Minggu, 17 April 2011

I lav Syuu (FF)



Rok dan Bajunya terasa lebih ketat dan pendek dari seragam sekolah ku yang sebelumnya. dia berjalan perlahan menusuri koridor Horikoshi yang besar ini, adia pindah kesekolah ini bukan karena dia orang kaya atau seorang artis. Dia hanya anak sederhana yang mendapat beasiswa full disini. “Ohayou Minna san” Sensei urii menyapa semua anak dalam kelas. “ohayougozaimas sensei”. Kali ini kedatangan satu murid penerima beasiswa full Horikoshi tahun ini. Dia masuk kelas setelah sensei urii member isyarat. “Watashiwa Anti Desu. Yoroshiku nee”. Sensei urii menyuruhku duduk dibangku baris ketiga dekat pintu. “Anti,saya Miho.salam kenal.” “salam kenal”. Hari ini pelajaran terasa sangat sepi semua murid focus untuk belajar dan mendengarkan guru. Beda betul dengan sekolahnya yang dulu. Semuanya terasa hangat. Namun di Horikoshi semua terasa dingin.

“Anti, ayo kita ke kantin. Oiya, kamu hebat sekali bisa mendapat beasiswa full 1 tahun bersekolah disini. Kau pasti sangat pintar. Chichi wa seorang Pemilik perusahaan diluar negri, makannya aku bisa bersekolah disini. Kalau tidak, entahlah.” Miho menyelaskan sedikit tentang dirinya.Hebat aku kini bersanding dengan seorang anak pengusaha kaya. Kalian perlu tau, biaya sekolah di horikoshi tidaklah semurah yang kalian kira. “Hebat,ayah kamu pasti sangat kaya. Tidak seperti ayah ku dia hanya seorang karyawan swast, tapi aku bersyukur telah memiliki ayah seperti beliau. Belum sempat aku meneruskan pembicaraan. “Kita sampai Anti san.” Mataku terbelalak, inikah kantin horikoshi? Besar sekali. Aku dan miho mengatri seperti biasa. Aku kaget ketiga melihat nampan ku. Ini adalah makana mahal, disekolah ku hanya 6 bulan sekali makan seperti ini. “kita duduk disana saja” Miho menunjuk kearah bangku kecil kira-kira muat untuk 2 orang. Anti dan Miho asik dengan makanan mereka dan obroalnnya. Ternyata Anti dan Miho sama-sama menyukai Hey Say Jump. “Anti, taukah kau? Disini ada seorang yang sangat pintar. Dia dikelas kita, Morimoto Ryutaro”. Anti berbisik,seakan tak mau ada yang dengar. “Hantou? Sepintar apa?”  Anti berusaha untuk yakin. “bolehkan saku duduk disini?” seorang laki-laki berdiri tepat didepan mereka. Anti melirik pada Miho. “Un.Ryu san.” Miho mempershilakan lelaki itu. “Watashiwa Morimoto Ryutaro.Ryu de yonde kudasai. Yoroshiku nee.” Lelaki tersebut berhasil membuat anti tersedak. “nande?” Miho dan Ryu serentak bertanya. Anti menggeleng dan melanjutkan makan. “Anti, kau hebat ya,dapat beasiswa full selama satu tahun,sampai lulus kan? Kenapa hanya satu tahun anti” Ryu bertanya kepada Anti. “Horokoshi hanya menyediakan beasiswa full selama satu tahun Ryu, ku dengar dari Miho,kau ini sangat pintar bukan? Miho mencubit tangan Anti saat anti bertanya hal itu pada Ryu. Ryu malah tertawa mendengar pertanyaanku yang satu ini. Mereka sampai didepan kelas, Anti kembali ke posisinya.

***

Bruk. Ryu membanting tas didepan Anti. “Kau tau tentang mata pelajaran ini? Ahhh aku membencinya. Sungguh, dapatkah kau memeriksa pr yang satu ini? Anti melihat buku yang disodorkan oleh ryu. “apa yang salah Ryu? Kau ini kan pintar, mana mungkin salah?” Anti tersenyum. “he? Benar semua kah? Boleh kulihat pr mu?”.Anti mengeluarkan buku dari dalam tasnya. “ini” anti memberikan bukunya pada Ryu. “Tulisan mu bagus sekali. Seperti anak kuliah, padahal kitakan baru kelas tiga SMA, apa ini bukan tulisan mu?” Ryu memuji atau mengejek. “enak saja. Mana mungkin aku menyuruh orang untuk menuliskan pr ku? Aku bukan orang kaya sepertimu. Aku hanya anak biasa yang mendapa beasiswa full” Anti menjelaskan dengan nada lantang. “Tidak semua orang kaya adalah orang yang manja Anti. Kau harus bangga Anti pada apa yang telah kau raih. Beasiswa ini tidaklah mudah, mungkin orang se Jepang menginginkannya. Kenapa kau selalalu merendah?” Ryu membalas tak kalah lantang. Membuat seisi kelas yang masih beberapa orang isinya ini melihat kearah Anti dan Ryu. Anti dan Ryu terdiam. Ryu bangkit dan menuju tempat duduknya. Lalu keluar kelas. “Kau ada masalah dengan Ryu? Ceritalah”. Miho merangkul bahu Anti yang sedari tadi murung. “kau tau apa? Mengapa kau bertanya seperti itu?” Anti malah bertanya balik. “Tadi Yuuko bilang katanya kau dan Ryu bertengkar saat sedang membahas pr?”. “sudah tidak apa-apa”

***

“Anti, pulang nanti maukah kamu menemaniku berbelanja? Kau boleh beli apa saja yang kau mau. Tapi aku harus piket dulu. Mau ya?” Miho meminta Anti untuk menemaninya berbelanja, maklum orang kaya. Anti mengangguk,  tanda persetujuan. “Miho, aku pergi ke perpustakaan ya.” Anti yang bosan menunggu memutuskan membaca diperpustakaan. “mana ya? Ini perpustakaan sekolah yang bagus, tapi buku-bukunya minim sekali”. Anti menoleh kebelakang. Merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Tapi ternyata tidak ada. “aha. Brukk setumpukan buku jatuh dihadapannya. Aduh, kenapa pakai acara jatuh segala?” Ucap anti dengan wajah bedmood. “Biar ku bantu” lakilaki dengan tubuh kurus tinggi datang menghampiri. “watashi wa Yama desu, yoroshiku”. “Watashi wa Anti desu.” Anti dan Yama membereskan buku-buku yang berserakan. Tangan Yama menyentuh tangan Anti, merekapun saling memandang. Wajah Yama mendekat dengan wajah Anti, Kini birir Yama telah menempel dibibir Anti. Seketika Anti mendorong Yama, Yama tak melawan. Anti menangis,lari keluar pepustakaan. “Anti? Ada apa?” Tanya Miho yang tepat berada di depan pintu perpustakaan. “Ayo cepat, nanti keburu malam.” Anti menarik tangan Miho, didala mobil, Anti hanya terdiam. DiMall pun Anti hanya minta dibelikan kamus bahasa Inggris. “Sannkyu Anti, kalau ada masalah ceritalah, aku bukanlah seperti anak kaya yang kau kira.” Miho tahu apa yang sedang dialami oleh teman barunya.

Hari ini ada pelajaran olahraga, dan dilakukan diluar kelas. “Anti, Ryu titip ini untukmu. “Apa ini Yuuko?” Anti menanyakan pada Yuuko yang tak tahu apa-apa. Yuuko mengangkat bahu lalu pergi untuk mengganti baju. Anti membuka bungkusan itu. Sebuah kacamat. Ada surat yang terselip. Gomen ne, Gantilah kacamatamu. Itu sudah terlalu kuno. Anti tersenyum kecil. “Pertanyaannya kenapa dia tidak memberikanya secara langsung? Padahal kitakan satu kelas?” Anti mengangkat bahu lalu berlalu. Di luar kelas sudah banyak anak-anak berkumpul. “Ryu, Doomo Arigatou” Anti tersenyum sambil memakai kacamata yang diberikan oleh Ryu. “Doita. Matanya kini terbelalak melihat penampilan baru Anti. Kini dia menggunakan kacamata kecil bukan kacamata kuda yang biasanya dia pakai. Rambutnya tidak dikuncir dua, ikatanya dilepas. Cantik sekali”

***

Pembagian Ulangan akan dilakukan besok, iya, seminggu kemarin kami melakukan try out, persiapan untuk Ujian Kelulusan. “kayanya aku datang kepagian deh” Ryu berbisik disamping Anti ketika Anti berjalan dikoridor menuju papan pengumuman. “Anti, berenti dulu, kau ini kan murid paling pintar?” Ryu bertanya kepada Anti. “Hantou? I don’t belive it” Anti berbahasa Inggris. “gini, kalau dipapan pengumuman kau peringkat satu, kau boleh meminta apa saja yang kau inginkan dari ku, tetapi jika aku yang pringkat satu, kau harus menuruti satu permintaan yang aku inginkan” Ryu memberi satu tantangan untuk Anti, dan Anti pun mengiyakannya dengan Syarat, tidak akan meminta permintaan yang mustahil bagi Anti. Anti dan Ryu terbelalak. “Anti, kau siap?” Ryu merangkul pundak Anti yang berwajah muram. Anti meghela nafas panjang. Dengan berat Anti mengucapkan “Un”. Ryu berlali kecil sambil melompat-lompat menuju kelas. Diikuti Anti dengan senyum aneh. “Kau peringkat dua Anti, selamat” Miho tersenyum amat manis pagi itu, tapi Anti hanya tersenyum lesu. “kenapa? Karena Ryu peringkat pertama?” Tanya Miho. “Bukan Miho, aku menerima tantangan dari Ryu.” Jawab Anti lemas. “Eh? Apa?” Miho Penasaran. “ Kalau dipapan pengumuman aku peringkat satu, aku boleh meminta apa saja yang aku inginkan dari Ryu, tetapi jika Ryu yang peringkat satu, aku harus menuruti satu permintaan yang aku inginkan”. “Lalu apa permintaan dari Ryu?”. “Jangan bilang pada siapapun,Ryu memintaku menjadi pacarnya. Dan akupun mengiyakan maunya”. “Hantou?” Miho memeluk tubuh Anti. “Hentikan Anti kau bisa membunuhku.”

***

Minggu depan adalah ujian kelulusan di horikoshi. Semua murid sibuk membicarakan tentang ujian. “Besok sore ku jemput kau.tunggulah di Stasiun sekolah”. “eh, mau kemana kita?” Anti bertanya kepada Ryu. “Kencan” dengan nada lantang, memuat semua anak yang ada disana mengetahu apa yang seharusnya tidak diketahui. “Bu, dimana baju yang dulu ibu berikan pada ku?” Anti mencari dress yang diberikan ibunya tahun lalu, katanya baju itu ia gunakan saat kencan pertama dengan ayahnya. Ibu memberikan anti dress yang dibalut rapi dengan plastik bekas laundry. Semua persiapan sudah disiapkan. “kini aku bukanlah hanya sekedar menerima tantanganmu Ryu, aku benar-benar telah mencintaimu” Anti merangkai kata-kata yang akan diucapkannya besok. Mereka janjian jam 10, jam 09.30 Anti sudah tiba distasin horikoshi. Pukul 10 tiba, pukul 11 telah berlalu, kini pukul 12. “Ini waktunya makan siang Ryu” Anti membatin. Tak terasa cacing didalam perutnya sudah menagih jatah mereka. Namun Anti tetap saja menunggu. Kini tepat pukul 3 sore. Anti memutuskan untuk pulang, Anti merasa kecewa, Sungguh kecewa. Rintik hujan mulai turun sore itu. Anti berhenti disebuah taman. Anti duduk termenung. Hujan kini semakin deras, Tubuh Anti telah basah oleh air hujan yang mengguyur. Dia sengaja tidak berteduh, Anti ingin menghapus semua sesalnya hari ini. Disatu sisi Ryu tiba distasiun horikoshi dengan nafas tersengal. “mana gadis pintar itu? Dia pasti kesal dan pulang.” Ryu merasa amat bersalah. Ryu berjalan menuju taman dekat horikoshi berharap masih menemukan gadis pujaannya itu. “Anti.Anti” Ryu berteriak kesana kemari mencari Anti yang tak kunjung dilihatnya. Ryu membuka paying yang sedari tadi dipegangnya, kini hujan bertambah deras. Ryu mendapati sosok pujaan hatinya dengan dress hitam putih dan rambut lurusnya diikat dengan pita merah. Manis sekali. “Konbanwa Anti, Gomen nee belom sempat Ryu meneruskan ucapannya “plakkk” Anti menampar wajah Ryu yang mulus itu. “Kau tau? Jam berapa sekarang ini? Anti menunjukan jam kecil di lengannya. Mata Anti terlihat sembab, bukti bahwa iya menangis. “Maaf Anti, Ayah ga ngasih izin untuk keluar, kau taukan ayah ku itu bagaimana?” Ryu mencoba menjelaskan. “Aku diberi hukuman Anti, Ponselku diambil, aku merusak ponsel Shintaro. Gomen nee..’ Ryu memegang kedua tangan Anti. Anti tersenyum lalu menyodorkan sebuah bingkisan. Syal rajutan dengan tulisan Ryu love Anti. Anti menagis dipelukan  Ryu, Ryu seungguh merasa bersalah. Gomen, Sory my Princess” Ryu meminta maaf dengan sungguh-sungguh kepada Anti. Mereka berlalu ditengah riuh hujna yang mereda.

***

“Selamat Ryu” Anti memberi ucapan selamat  untuk Ryu. Anti akui, Ryu memang nomer satu di horikoshi dan di dalam hatinya. “Moshi, Aku dilupakan ya? Jangan lupa nanti malam Ryu ada party bukan?”. Miho mengejutkan Mereka berdua yang sedang asik berpelukan. “Datanglah dengan pasangan mu, jangan lupa gunakan dress yang sudah ditentukan”. “Kau, Putri ku, nanti malam akan ku jemput sebelum semua datang, kau akan ku make over, eh, sebaiknya tidak, kau sudah terlalu cantik untukku”. Ryu mengejek. “Ryu, aku pernah berciuman, dengan Yama, apakah kau marah?” Tiba-tiba Anti bertanya hal aneh. “Hantou? Aku tak pernah perduli, aku akan tetap mencintai murid pintar ini dan aku akan tetap menjaga putrid cantik ini, dan aku akan hidup selamanya dengan anak sederhana yang luar biasa ini”. Ryu memeluk dan membisikan kata-kata indah itu di telinga Anti lalu mencium kening Anti.

THE END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks For Leave A Coment