Minggu, 29 Januari 2012

Fanfiction 'Kawaranai Omoi'

Fanfiction

Title       : Kawaranai Omoi

Genre   : Ro ro romance

Ratting  : PG

Author  : Lisa Wulan Novianti

Cast       : Miyata Toshiya (Kis My Ft.2) Miyata Sora (OC), Yanagi Riisa (OC)

Disclaimer  : Nga ada char yang milik saya, Miyata Toshiya punya JE dan emaknya, yang lain hanya OC yang saya karang. LOL

Warning : Ini hanya fanfiction yang mungkin nga sesuai dengan kenyataannya, semua cerita hanya fikis belaka yang author karang. Dan satu lagi, Fanfiction ini jauh dari kata sempurna. So Please leave a comment after read this story. Happy Reading Minna san~


Kawaranai Omoi


“Rii-chan, kalau kau mau dekat dengan ku kau harus mengerti apa itu manga, apa itu anime, bagimana game online itu” Seorang anak laki-laki berhidung besar yang sedang duduk disebelah Riisa.

“Siapa yang mau ada didekat mu Miyacchi? Aku kan memang hanya diizinkan bermain dengan mu” Ucap Riisa dengan kesal sambil menjembunyikan wajahnya dengan jaket tebal berkerah tinggi yang dia gunakan.

Miyata Toshiya adalah teman Riisa satu-satunya, Okaasan hanya mengizinkan anak satu-satunya itu bermain dengan lelaki kecil yang umurnya berbeda 6 tahun dengan Riisa.

Riisa masih malas kalau Miyacchi selalu membicarakn tentang Otaku dihadapannya, Menurut Riisa Miyacchi hanya anak laki-laki yang dunianya sempit, hanya berkutik dihadapan computer,komik,dan vcd untuk menonton anime. Penyakit otakunya sudah sangat parah menurut Riisa.

“Uso. Kau menyukaiku kan?” Tanya Miyacchi sembari mencibir kearah gadis kecil itu.

Riisa membuang wajahnya, tapi dibalik itu wajahnya merah padam, dia memang suka bermain dengan Miyacchi, dia suka saat Miyacchi menjahilinya, dia suka saat dengan percaya diri yang tinggi Miyacchi bilang kalau ‘boku wa kawaikute kakkoi desu ne’ Riisa merasa nyaman saat ada disamping temannya ini.

====================================================================================

OHAAAAYYYYYOOOOUUUUU. ASA DA YOU. ASA DA YOU.

Alarm Riisa berbunyi dengan kencang, dia terbangun dari tidur dan mimpi yang menyelimutinya, dan beranjak dari tempat tidurnya untuk segera merapikan dirinya, gadis berumur 20 tahun ini tak ingin hari pertamanya bekerja berantakan hanya karena dia terlambat datang.

Riisa bersiap secepat mungkin, tapi dia juga tak lupa untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, dia juga tentunya tak mau kalau sampai ada hal-hal yang menyebabkan urusannya tidak lancar nanti.

Seusai sarapan dengan cepat Riisa berjalan menuju stasuin kereta bawah tanah yang terdekat dari apartemennya, Riisa memang baru saja kembali ke Jepang setelah kepindahannya ke Amerika saat dia berumur 4 tahun, Riisa kembali ke Jepang untuk bekerja, kebetulan sekali dia yang diutus perusahaannya di Amerika untuk ke Jepang, dengan begitu dia bisa sedikit bernostalgia dengan Jepang.

“Yanagi Riisa desu. Doomo Yorsohiku Onegaishimasu” Riisa membungkuk dihadapan kepala kantor dan beberapa partner kerja barunya, Dia memang lama tinggal di Amerika, tapi karena lahir di Jepang kemampuan bahasa Jepang Riisa masih sangat baik, memudahkan dia untuk berkomunikasi dengan partner kerjanya.

Riisa mulai ditugaskan oleh atasanya, tapi saat ingin memulai pekerjaannya Riisa dipanggil oleh kepala kantor barunya itu. Dengan terpaksa dan perasaan yang tidak enak Riisa menurut, menghadap kepala kantornya yang berwajah cantik namun terlihat ketus.

“Shitsureishimasu” Riisa masuk kedalam ruangan yang menurutnya horror tersebut, jantungnya berdegup dengan kencang karena merasa takut terjadi hal yang tidak dia inginkan kali ini.

“Shibarakudeshita ne Rii-chan. Genki?” Wanita,kepala kantornya itu memeluk Riisa dengan erat. Dan kemudian melepaskan pelukannya itu.

Riisa terdiam “Ge. Genki. Sumimasendeshita, donatasama..”

“Miyata Sora desu. Sora Neechan” Ucap wanita tersebut dihadapan Riisa, mata Riisa kini membulat, seakan tak percaya kalau yang ada dihadapannya adalah temannya saat dia masih tinggal di Jepang.

“Neechan. Aitakatta” Riisa tersenyum. “Ogenki desuka?” Tanya Riisa.

“Wanita itu menjawab dengan cepat, memberi tahu kalau dirinya baik-baik saja. Dan saat itu menjadi waktu yang menyenangkan bagi Riisa, bisa bertemu dengan teman lamanya yang sudah 16 tahun tidak pernah dia jumpai itu.

Setelah berbicara beberapa saat Riisa diizinkan kembali kepekerjaannya, menjalankan kewajibannya sebagai seorang pekerja, dia merasa beruntung kalau kepala kantornya adalah Sora Neechan, kakak kandung dari Miyata Toshiya.

Sejenak saat bekerja, dia mengingat satu nama, “Miyacchi” Riisa membatin, meningat nama itu sesaat lalu kemudian tersenyum.

Waktu pulangpun tiba, dan Sora Neechan meminta Riisa untuk mengajaknya ke apartemen Riisa yang kata Riisa tak jauh dari kantornya itu. Riisa pun tak mungkin menolak, terlebih lagi Sora Neechan menjanjikan akan membuat party kecil karena dapat bertemu dengan Riisa lagi saat ini.

“Toshi akan datang” Sora meneguk bir rendah alcohol yang ada dihadapannya.

Jantung Riisa serasa berdegup dengan kencang mendengar ucapan Sora Neechan barusan, dia benar-benar tak sabar ingin bertemu dengan Miyacchi, dia juga sudah sangat penasaran dengan Miyacchi, maklum sudah 16 tahun mereka tidak bertemu.

Ting Tong.

Bel apartemen kecil itu berbunyi, tak lama muncul seorang lelaki dihadapan Riisa, lelaki berkuli putih dengan hidung yang besar dan senyum yang lucu.

“Rii-chan ne. aku boleh masuk?” Tanya lelaki itu. Riisa sedikit kaget dengan kehadirannya, Riisa hanya mengangguk mengiyakan.

Dalam hati Riisa berpikir, benarkah ini Miyacchi temannya waktu kecil dulu. Postur tbuhnya begitu berkata kalau dia benar-benar lelaki yang gentel, cirri-ciri otakunya benar-benar sudah hilang. Riisa tak melihat sedikitpun tanda-tanda otaku yang ada dalam tubuh Miyacchi.

Malam itu mereka bertiga merayakan pary ecil yang dibuat oleh Sora Neechan diapartemen kecil milik Riisa.

“Ne. Sora Neechan kapanpun kalian mau main kesini silakan saja. Ini kunci apartemen ku. aku mempercayaki kalian kok” Riisa memberikan dua buah kunci duplikat apartemennya kepada Sora dan Miyacchi yang hendak pulang itu.

Kakak beradik itupun menerimanya dengan lapan dada, setelah itu Riisa merapihkan rumahnya dan segera beristirsahat.

====================================================================================

“Tadaima” Riisa membuka pintu apartemennya dengan lelah, dia merasa kalau pekerjaan hari ini cukup berat baginya, ditambah lagi hari ini Sora Neechan tidak masuk, sepertinya memang dia kelelahan karena party yang mereka adakan kemarin malam.

“Okaeri” Jawab seseorang dari arah dapur.

Wajah Riisa tersentak mendapati Miyacchi sudah ada didapur apartemennya. “Kau kesini untuk main?” Tanya Riisa dengan bingung. Tak ada rasa canggung anatara Riisa dan Miyacchi.

Miyacchi menggeleng, lelaki itu kembali asik dengan wajannya. “Lalu apa?” Tanya Riisa penasaran.

“Aku diusir oleh Neechan. Jadi aku kemari untuk menumpang tempat tinggal dengan mu” Miyata menatap Riisa lalu kembali memasak lagi.

Mata Riisa membulat. Seakan tak percaya yang dikatakan oleh Miyata “Uso! Kau bodoh. Kenapa bisa diusir?” Tanya Riisa menyelidiki.

Miyata meletakan sepiring curry rice dihadapan Riisa. “Makan dulu nona banyak tanya, sekarang kau lebih bawel ya” Miyata duduk disebelah Riisa, ikut menyantap curry yang bagu saja dia buat itu.

“Dou?” Tanya Miyata saat makanan itu masuk kedalam mulut Riisa.

“Oishii. Kau bisa masak sekarang?”

“Aku kan akan menumpang dirumahmu, jadi aku harus bisa masak”

“Kau belum mendapat izin dariku ya. Lagipula kenapa bisa diusir? Minta maaf sana pada Neechan” Perintah Riisa.

Miyacchi menggeleng dengan yakin. “Aku tak akan meninggalkan hobby ku. Otaku is beautiful”

Mata Riisa mendelik tajam kearah Miyata. Rupanya dia masih belum melepas jabatannya sebagai otaku itu. Riisa merasa kalau dia kecewa atas bayangannya tentang Miyata yang seharusnya bisa dewasa, tetapi kenyataannya adalah tidak.

Riisa menatap lelaki yang umurnya berbeda 6 tahun dari dirinya itu, lalu tersenyum malas. “Kau tidak berubah. Padahal aku ingin kau berubah” Ucap Riisa lalu meninggalkan Miyata yang sedang asik makan.

Didalam kamarnya Riisa merasa sangat lemas. Awalnya dia merasa akan benar-benar menyenangkan kalau harus ada Miyata dan Sora didalam kehidupannya, tetapi kenyataannya Miyata sendiri jadinya menumpang dirumahnya, dan yang terburuk adalah sikap Miyata sama sekali tidak berubah.

=====================================================================================

Please change your self. I wanna you be a Man not a Child

Riisa membaringkan tubuhnya ditempat tidur yang ada diapartemen kecilnya itu, dai merasa sangat lelah, Miyata melarangnya untuk memberitahu Sora Neechan kalau Miyata sebenarnya ada diapartemen milik Riisa.

“Kau sudah pulang. Kyou wa atsui desu ne” Miyata ikut membaringkan tubuhnya disebelah Riisa.

“Kau masih disini?” Riisa bangkit dan menjauh dari Miyata, dia sebal karena sudah hampir satu minggu Miyata tinggal bersamanya, Riisa hanya merasa tidak nyaman karena Miyata dari dulu memang susah untuk satu pemikiran dengan Riisa, berbeda dengan Sora yang pemikirannya selalu sejalan dengan Riisa.

“Iya. Aku masih takut untuk pulang” Ucap Miyata dengan santai.

“Baka na hito” Riisa membentak dan mendorong tubuh Miyata keluar dari kamarnya.

Dia menutup kamarnya, dan menguncinya, tak lama air mata Riisa terjatuh, dia sudah bukan anak kecil lagi, dia sudah berumur 20 tahun dan harusnya bisa lebih dewasa dalam menghadapi laki-laki, walau sudah beberapa kali pacaran dan dia rasa bisa bersikap dewasa dengan beberapa pria yang pernah menjadi kekasihnya, tapi tidak dengan Miyata, dia selalu merasa menjadi anak beumur 4 tahun saat dengan Miyata.

“Ku rasa kau masih sama seperti dulu, aku ingin kau berubah menjadi dewasa. Aku ingin melihat kau sebagai laki-laki” Riisa membatin, dia benar-benar ingin Miyata menjadi laki-laki yang dewasa, bukan seperti Miyacchi berumur 10 tahun yang dia kenal 16 tahun yang lalu.

Perlahan harapan itu dia ucapkan sebelum dia menutup matanya, ada harapan kecil untuk Miyata, dia hanya ingin Miyata menjadi dewasa, baginya Miyata yang dewasa akan bisa menjadi pendampingnya kelak nanti, karena sebenarnya Riisa masih menyimpan perasaan yang tersembunyi untuk Miyata.

=====================================================================================

I don’t know why I wanna you be a man, but I thing it’s good for you coz I love you.

“Miyata. Aku membawa cake” Riisa berteriak, sudah hampir 4 minggu Miyata tinggal bersama Riisa, walau awalnya segan, tapi lama kelamaan Riisa terbiasa dengan tingkah kekanak-kanakan Miyata yang selalu membuatnya tidak nyaman. Riisa menganggapnya Miyada adalah adik kecilnya yang masih sangta manja.

“Ummmm. Oishii” Miyata mulai mengomentari makanan yang Riisa bawa. Sehari-hari memang Riisa selalu bekerja, sehingga semua urusan rumah Miyatalah yang mengerjakannya.

“Hei, Sampai kapan kau akan bertingkah seperti Miyacchi yang beumur 10 tahun?” Tanya Riisa disela-sela makan kali ini.

Miyata menggeleng, “Mungkin nanti. Saat aku menemukan wanita yang benar-benar mencintaiku sebagai seorang Miyata, menerima diriku apa adanya” Ucap Miyata sambil terus mengunyah cakenya.

Riisa terlihat berfikir sejenak. “Dewa… Aku ingin kau berubah karena menurutku itu baik, karena aku…” Kali ini Riisa menahan kalimatnya, dia sadar seharusnya dia tak mengatakan hal itu.

“karena kau kenapa? yaa, karena kau tak mau kan kalau berpacaran dengan lelaki yang sifatnya kekanak-kanakan sepertiku kan? Kau ingin aku dewasa. Aku tau kau masih menyukai ku. jujur saja. Tapi kau tak mau menerima ku apa adanya kan? Oleh sebab itu kau selalu memintaku untuk berubah. Aku tak mau berubah Riisa. Aku tak mau!!” Miyata menjauhkan piring cakenya yang sisa setengah itu. Lalu dia menuju kamar tamu, kamar yang selama ini dia tempati.

Miyata mulai berkemas, Miyata akhirnya berhasil berkata serius pada Riisa, selama ini memang dia memendamnya dalam-dalam.

“Mau kemana kau hah?” Riisa membentak Miyata yang hendak keluar dari apartemennya.

“Doomoarigatougozaimasu Rii-chan. Aku tak dapat berkata apa-apa lagi selain terima kasih banyak pada mu. Jyaa ne” Miyata melambaikan tangannya dan meninggalkan Riisa sendiri didepan pintu apartemen itu.

“Omae wa ichiban warui Miyacchi” Riisa berteriak, tanpa dia sadari air matanya terjatuh dari matanya, dia hanya ingin yang terbaik bagi Miyata dan dirinya, karena Riisa merasa perasaan Miyata belum hilang sedikitpun padanya.

=====================================================================================

Unchanging Fell, to get your heart. Forever my fell always like this

“Riisa. Doomoarigatougozaimasu ne” Sora Neechan menghampiri Riisa yang tengah asik dengan pekerjaannya, sudah dua hari Miyata tak mengabarinya, dan baru hari ini Sora Neechan mengajaknya berbicara.

“Iie. Doita. Sudah berbikan dengan Miyacchi?” Tanya Riisa dengan santai, mereka memang dekat sehingga pembicaraan dikantor pun sering terdengar seperti dengan teman sebagaya padahal Sora adalah atasa Riisa.

Sora mengangguk dengan yakin. “Sepualng nanti, kau ikut dengan ku ya” ucap Sora mengajak.

Tentu Riisa tak menolaknya, dia berharap agar dipertemukan dengan Miyata, berkat ucapan yang Miyata katakan, dia jadi merasa kalau sebaiknya Riisa bisa menerima Miyata apa adanya, bagaimana pun Riisa dulunya bisa suka Miyata yang seperti itu, dengan begitu tanpa harus merubah sikapnya pun Riisa tetap menyukai Miyata.

Sora mengajak Riisa masuk kedalam mobilnya, waktu bekerja hari ini terasa begitu cepat baginya. “Aku lapar, kita makan dulu ya” Ajak Sora dan mulai menjalankan mobilnya, ada banyak senyuman dan tawa diantara mereka saat itu, membuat perjalanan terasa begitu cepat.

“Riisa, kau meminta Miyata untuk berubah ya?” Tanya Sora ketika mereka berdua sedang menunggu makanan yang mereka pesan.

Riisa mengangguk merasa bersalah. “Iya, tapi itu semua karena aku menyukai Miyacchi” Ucap Riisa dama tunduknya.

Sora terdiam dan memeluk gadis itu. “Kau mau baca ini? Ini tulisan tangan Miyata loh” Sora memberikan secarik kertas dengan tulisan dan tandatangan Miyata dibawahnya.

Dear Rii-chan

Doomo arigatougozaimasu, kau sudah mau menerima ku selama ini. Aku tau tingkahku memang seperti anak-anak dan aku tau kau tak suka itu, tapi ketahuilah, 16 tahun yang lalu itu betul-betul tak bisa ku hapus, aku selalu ingin mengulangnya. Maka dari itu aku tidak pernah bersikap dewasa aku ingin kau sama seperti waktu itu, sangat manis bagiku, tapi kau sekarang masih manis juga sih. Aku menyukai mu. Maaf, kalau sifatku masih belum bisa berubah, dan maaf kalau perasaanku untukmu tak akan bisa berubah sampai kapanmu. Rii-chan, Doomo Sumimasen, Aishiteru yo.

Miyata Toshiya.

Riisa tersenyum sambil membacanya, “Aku ingin bertemu dengan dia secepatnya. Aku ingin berkata tidak apa-apa dia tetap bersifat kekanak-kanakan, dan aku tak mau dia merubah sifatnya pada ku, aku ingin dia menyukai ku terus Neechan” Riisa tersenyum girang mengucapkannya, kali ini dia mengerti kenapa Miyata yang harusnya dewasa tetap saja kekanak-kanakan.

“Tenang saja, dia tak akan merubah perasaannya pada mu” Ucap Sora meyakinkan Riisa.

Dengan perasaan tak sabar mereka saling bercerita, membicarakan Miyata yang selama ini betingkah konyol agar Riisa bisa menyukainya seperti dulu, seperti saat 16 tahun yang lalu, saat mereka sama sekali belum mengerti cinta yang sesungguhnya.

Dengan cepat Riisa masuk kedalam mobil milik Sora dan meminta kepada Sora untuk mempercepat laju mobilnya.

“Rii-chan. Ututp matamu dengan kain hitam disana. Aku ingin memberimu kejutan” Ucap Sora sambil menunjuk kain hitam yang ada disisinya untuk menutup mata Riisa.

Riisa hanya menurut pada ucapan Sora, tak lama mobil itu pun berhenti. Dengan cepat Sora membantu Riisa yang tak dapat melihat karena matanya ditutup oleh kain hitam.

Sora membantu Riisa berjalan, menuju suatu tempat. Dan tak lama mereka behenti,

“Rii-chan, ini Miyacchi” Ucap Sora sambil membuka penutup mata Riisa.

Riisa membuka matanya dengan perlahan, kemudian dia menutup mulutnya, air matanya terjatuh, tubuhnya terasa sangat lemas. Dia tak menyangka kalau papan nisan dihadapannya bertuliskan kanji nama Miyata.

Air mata Riisa terus mengalir, sedangkan Sora memeluk tubuh Riisa sambil ikut menangis. “Gomen ne Rii-chan. Aku yang salah. Gomen ne” Ucap Sora sambil terisak.

Riisa hanya terdiam sambil menatap nisan yang ada didepannya, tanggal wafatnya tepat satu hari setelah Miyata pergi dari apartemennya.

“Doushita? Kenapa kau tidak bilang Sora Neechan?” Tanya Riisa dengan kesal dan berlinang air mata.

“Gomen ne. aku tak kuat kalau harus mengatakannya pada mu. Miyata di nyatakan memiliki tumor otak yang sudah kronis oleh dokter, dokter memperkirakan hidupnya hanya tinggal 2 bulan lagi. Dan satu bulan terakhir dia meminta izin padaku untuk menghabiskan waktunya dengan mu, jadi aku terpaksa berbohong demi kebahagiannya, saat malam dia selalu mengirim email pada ku, dia bilang dia selalu bahagia melihat wajah kesal mu, lucu sekali katanya. Dia bahagia disisa waktunya bisa bersama mu, bisa mengulang kejadian 16 tahun yang lalu. Ketahuilah dia sangat menantikan saat-saat ini. Dia punya satu permintaan padamu. Dia ingin kau mencintai seseorang apa adanya, dia ingin kau selalu tersenyum. Ku mohon kabulkan permintaannya itu” Air mata keduanya benar-benar tumpah di makam itu. Riisa benar-benar tak menyangka kalau semuanya akan berkahir seperti ini.

“Kau bodoh Miyacchi. Kalau begini sampai kapanmu perasaanmu tak akan berubah padaku. Aku… akuu aku menyukai mu bakamiya” Riisa berteriak pada foto yang dia ambil dari ponselnya saat sedang bersama Miyata.  Air atanya tak berhenti mengalir.

Riisa menatap foto dirinya ketika masih berumur 4 tahun, foto bersama Miyata. “Kau akan selalu ada didalam hatiku Miyacchi, terimakasih telah mengajarkan untuk tulus mencintai seseorang. Aku akan tersenyum untuk mu, semoga kau tenang di syurga sana”

=============================OWARI=====================

Yeeeyyy. Yeeeyyy. Another Baka Fanfiction~ I make this FF only 3 hours. LOL

Kono wa warui fanfiction ne minna?

Comment are love Minna.

3 komentar:

  1. Hiks... T~T
    untung di syurga ya. Kalo di neraka repot ne.
    #plakk

    BalasHapus
  2. kaaaaaak.... cukup kaget waktu endingnya bukan happy wkwk. alurnya lumayan cepet ya, 3 jam kakak bikin sekeren ini?! aaaaaaa aku mau jadi fansmu kaaak XD

    BalasHapus
  3. bused....kirain bakal happy end...hahaha..
    kenapa miyataaaa harus pergggiii?? #Plakk
    englishnya banyak typo.gomen neng..tapi ntar merubah arti dengan sangat drastis..makanya harus q benerin..okeh??
    ntar tanya nya di sms aja.. :P

    fell itu feel maksudnya ya??
    but I thing it’s good for you coz I love you = thing nya think?? thing ama think artinya jauh banget abisnya.. fell ama feel juga... hehe

    tapi ceritanya bagus banget, suka dan walopun yg ini malah flownya cepet banget.. :)
    good job cantik!! ^^

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment