Kamis, 19 April 2012

Fanfiction 'Secret Agent'

Fanfiction

Title       : Secret Agent

Genre   : Romance, Action

Ratting  : PG

Author  : Lisa Wulan Novianti

Cast       : Ikuta Din (OC), Nikaido Takashi (Kisumai), Miyata Toshiya (Kisumai), Yanagi Riisa (OC). And other~

Warning : This is Fiction buat Bunda~ Bunda, maaf ya kalo FFnya gaze banget banget. Tapi apapun hasilnya dimohon untuk berkomentar *plak* tapi emang harus komentar deh. HAPPY READING MINNA~ Jangan lupa komen *halah*


Secret Agent


Din menghapus air matanya dengan selembar tissue yang baru saja dia ambil, Kemudian tissue itu basah oleh air mata yang tak hentinya mengalir. Dihadapan jasad ayahnya Din mencoba menjadi seseorang yang tegar, dia masih ingat betul pesan ayahnya. “Kau harus menjadi polisi sesuai dengan harapan ayah” Begitu kata-kata ayahnya sebelum Din benar-benar membulatkan tekatnya untuk menjadi polisi.

Banyak orang yang menghadiri upacara pemakaman ayahnya, upacara pemakaman kali ini dilakuka ala kepolisian, maklum ayah Din adalah kepala kepolisian di daerahnya. Bendera terbentang menutupi peti mati yang didalamnya telah terbujur kaku jasad ayah dari Din.

Kematian tragis menimpa ayahnya, membuat Din bertekat untuk menyelidiki siapa pembunuh ayahnya, semalam ketika ayahnya tidur sekitar jam 1 tengah malam Din dari kamarnya mendengar suara tembakan berkali-kali dan ketika dia sampai didepan kamar ayahnya. Ayahnya sudah tidak bernyawa, tidak ada bukti yang ditinggalkan pelaku, hanya 12 butir peluru yang bersarang di tubuh ayah Din.

“Komandan, lebih baik kita pulang” Riisa menenteng tas kecil yang di bawa Din, dia masih saja menatapi nisan tempat ayahnya di kubur.

Din hanya diam, dan masih saja menatap nisan ayahnya. Air matanya tak berhenti mengalir. “Kau bisa pulang duluan” Perintah Din pada bawahannya itu.

Riisa mengangguk. “Tapi komandan jangan terlalu lama disini, itu tidak baik. Aku akan segera menunggu komandan di kantor”

Riisa beranjak, melangkahkan kakinya keluar dari pemakaman itu. Meninggalkan Din sendiri di pemakaman itu.

“Bagaimanapun aku akan menemukan pembunuhnya”

=====================================================================================

Din membongkar tas besar yang tentunya berisi alat mata-mata itu, sebagai kepala kepolisisan daerahnya dia memang mengerti seluk beluk sebuah kasus, diambilnya sebuah ponsel dan ditekannnya nomer-nomer yang ada diponsel tersebut.

“Kepala kepolisian Tokyo, aku membutuhkan agent terbaik kalian untuk memecahkan kasus besar yang belakangan ini terjadi”

Flip

Ponsel itu diflip dengan cepat oleh Din. “Riisa, tolong siapkan semua berkas acara kasus ayahku” Tak lama Din menghampiri meja Riisa dan langsung memerintahnya. Riisa memang sekertaris kantor yang paling dekat dengan Din, Riisa sudah enjadi tangan kanan bagi Din.

Dengan cepat gadis bertubuh kecil itu membuka lemari berkas berita acara kasus yang sudah tersusun sesuai dengan tanggal kejadian.

“Wakatta” Ucap Riisa dan langsung menarik berkas tersebut dengan hati-hati.

“Kau siapkan perlengkapan ku, setengah jam lagi kau harus ikut denganku” Selesai berbicara Din langsung meninggalkan Riisa, Din memang terkendal dengan orang yang dingin, tapi jika sudah mengenal sosok Din, dia adalah wanita yang sangat hangat.

Tanpa basa-basi Riisa mengangguk, mengiyakan perintah Din. Tentunya Riisa tak bisa menolak perintah atasannya itu.

=====================================================================================

Din sudah sangat siap dengan jas hitam yang melekat indah ditubuhnya, jeans yang dipakainya juga begitu menunjukan sikapnya yang simple dan tegas. Riisa yang sudah duduk disampingnya memegang sebuah table pc, kecanggihan teknologi membantu mereka mengerjakan segalanya. Riisa hanya tinggal membuah scan berita acara dan lalu dimasukan kedalam table pcnya.

“Kita akan kemana?” Tanya Riisa begitu mobil hitam besar milik Din melaju dengan perlahan di jalanan padat kota Tokyo.

“Kau ikut saja. Oiya, bagaimana kabar mu dengan Yugo? Ku dengar dia sudah wamil ya? Din mengalihkan pembicaraan, dia menanyakan mantan pacar Riisa yang sekarang menjadi warga Negara Korea.

Riisa mendelik tajam kearah komandannya. Walau dikantor mereka bertingkah seperti atasan dan bawahan, tapi saat berdua keduanya seperti teman biasa.

“Aku kan sudah putus, sudah lama aku tidak mendengar kabarnya” Ucap Riisa sembari memainkan bibirnya.

“Souka” Balas Din dan kembali fokus pada jalanan

Din menginjak pedal gas dengan kencang, membuat laju mobil besar itu melaju bagai kilat, membuat Riisa yang merasakan kecepatan mobil itu terpana.

Mobil Din tiba-tiba berhenti disebuah restoran khas Cina, Din membuka pintu itu, begitu juga dengan Riisa yang membuntuti Din, dia hanya melakukan hal yang diperintahkan oleh Din.

“Disini kan seharusnya?” Ucap Din sendiri, matanya terlihat mencari-cari sesuatu.

“Ikuta Din. Kepala Kepolisian Tokyo” Ucap seseorang dari sebuha meja yang ada dipojok Restoran tersebut.

Din melangkah maju, menghampiri orang yang memanggil namanya tadi. Dia melihat dua orang laki-laki dengan jas hitam dan sebuah topi.

Din memang sudah mempunyai janji dengan agen dari Wolrd Secret Agent. Agent yang menangani kasus-kasus besar yang tak bisa dipecahkan oleh polisi, agent yang disiapkan khusus oleh FBA.

“NIkaido Takashi desu. Agent nomer 1 dalam WSA Jepang, dan ini partner ku Miyata Toshiya” Lelai dengan rambut ikal yang keren tersebut memperkenalkan dirinya, wajahnya cukup tampan, tingginya semampai dan giginya seperti kelinci.

“Kau?”

“Kau?”

Riisa menunjuk batang hidung Miyata dan Miyata juga menunjuk hidung kecil Riisa. Sontak membuat Din dan Nikaido kebingungan dibuat oleh kedua orang tersebut.

“Kalian?” Ucap Din dan Nika bersamaan. Membuat Riisa dan Miyata menoleh pada Din dan Nikaido.

Sesaat keadaan menjadi membingungkan keduanya, lalu Din tersadar, kalau dia sedang dalam misi yang serius.

Mereka kembali pada topic yang sedang mereka bicarakan, membicarakan kerja sama yang akan mereka lakukan dalam memecahkan kasus pembunuhan ayah Din, percakapan yang tidak terlalu lama, tapi menghasilkan banyak rencana yang sudah mereka susun untuk memecahkan kasus tersebut.

=====================================================================================

Nikaido menyalakan motornya, begitu juga dengan Miyata, mereka menggenakan helm merka masing-masing, lalu melaju dengan kecepatan yang extrim dijalanan panjang tersebut.

Perjalanan menuju kantor WSA oun tak terasa begitu lama bagi mereka berdua, agent yang sudah sangat handal dalam berbagai kasus di Jepang, tiap Negara memang mempunyai perwakilan agent WSA.

Nikaido terbiasa menangani kasus pembunuhan dan kasus criminal lainnya, sedangkan Miyata terbiasa menangani penipuan baik yang nyata ataupun melalui online. Membuat mereka terlihat sempurna, tapi mereka tentunya saling membutuhkan satu sama lain.

“Kau kenal dengan siapa namanya? Yanagi Rii? Siapa?” Nika membuka helm dan menstandarkan motornya dihalaman parkir kantor rahasia mereka.

“Yanagi Riisa. Ya, jelas sekali dia itu.. Dia itu… sudahlah,lupakan” Miyata mengikutin jejak Nika yang memasuki ruangan kantor mereka.

Nika tak lagi mempermasalkan siapa gadis yang bersama dengan Din itu, dia langsung mengambil ransel besarnya, dimasukan beberpa alat-alat yang berkaitan dengan misinya kali ini, tak lupa juga dia memasukan beberapa pakaiannya.

Miyata juga tak kalah dengan yang dilakukan oleh Nika, dia juga ikut mempersiapkan perisapannya sendiri.

“Jadi kita akan tinggal di rumah Din? Apa tidak apa-apa?” Tanya Miyata yang masih sibuk dengan perlengkapannya.

Nika mengangguk, salah satu keputusan yang dihasilkan dari pertemuan tadi adalah rencana penjagaan yang akan dilakukan oleh Nika dan Miyata, hal itu tentunya mewajibkan mereka untuk tinggal di rumah Din.

=====================================================================================

Riisa memberekan sebuah kamar didampingi dengan Din yang juga sesekali ikut membereskan kamar itu. Kamar yang akan ditempati oleh kedua agent yang sudah Din sewa untuk mengungkapkan kasus kematian ayahnya.

“Din, kau yakin akan tinggal bersama dengan kedua lelaki itu?”

“Aku? Tidak hanya aku, kau juga akan tinggal disini, bersama ku” Din meletakan coffe panas yang baru saja dia ambil dari dapurnya.

Riisa terdiam sesaat. “Chotto matte, aku juga?” Tanya Riisa mencoba memperjelas jawaban Din.

Din mengangguk, sambil memperhatikan Riisa yang masih memberekan dua buah kasur dihadapannya, dia meminum coffe itu dengan tenang. Walau perasaan Din masih sering gusar, tapi gadis itu mencoba untuk tetap tenang.

Riisa selesai dengan pekerjaannya, lalu ikut meminum coffe itu. “Tapi Din, aku masih boleh pulang kalau aku rindu Okaasan kan?” Tanya Riisa sambil sambil duduk dipinggir kasur itu.

Din mengangguk dengan yakin. “Etto Riisa, kau kenal dengan temannya Nika-chan”

Riisa tertawa mendengar Din memanggil Nikaido Takashi dengan panggilan Nika-chan, seperti sudah akrab saja memanggil dengan panggilan yang lucu.

“Jelas saja mengenalnya, saat aku dipermainkan oleh penipu melalui online shop, dia yang membatuku mencarinya. Aku mengenalnya sudah lama” Jelas Riisa

“Souka, pantas saja kau dan dia sempat membuat aku dan Nika-chan bingung”

Din tertawa, tanpa Riisa tau apa penyebab Din tertawa, komandannya yang satu ini memang suka aneh, moodnya bisa cepat sekali berubah.

=====================================================================================

Mata Nika dan Miyata dimanjakan oleh keapikan rumah Din yang unik, rumah bergaya semi modern itu sangat tenang dan juga asri, banyak pohon yang mengelilingi rumah Din itu, keadaan rumah yang sunyi menambah kesan ketenangan di dalam rumah itu.

“Disini kamar kalian. kalau ada perlu apa-apa silakan panggil aku” Ucap Riisa sembari menunjukan kamar yang akan ditempati oleh Nika dan Miyata. Walau bukan Maid di rumah itu, tapi Riisa memang menghendel semua pekerjaan dirumah tersebut.

“Riisa-san, Komandanmu kemana?” Nika menahan laju langkah Riisa, dan Riisa jelas menoleh pada seseorang yang memanggilnya.

“Dia, hanya sedang berbelanja, Din bilang kami akan memasak untuk kalian” Ucap Riisa dengan manisnya sambil tersenyum. Nyaris membuat Nika tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil.

“Memangnya wanita seperti kau bisa memasak?” Miyata menghampiri Riisa dan Nika yang berada di depan kamar.

Buuuggghhttttt

Sebuah tinjuan mendarat di pipi Miyata, sontak saja lelaki itu memegang pipinya yang kesakitan ditinju oleh Riisa. Dan Nika hanya tertawa melihat Miyata meringis kesakitan.

Riisa tak lagi memperdulikan kedua laki-laki itu, dia bergegas untuk menyiapkan perlengkapan masak di dapur.

=====================================================================================

Suara klakson mobil Din berbunyi, bertanda dia sudah pulang, dengan cepat Riisa menghampiri Din dan langsung membukakan gerbang rumah besar itu, belanjaan yang banyak itu sudah meminta untuk di oleh, maka dari itu kedua gadis itu segera mengolahnya.

“Kau bisa masak apa Riisa?” Tanya Din pada Riisa yang sudah memakai celemeknya.

“Apa saja, aku bisa masak banyak makanan. Kita lihat kau belanja apa” Riisa mengecek barang-barang yang dibelanjakan oleh Din.

“Hmm, baiklah. Serahkan padaku” Din melangkahkan kakinya, menjauh dari Riisa. “Kau mau kemana?” Tanya Riisa ketika sadar Din sudah menjauh dari dirinya.

“Aku kan tidak bisa masak. Jadi kau saja. Aku akan mengobrol dengan tamu kita”

Riisa menggaruk kepalanya, tersenyum aneh dan memulai aksinya. Sementara Din melangkahkan kakinya benar-benar menjauh dari dapur, dia berniat untuk membicarakan next step yang akan mereka lakukan.

Din mengetuk pintu kamar tamu yang besar itu, lalu seseorang keluar dari kamar tersebut.

“Aku ingin bicara. Mana Miyata?” Tanya Din, sadar kalau yang keluar hanya Nika saja.

“Mandi, baiklah. Dimana?” Tanya Nika dengan gaya coolnya.

Din tak menjawab apa-apa, hanya berjalan, dan tanpa disuruh Nika mengikuti Din menuju luar rumah.

Nika tak berkata-kata lagi, begitu melihat halaman belakang rumah Din yang benar-benar menenangkan jiwa siapapun yang berada disitu. Dia teriam, dan sesekali menarik nafas dalam lalu dihembuskannya lagi.

“Kau kenapa?” Tanya Din bingung.

“Bagaimana bisa kau memiliki rumah yang begitu menenangkan?” Tanya Nika lalu menariksebuah bangku kecil dan duduk dibangku itu.

“Kita tidak membicarakan itu, kita akan mulai dari mana? Sebaiknya kita mulai menyelidiki semua bukti-bukti” Din mulai merancang rencana, sementara Nika malah menatapinya dengan tidak serius.

“Memangnya kita punya bukti apa? 12 butir peluru? Tanpa sidik jari? Tanpa jejak, tanpa kita tau dari senjata apa. pertama, aku ingin tau apakah ayahmu pernah punya musuh?” Tanya Nika dengan serius.

Din berfikir sejenak, lalu menggeleng. “Ku rasa tidak” Ucap Din.

Nika masih menunggu keyakinan dari Din. Dia masih membiarkan Din berfikir memflashback semua ingatannya.

“Aku yakin Nika-chan. Semasa hidupnya beliau adalah orang yang sangat bagi pada semua orang” Ucap Din meyakinkan.

“Baiklah, aku juga mengenal sosoknya kok. Bagaimana kalau kita melakukan……….

=====================================================================================

Riisa mendendangkan sebuah lagu, lagu lembut dari Shounentai berjudul kimi dake ni, sembari asik dengan pekerjaannya, dia menikmati lagu yang juga mengalun ditelinganya itu.

“Sumimasen, Riisa-chan, kau punya sabun lagi?” Seseorang datang.

Riisa tak mendengarnya, wajar kupingnya ditutup oleh headset. “Sumimasen” rang itu mulai berbicara lagi. Tapi Riisa masih tak mendengarnya. Akhirnya orang itu pun menepuk pundak Riisa, membuat gadis itu tersondak dan segera berbalik menghadap orang itu.

“Apa kau punya sabun?” Tanya Miyata sambil tersenyum.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Riisa berteriak, dan kini gadis itu menutup matanya. “Kemana handukmu? Aku belum pernah melihat lelaki neked tau” Ucap Riisa dengan polosnya.

Miyata melihat kebagian bawah tubuhnya “Gomen na” Seperti kilat dia berlari meuju kamarnya lagi, tanpa sadar Miyata membuat wajah Riisa memerah.

 

“Sejujurnya aku tidak yakin kalau kita lakukan itu. Tapi prediksi mu benar juga” Din mengiyakan saran Nikaido untuk menyelidiki orang-orang terdekat mendiang ayahnya. Din akan memulainya dengan sekertaris ayah, Orang kepercayaan yang selalu ada disisi ayahnya, menurut Nika dia pasti tau bagaimana keadaan ayahnya saat tanpa Din.

=====================================================================================TBC DULU YAAA~~~~ MAAF KALO GAZE

3 komentar:

  1. Ayo lanjut!!!
    *timpukin mama Lisa*
    #DUAGH xD

    BalasHapus
  2. Waaa... Kereeen ma!!
    Maap baru sempat baca ya ma, habis kmren kan sibuk un. Hehehe..
    Keren maa!!! Ayo lanjuut maa!! XD

    BalasHapus
  3. Lanjut lanjut! Kalo ga lanjut saya gigit nih? XD

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment