadi pacarku’ Hanya itu yang ingin ku dengar. Dan tentunya aku pasti akan menjawab ‘iya’ karena aku juga jelas menyukai dia.

Begitu selesai Sholat, aku menghampiri bagian penitipan tas. Dan bertemu lagi dengan Anwar.

“Di Mesjid kita bertemu, setitik kisah tentang Jepang mempersatukan kita. Kisah itu tak akan berakhir, karena aku ingin selalu ada disisimu. Anwar cuma mau liat Lisa raih semua mimpi Lisa disamping Anwar” wajahku tertunduk malu, sejak dulu aku hanya mendapati Anwar atau Yobunaga yang konyol, tidak pernah dia berkata seindah itu. “Lisa, kita jalanin kehidupan kita sebagai teman layaknya STM dulu, Anwar akan jaga perasan ini untuk Lisa. Insya Allah Lisa jadi yang terbaik untuk Anwar” tambahnya lagi.

Suasananya kini begitu mencekapm bagiku, memang terasa perih karena aku tidak bisa menyandang gelar ‘pacar’ dengannya. Tapi sunggu hatiku bagai ditaburkan oleh sejuta bunga yang harum, dia benar-benar berbicara hal yang sangat sulit ku percaya pada awalnya.

Mesjid dan setitik kisah tentang Jepang, semuanya berjalan begitu indah, lambat laun menjadi sangat-sangat indah, aku akan terus bercerita pada Yobunaga-kun yang sekarang sudah berani mengatakan perasaannya secara langsung. Aku akan menunggu Yobunaga-kun. Di mesjid bersama setitik kisah tentang Jepang.

======================================END=====================================

5 komentar:

  1. waaaa~ ceritanya bagus...aku terhanyut... :P
    ngomong ngomong, Anwar itu siapa? :P
    kereeennn!! >.<

    BalasHapus
  2. Aaa.. sumpahan ini certa ya. kerenn bikin cengar cengir sendiri. kebawa nyesek juga.
    bagusss kalis.
    semoga jadi kenyataan yah ini fict. ^^
    aminnn :p

    BalasHapus
  3. Keep this going please, great job!

    BalasHapus
  4. ternyata ini toh isinya. ;D
    huehehe....

    BalasHapus
  5. huaaa. . . .
    Suka bgt sma cerita ini. . . .

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment