Selasa, 13 Desember 2011

Fanfiction 'I Just Wanna Say...'

Fanfiction            : I Just Wanna Say…

Genre                   : Romance, a bit of friendship

Ratting                  : PG

Author                  : Lisa Wulan Novianti

Cast                       : Morimoto Riisa (OC), Nakayama Yuma (NYC), Kouchi Yugo (Jjr), Kamiyama Tomohiro (7west), Minase Yuuki (OC), Okamoto Miira (OC)

Disclaimer           : Char yang dipatenkan hanya Nakayama Yuma saya patenkan sebagai suami saya, Kouchi Yugo is Jjr, Kamiyama Tomohiro from 7west. Dan yang lainnya hanya OC.



 



 


I Just Wanna say…


#RIISA POV#

“Uhk. Ukh” aku mencoba menghapus papan tulis, hari ini aku ada piket, tapi karena tubuhku yang mungil aku jadi tidak bisa menghapus papan tulis dengan mudah.

Seeettt…

Tiba-tiba saja Yuma mengambil penghapus yang sedang ada ditanganku, dan membantu menghapuskan, memang hari ini aku piket dengan dia dan Yugo, tapi entah Yugo malah pergi tidak ada dikelas. Bocah itu memang nakal.

“Yuma-kun, Ari..”

“Dasar pendek” ucap Yuma lalu meninggalkanku.

Selalu seperti itu, Yuma memang selalu menyebalkan, aku membencinya.

“Rii-chan. Kau mau pulang bersama kami?” panggil Mii-chan dan Yuu-chan. Mereka berdua adalah temanku, dari kelas 1 sampai kelas 2 kami selalu bersama. Begitu juga dengan Yuma dan Yugo. Dua makhluk itu benar-benar menyebalkan.

“Aku tidak mau melihat wajah Yuma lagi. Aku sebal sekali dengannya’” Ucapku saat menghampiri mereka yang sengaja menunggu ku selesai piket.

“Eh? Tapi Yuma kan sering membantu mu ne Rii-chan” Seru Mii-chan.

Ya, aku akui, banyak sekali hari-hariku yang diisi oleh Yuma, walau sebenarnya aku sangat-sangat membencinya, dia selalu saja membnatuku, tapi setelah itu aku selalu diejek olehnya.

Aku sekolah di SMA swasta didekat rumah, karena itu kami bertiga selalu jalan bersama seusai pulang sekolah. Persahabatan kami sudah seperti saudara sendiri, kami sellau kompak walau sering sekali ada pertengkaran diantara kita. Apa lagi antara aku dan Yuu-chan, sifat kami sama-sama pemberontak, berbeda dengan Mii-chan, dia bersifat keibuan, wajar saja Yamada senpai menyukainya.

Yuuchan sendiri pacarnya adalah anak kuliahan, namanya Shige. Mereka jadian sudah tiga tahun yang lalu, saat Yuu-chan masih di SMP. Kedua temanku itu memang hebat dalam urusan cinta. Sayang aku ini sangat-sangat tidak ahli dalam urusan seperti itu.

“Ka. Ka. Kamiyama senpai” Bisikku, lalu ku genggam tangan Mii-chan dengan kuat, sampai dia meringis sedikit karena genggamanku terlalu kuat. “A, gomen” ucapku dengan cepat.

“Ayo sayang. Aku tak mau ada di sini terlalu lama” Ucap Kamiyama senpai lalu menarik tangan seorang gadis, gadis itu masih merapikan bajunya yang terlihat sangat berantakan, begitu juga dengan rambutnya. Mereka seperti habis main perang-perangan.

“Ne, Rii-chan, harusnya kau tidak melihatnya kan?” Ucap Yuu-chan lalu membawaku keluar dari gedung sekolah.

Yuu-chan dan Mii-chan memang tak pernah suka kalau sebenarnya aku ini menyukai Kamiyama senpai, dia itu brandal, aku juga tau kalau dia brandal, tapi jatuh cinta pada anak seperti itu apa salah? Banyak yang bilang kan kalau cinta itu buta. Aku sendiri tidak tau kenapa aku jadi bisa benar-benar suka pada Kamiyama senpai. Mungkin karena dulu dia pernah menolongku.

FLASH BACK

“Yugo baaakkkaaa. Kembalikan buku diary ku” teriakku pada Yugo yang berlari menuju koridor sekolah, dia membawa buku diary ku yang tak sengaja terbawa kedalam tas sekolahku.

“Ambil saja. Kau harus menciumku kalau kau mau ini kembali” Ucapnya sambil terus berlari. Membawa buku diary ku.

Dari kelas satu, Yugo selalu menggodaku, dia selalu saja berkata kalau aku itu pacarnya, tapi sama sekali tidak, dia hanya bercanda, dia itu tidak pernah serius. Dia menamang bocah baaka.

“Eh. Eh. Ehhhhhhh”

Seseorang menarik lenganku, aku nyaris saja terjatuh dari tangga lantai dua. Lantainya terasa begitu licin, untung saja ada seseorang yang menarikku.

“A, doomo arigatougozaimasu” aku membungkuk dihadapan lelaki itu. Sepertinya dia anak kelas 2, dandanannya berantakan, rambutnya terlalu panjang, kemejanya tidak dikancing dengan baik, dasinya tidak dipakai.

“Iie, doitashimashite. Lain kali hati-hati” Ucapnya sambil meninggalkanku.

FLASH BACK END

Mulai saat kejadian itu aku mencari tau tentang dia, seiring berjalannya waktu akupun menyukainya, walau aku sangat sering melihatnya berganti-ganti pacar. Tapi aku masih saja menyukainya. Walau berkali-kali Mii-chan dan Yuu-chan memberiku nasehat agar tidak lagi menyukainya, tapi semakin aku mencoba membuang perasaan ku semakin aku menyukainya.

=========================================================================================

Baaka boy,

Please make me smile again.

Aku menunduk, bentou yang ku bawa hanya ku acak-acak, tak lebih. Aku sama sekali tidak nafsu untuk menyantap makananku. Pagi tadi aku melihat kamiyama senpai bersama dengan gadis dari sekolah lain, hatiku serasa hancur berkeping-keping. Membuatku tak bersemangat menjalani hari ini.

“Doushita?” Tanya Yugo yang menghampiriku, aku sedang ada di mejaku. Duduk sendiri, sedangkan Mii-chan dan Yuu-chan tadi bilang ingin keperpustakaan. Mereka mengajakku, tapi aku menolaknya.

“Tak apa” Jawabku singkat. Ku tutup bentou ku, berniat ku masukkan kedalam tas.

“Untukku saja” Ucap Yugo lalu merampas bentouku.

Dia mengambilnya, dan memakannya dihadapanku dengan lahap, melihay Yugo makan rasanya senang sekali. Saat Yugo ada disisiku, aku merasa nyaman, aku selalu tersenyu saat ada disampingnya. Dia adalah penghibur ku yang selalu ada untukku.

“Kau mau makan? Sini aku suapi” Yugo menyumpit sedikit nasi dan menyuruhku membuka mulutku, aku hanya tersenyum. Lalu membuka mulutku.

“Aaa. Ah, sayang masuknya kedalam mulutku” Ucap Yugo dengan mulut yang penuh makanan. Membuatku kesal sekaligus tertawa geli melihatnya.

Trrrrrrrrrrrrrrreeeeeeeeeeeeennnnnnnggggg.

Bel berbunyi, tanda jam masuk sudah mulai. Yugo menenggak jus yang dia bawa, lalu merapikan bentou ku.

“Ah, sankyu ya sayang ku. kau memang pacaku yang baik” Ucapnya nyeleneh, dia hanya terkekeh melihatku dengan wajah kesal.

Karena sikap frontalnya membuatku disangka menjadi pacarnya. Padahal kami tak sama sekali jadian dengan resmi. Lagi pula aku menyukai Kamiyama senpai.

Hanya satu yang ku suka dari Yugo, dia itu sangat sering membuatku tersenyum. Itu yang membuatku betah ada disampingnya.

=========================================================================================

Hey, You…

Why you make me hate you?

“Morimoto-san. Bentuk kedua dari makan apa?” Tanya Nakajima sensei dai depan. Aku tersentak, sensei bertanya mungkin karena dia melihat aku bengong.

“Ate” Bisik Yuma dari belakang ku, dia memang duduk dibelakangku. Sejak dulu kami selalu ditakdirkan duduk berdekatan.

“Ate sensei” Jawabku dengan cepat.

“Ya benar” Ucap Nakajima sensei.

Fuuuiihhh, aku menghela nafas laga. Seandainya tidak ada Yuma, mungkin aku pasti sudah kena omelan.

Aku menoleh kebalakang. “Yuma-kun. Ari…”

“PAYAH????? Yuma-kun menyebalkan” teriakku. Sontak semuanya melihat kearahku, begitu juga Nakajima sensei yang kaget dengan teriakkanku.

Aku teriak bukan karena ada apa-apa tapi aku melihat sebuh kertas yang Yuma pegang bertuliskan ‘payah’ dia menunjukannya saat aku menatapnya, sambil menjulurkan lidah pula. Menyebalkan.

“Jangan ribut Morimoto-san” tegur Nakajima sensei. Jujur saja aku kesal setengah mati melihat ulah Yuma. Kalau tidak mau membantuku yasudah, lebih baik tidak usah membantuku. Dia itu menyebalkan sekali.

 

Aku kembali mengacak-acak bentou ku lagi. Yuu-chan dan Mii-chan hanya menatapku pasrah, beginilah sifatku, malas sekali makan saat aku sedang bad mood.

“mau kupanggilakan pacarmu?” Tanya Yuu-chan menggodaku.

“Apa sih? Siapa? Kamiyama senpai?” Tanya ku sok percaya diri.

“bukan, Yugo” Ucap Yuu-chan.

Aku semakin mengacak-ngacak bentouku. Rasanya tambah kesal saat sahabatku sendiri bilang kalau aku ini jadian dengan Yugo, padahal mereka sendiri tau kalau aku ini sama sekali tidak jadian dengannya.

“Hey, payah, boleh pinjam kamus lagi?” Tanya Yuma lagi-lagi dengan panggilan yang menyebalkan.

Aku melempar kamus bahasa Inggris yang berat itu kearahnya. Untung saja dia bisa menangkapnya, kalau tidak bisa-bisa wajahnya sudah memar terkena kamus itu.

“Kalian saling membutuhkan ya? Lucu sekali” ucap Mii-chan ikut-ikutan menggodaku.

Mereka ini suka menggodaku, mungkin karena hanya aku yang belum punya pacar diantara kami.

“Sudah. Aku malas membicarkan masalah pacar. Aku hanya menyukai Kamiyama senpai” Ucapku menjelaskan semuanya.

“A, Kamiyama senpai yang brandal itu ya? Sampai kapan ka uterus menyukai lelaki playboy seperti dia? Kau ini memang payah ya, seleramu payah sekali” Ucap Yuma ikut campur pembicaraan kami.

“DIAM KAUUUU” teriakku, semakin hari Yuma semakin membuatku kesal saja. Aku tidak pernah ingin bertemu orang seperti Yuma lagi. Lihat saja, setelah lulus nanti aku tak mau satu universitas darinya. Akuan ku hindari Yuma itu. Menyebalkan.

“Jangan terlalu benci, nanti jadi suka” Goda Yuu-chan lagi. Yuu-chan ini memang ratunya menggoda ku. rasanya sebal sekali.

“Aku? Menyukai Yuma? Rasanya tidak mungkin.” Ucapku dengan ketus. Ku lihat Yuma tidak memperdulikannya, atau mungkin juga dia tidak mendengar karena telinganya ditutup oleh headset.

Aku benar-benar membencinya, kenapa juga didunia ini ada orang seperti dia. Kalau saja membunuh itu tidak masuk penjara, mungkin aku sudah membunuhnya.

=========================================================================================

Senpai,

Can you listen my heart?

“Mau sampai kapan kau pendam? Kalau memang suka nyatakan saja” Saran Mii-chan padaku saat aku menangis dirumahnya.

Malam ini adalah malam minggu, weekend aku selalu masin bersama Mii-chan dan Yuu-chan. Mereka sengaja meluangkan waktunya untukku. Walau kadang-kadang Shige dan Yamada juga ikut main bersama kami, tapi tentunya itu melah membuatku iri karena aku sendiri tidak punya pacar.

“Aku tak tau, aku tak berani, tau sendiri Kamiyama senpai itu seperti apa?”

“kalau begitu lebih baik lupakan dia, kau cocok dengan Yugo atau jangan-jangan kau punya hati pada Yuma?” Terka Yuu-chan.

“Baaka. Urusai yo. Aku tetap menyukai Kamiyama senpai. Hari senin aku akan mengucapkan pada Kamiyama senpai. Bantu aku ya” ucapku menmantapka. Walau sebenarnya aku sendiri masih sangat takut untuk mengatakan rasa suka pada Kamiyama senpai.

 

“Ohayou, kau siap?” Tanya Yuu-chan. Gadis itu memang menyebalkan, ini masih sangat tapi dia sudah menagih janjiku.

“Iya. Sangat siap” ucapku. Kyyyaaa aku sangat deg-degan.

“Itu Kamiyama senpai cepat sana” Yuu-chan mendorong tubuhku sampai tepat dihadapan Kamiyama senpai.

“Ah? Ohayougozaimasu senpai. Etto. Senpai” Ucapku takut, aku menunduk. Dan semakin tertunduk.

“Ne, ada apa?” tanyanya lebut. Aku semakin takut untuk mengatakannya.

“Aa. Etto, Kimi ga suki” ucapku sambil tertunduk malu, wajahku sudah benar-benar merah.

“Hahahahaha” Kamiyama senpai tertawa, bahkan sampai tebahak-bahak. Dia kira ini lucu. Aku memang tak pantas untuknya kan. Sepertinya aku memang tidak bisa menjadi pacarnya.

“A, Gomen nasai. Maaf menganggu” Aku membungkuk lalu meninggalkan dia dim koridor.

“Chotto” kamiyama senpai menahanku, ditariknya tanganku, posisi kami nyaris saja berpelukan. Aku malu sekali.

“Arigatou telah menyukaiku. Tapi kau itu terlalu baik untukku, kau kan gadis baik-baik dan aku ini hanya anak brandal. Cintailah seseorang yang baik untukmu. Kau tidak akan bahagia kalau denganku. Aku tak mungkin membiarkan gadis baik sepertimu tersiksa karena ku” Jelasnya panjang lebar.

“Tapi senpai…” Ucapku bingung. Aku benar-benar belum bisa memahami apa yang dimaksud oleh kamiyama senpai.

Kamiyama senpai kini tersenyum menatapku. “Aku hanya mempermainkan wanita-wanita yang kupacari. Aku ini jahat loh. Aku tak ingin menyakitimu. Gomen na”

Tak sadar air mata ku terjatuh, beginikah rasa sakit karena ditolak oleh seseorang. Kamiyama senpai memegang wajahku, lalu dihapusnya air mata yang membasahi pipiku.

“Jangan menangis, tersenyumlah untukku. Aku akan mendukungmu” Dia tersenyum dan membuatku untuk kuat.

Ya, dia berhasil aku lega telah menyatakannya. Walau rasanya sangat menyakitkan. Tapi aku lega karena aku bisa mengatakan kalau aku menyukainya.

=========================================================================================

I know, we are just friend,

Please. Don’t make Yugo sad.

“Yugooooooo” Aku berteriak memanggil Yugo yang menggandeng tangan seorang. Hari ini aku berbelanja di sebuah mall dikota Tokyo. Aku berniat membeli beberapa komik dan pulpen. Sepertinya aku sudah kehabisan stok pulpen dirumah.

“Kyyaaa, pacar mu ya?” Tanya ku saat Yugo sudah ada tepat dihadapanku.

Yugo menangguk. “Iya. Kenalkan, Yanagi Riisa” Aku terkejut mendengar namanya. Yugo tersenyum tak lama dia terkekeh membuat pacarnya bingung.

“Yoroshiku onegaishimasu. Morimoto Riisa desu” Ucapku. Kini pacarnya Yugo juga tertawa bersama kami. nama pacarnya Yugo mirip denganku. Untung lah nama keluarganya berbeda.

“Kau mau kemana? Sendirian? Ikut saja bersama kami?” Ajak Yugo.

Aku menggeleng “Tidak, aku menganggu kencan kalian. Jya. Aku sendiri saja. Yang enjoy ya Riisa. Jaga Yugo baik-baik. Dia temanku yang selalu menghiburku loh” Pintaku pada Riisa pacarnya Yugo.

Gadis yang tinginya tak jauh denganku itu mengagguk dengan manis. Dia memang pantas dengan Yugo. Yugo memang lelaki yang baik juga. Aku berharap mereka bisa langgeng.

=========================================================================================

Again?

I hate you, but Thanks you so much

“Ohayou Minna-san. Aku membawakan vas bunga yang ku buat sendiri dipelatihan keramik kemarin. Kalian beolh pakai, tapi jaga baik-baik ya” Din sensei, wali kelas kami masuk dengan membawa vas dan bunga sebagai hiasan mejanya.

Vas yang dibuat Din sensei bagus sekali. Ada ukiran yang bagus, Din sensei keren sekali.

“Morimoto-san, nanti tolong gantikan bunganya ya” Perintah Din sensei padaku.

Saat pulang sekolah aku mengambil vas itu. “Ukh. Ukh” lagi-lagi aku tak sampai. Aku ini memang pendek sekali. Nasib banget menjadi anak bertubuh pendek.

Prrraaaayyyyy

Aku tak dapat berkata-kata lagi. Segera ku ambil lem yang ada didalam tasku, ku keringkan vas itu dengan sapu tanganku, lalu ku temple lagi.

Aku meletakkan bunganya pada air yang ada diwadah untuk bunga itu. Aku menjadi sangat takut sekali. Semoga saja tak ada yang menyadarinya kalau vas itu pecah.

Esoknya aku kembali kesekolah seperti biasa, hari ini benar-benar aku malas masuk kesekolah, aku takut kalau Din sensei marah gara-gara vasnya ku pecahkan.

“Loh, kok bunganya ada disini? Nakayama-san tolong ambilkan vasnya” Perintah Ohno, dia ketua kelas dikelas kami.

“baik” Balas Yuma dan segera mengambilakn vas tersebut.

Prrraaaayyyyyy

“Ya ampun, Yumaaaaa” Teriak Ohno dari kejauhan. Sontak seisi kelas menatap kearah Yuma.

“Aduh. Gomen nasai” Ucap Yuma santai.

“Ada apa ini?” Tiba-tiba Din sensei masuk dan membuat kami tenang.

“Yuma memecahkan vas bunga sensei” Jelas Ohno.

“baru sehari sudah pecah. Payah sekali” ucap Din sensei sedih.

“lain kali beli yang anti pecah sensei. Sumimasen”

Blleeetttaaaakkkk

Din sensei menjitak kepala Yuma. “Sudah salah masih saja melucu”

“Buuuukkkkaaaannn” Teriakku tak terkendali.

“APANYA????” bentak Yuma menatapku.

“Yuma, sudah salah masih saja membentak” cetus Ohno.

“Urusai” Yuma jalan melewatiku. Dia menepuk punggungku. “Ceroboh” bisiknya pelan. Lalu duduk dibangkunya.

Aku tau, rasanya dia menutupi kesalahanku, sepertinya begitu. Aku jadi merasa tidak enak padanya, Yuma sangat membantuku.

“Rii-chan, kenapa?” Tanya Mii-chan saat kami pulang sekolah.

“Kalian pulang duluan saja ya, aku ada urusan” Ucapku, aku melihat Yuma sedang bermain baseball dilapangan sekolah. Entah kenapa aku ingin sekali berbicara dengannya.

Hampir setengah jam aku menunggu Yuma latihan baseball, dia memang salah satu pemain baseball disekolahku. Permainannya cukup bagus membuat dia cukup digemari oleh banyak adik kelas.

“Kenapa? kenapa kau menatapku seperti itu?” aku mengikutinya sampai ke kran air minum, dan dia sadar akan kehadiranku.

“A. aku kan yang memecahkan?” Tanya ku sambil menatapnya.

“Apanya?” Yuma bingung.

“Vas bunganya. Kau melihatku memecahkannya kan? Lalu kau menutupinya agar tak ada yang menyangka kalau vas itu aku yang pecahkan, lalu kau pura-pura memecahkannya agar mereka semua menyangka kau yang memecahkannya kan?”

“Aku yang pecahkan kok, bukan kamu” Ucapnya sambil mengelep keringatnya yang sedari tadi membasahi keningnya.

Aku menatap Yuma, ku pegang wajahnya. “Kenapa kau membuatku membencimu?” Tanyaku. “Yuma-kun. Ari…”

“Maksudmu? Aku tak mengerti. Lagian kau kan sudah jadian dengan Yugo, dan kau juga menyukai Kamiyama senpai. Sudah jangan dekat-dekat denganku. Nanti Yugo memarahiku”

Yuma meninggalkan ku, aku terdiam, Yugo, Kamiyama senpai. Kenapa harus dua lelaki itu. Yuma itu memang menyebalkan, tapi dibalik sifatnya yang selalu menyebalkan dia selalu melindungi ku. dia benar-benar laki-laki yang baik.

=========================================================================================

I Just Wanna Say...

Pagi ini serasa lebih cerah dari biasanya. Senyum ku dapat berkembang, karena aku sudah bisa berteman dengan Kamiyama senpai. Aku juga berusaha untuk tidak menyukainya. Rasa suka ku kini mungkin hanya sebatas kakak dan adik. Karena hubungan kami serasa akrab dengan begini. Ternyata Kamiyama senpai itu memang benar-benar brandal boy. Dan Yugo, aku bahagia melihatnya bersama gadis lain, terlebih namanya sama denganku.

“Ohayou” Aku memasuki ruang kelas dan ku letakan tasku dimeja. Aku membalikan badanku kebelakang. Ada Yuma yang sedang asik dengan ponselnya, mendengarkan music dan membaca komik.

“Kau baca komik perempuan ya Yuma-kun?” Tanya ku sok akrab, semenjak kejadian itu aku mencoba membuang rasa benciku pada Yuma. Karena sebenarnya Yuma itu sangat baik padaku.

“Iya, kenapa?” Tanyanya datar. “Ini, aku membelikanmu mug, balasan dari kado natal mu tahun lalu” Yuma menyodorkan sebuah mug manis dengan beruang kecil di ujung gagangnya.

“Eh? Aku juga punya sesuatu untukmu” Ucapku, lalu ku keluarkan sebuah boneka kecil. Tadinya akan kuberikan pada Kamiyama senpai, tapi aku tak berani. Jadi ku putuskan untuk memberikannya pada Yuma.

“Forever with you?” Tulisan macam apa ini?” Tanyanya bingung.

“Eh? Di dasar mugnya juga ada tulisan ‘Love you forever’ ini tulisan lebih macam apa?” Tanya ku.

Lalu kami berdua tertawa bersama. Baru kali ini aku merasa lega bisa berhadapan dengan Yuma dan tertawa bersamanya.

“Yuma-kun” Ucapku

“Iya, apa?”

“Aku mau bilang….”

“Apa?”

“Arigatougozaimasu”

Yuma menatap kesal kepadaku. “Ku kita kau akan bilang ‘Yuma-kun kimi ga suki” Hahahahaha”

“Jangan berharap” ucapku kesal.

Aku merasa sangat lega bisa mengucapkan ‘Arigatougozaimasu’ padanya. Untuk saat ini akan ku habiskan hari-hari bahagiaku bersama mereka semua. Orang-orang yang ku sayangi dan menyayangiku. Aku benar-benar merasa bahagia saat ini. MINNA ARIGATOU~~~

======================END=================

I Just Wanna Say Arigatou end. Ini FF dibikin Cuma 2 jam kali ya.

Saya lagi gila juga. Maaf kalo gaze.

Comment are love~

9 komentar:

  1. KYAAA keren bangetttt :"D

    kukira nanti emak riisa jadiannya sama yugo ternyata sm yuma :)
    good job mak ^^

    BalasHapus
  2. riisaaa~ kayaknya ada salah ketik ya?
    pas Din-sensei marahin riisa, kudunya Yanagi-san kali bukan Morimoto-san...
    jadi rada bingung...bukannya morimoto itu pacarnya yugo??hhahaha

    ayo dibenerin lagi...
    tapi ceritanya rame wlopun akhirnya gantung...hehehe...

    asik...saia jadi sensei... #apadeh..
    ^^

    BalasHapus
  3. Hmmm... ^^). Gak mau Yuma, gak mau Yugo, d tolak Kamiyama, gppa deh jd teman aj, Semangaaaatt.... (semangat nulis lagi ya..... ^^))).

    BalasHapus
  4. Gak mau Yugo, gak mau Yuma, d tolak Kamiyama lagi. Gppa temanan aj deh, jgn nangis. Semangaaaaattt....
    semangat nulis lagi ya.... (he he he he :DDD)

    BalasHapus
  5. Perhatikan saja anak anak saat berangkat ke sekolah dengan membawa buku yang tebal “Jurus UN” atau “Siap UN”.

    BalasHapus
  6. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa kaaaaaaaaaaaaaaaaaak
    kereeeeeeeeeeeeeeeeen!!!!
    aku nge fans sama kakak! beneran deh jadi nge fans XD
    bikin lagi ya kak, ditunggu cerita cerita lainnya :3

    BalasHapus
  7. Aku menangis mendengarkan kalimat itu, aku berlari pulang ke rumah dan satu satunya kalimat yang kudengar hanya satu.

    BalasHapus
  8. memang di angkat dari sana ceritanya. cuma dasra cerita aja kok~ kan alur dan tahapan ceritanya juga berbeda~

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment