Sabtu, 12 Mei 2012

Fanfiction 'More Than A Kiss'

Fanfiction

Tittle      : More Than A Kiss

Ratting  : PG

Genre   : Romance

Author  : Lisa Wulan Novianti

Cast : Kamiyama Tomohiro (7west), Sunahama Miwa (OC), Shige and Yuuki

Disclaimer : Nga ada char yang dihak patenkan. Kami sama Shige punya jonis, Sunahama Miwa itu nama OC baru saya *plak* Yuuki pinjem OC Yuven :*

WARNING : FAILED SHORT FICTION BUT COMMENT PLEASE.


More Than A Kiss


#KAMI POV#

Miwa memberikan ku sebuah handuk, handuk yang dulunya pernah dia berikan saat kami baru 1 bulan jadian, dia adalah manager club sepak bola disekolah, sedangkan aku adalah anggota club sepak bola.

6 bulan yang lalu, aku berani menyatakan cintaku padanya, dan tanpa ku sangka dia juga menyukai ku, sejak saat itu hubungan kami sebagai sepasang kekasih berlanjut.

“Ganbatte ne. untuk perlombaan minggu depan kau harus berhasil” Ucapnya dengan sangat manis ketika jam istirahat berakhir, lalu diterimanya handuk para pemain da n dikumpulkan pada satu tempat.

Aku melihat dia tersenyum dari tepi lapangan, senyum manis yang selalu menemani ku saat latihan dan saat pulang sekolah.

Walau hubungan kami terlihat mesra dimata banyak orang, tapi sebenarnya hubungan kami sangat buruk, aku belum pernah menciumnya, begitu juga dengan dia. Dia tak pernah membicarakan soal hal-hal yang lebih dari sekedar hubungan biasa.

Bukannya aku tak berani menciumnya, tapi aku benar-benar tak kuasa saat kami berada disatu tempat, saat kami berdekatan. Tubuhku melemas, dan rasannya kepalaku pusing.

=====================================================================================

#MIWA POV#

“Memangnya kenapa kalau kami belum pernah berciuman? Aku hanya ingin berciuman dengan orang yang kusuka, dan aku juga yakin Kami-chan akan sama seperti ku” Ucapku pada Yuuki. Gadis kecil berkacamata yang selalu setia disisiku, seorang asisten manager club sepak bola disekolah kami.

Sedari tadi, dia dan kekasihnya turus mengolok-olokku, menanyakan sejauh mana hubungan ku dengan Kamiyama, kami memang sudah 6 bulan yang lalu jadian, tapi kami sama sekali belum pernah berciuman. Tapi sisi baiknya, dia mengizinkan aku memanggilnya dengan tambahan ‘chan’ membuat hubungan kami menjadi mesra. Memang agak sedikit terlambat, tapi sebenarnya aku ingin mendapat ciuman pertama dari Kamiyama.

“latihan selesai. Manajer tolong bereskan ya” Suara pelatih terdengar jelas ditelingaku. Beginilah pekerjaan manajer, harus melayani anggota club, terkadang aku sering berpikir aku ini seperti pembantu, tapi Kami-chan selalu menyemangatiku. Melihat senyumnya saat bermain sepak bola membuat aku sangat bersemangat.

Aku mengangkat beberapa catatan latihan milik pak pelatih dan juga anak-anak anggota club. “Omoi” Ucapku membatin sembari membawanya sendiri. Yuuki sedang membersihkan bekas minum para anggota club. Dia beruntung hari ini ditemani oleh Shigeoka kekasihnya, karena anggota piket hari ini adalah Shigeoka.

“Miwa, kau sendirian? Mau ku bantu?” Seseorang mengejarku, aku menoleh dan mendapati Kami-chan sedang berlari mengejarku.

Dia berjalan disisiku, membantuku mengangkat semua buku-buku catatan tersebut. Aku senang karena dia selalu menbantuku, walau dikelas aku sering di ejek oleh anggota club saat dia menggodaku, tapi aku bahagia karena dia selalu membuatku tersenyum saat memikirkan sosok Kamiyama.

“Kau melamun.Nanti…  Aaaa awaaasss”

Brrraaaakkkk

Sebuah tangga terjatuh tepat dihadapanku, tubuhku terpaku tidak bisa bergerak “Go.gomen” Ucapku pada Kamiyama yang sudah memeluk ku dengan begitu erat “Daijoubu ka Kami-chan?” Tanyaku dengan takut.

“Daijoubu da yo. Miwa-chan?” Tanyanya, sembari melepaskan pelukannya perlahan, tapi wajahnya kini berada tepat dihadapanku. Jantungku berdegup dengan kencang, aku takut detakannya yang kencang terdengar olehnya. Aku menatapnya, tak berani berkata apa-apa.

Mungkinkah ini akan menjadi ciuman pertama ku. “Unn” Aku mengangguk.

Tatapannya semakin dalam, wajahnya semakin dekat dengan ku, jantungku semakin berdetak kencang, iramanya sangat indah.

Brruuuuukkkkk

“Kami-chan. Eee?” Tubuhku terasa begitu berat. Aku mendorong sedikit tubuh Kamiyama yang sudah tersandari didadaku. Aku menatap wajahnya yang tak sadarkan diri “Kau kenapa? wajahmu panas sekali” Aku panik dan langsung berteriak meminta tolong.

Bersyukur karena Shige datang dengan sangat cepat membantuku menggotong Kamiyama yang tak sadarkan diri ke ruang kesehatan.

Aku menunggu dengan tenang ditepi kasur ruang kesehatan, walau sebenarnya aku khawatir dan pebuh tanda tanya, sebenarnya apa yang terjadi pada Kamiyama.

“Akuu.. lelaki bodoh” Kamiyama menarik lenganku, lalu mengenggamnya dengan erat. Dia bankit, dan menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya.

“Apa yang kau maksud?”

Wajah Kamiyama merah seperti kepiting rebus, aku meletakkan tangan ku dikeningnya. Masih terasa panas, tapi tak sepanas saat tadi.

“Saat ingin menciummu atau bertatapan wajah dengan mu aku selalu merasa gugup dan hilang kesadaran. Itu sebabnya aku tak pernah menciummu Miwa-chan”

Suaranya terdengar begitu berat, matanya tak menatapku. Tapi dari raut wajahnya ada penyesalan yang begitu mendalam, aku tersenyum rasanya sangat lega mendengar pernyataan dia yang menurutku aneh seperti itu.

Aku menggenggam kedua tangannya “Tenang saja, aku tetap sayang Kami-chan kok” Ucapku mencoba menenangkannya.

“Arigatou” Dia mengarik lengan kananku, lalu dikecupnya dengan sangat mesra.

Perlahan tubuh Kami merapat kearahku, wajahnya semakin dekat dengan ku. lag-lagi hati ku menjadi berdetak, mungkin Kamiyama sudah tidak gugup lagi.

Brruuuuuukkkk

“EEEEE Kami-chan”

=====================================================================================

#KAMI POV#

“Heh? Latihan untuk ciuman pertama? Begitu tersadar aku tersentak mendengar usul Miwa yang aneh. Tapi enatah mengapa aku mengiyakan usul tersebut.

Pertama-tama dia menyuruhku untuk memeluknya, lalu mendekatkan wajahku secara perlahan. Aku tak merasa gugup dan kehilangan kesadaran, semakin lama jaraknya semakin dekat. Aku semakin takut, jantungku berdetak dengan cepat.

Bruuuukkkk

“Hari ini kau sudah pingsan 3 kali loh Kami-chan” begitu aku membuka mataku, gadis itu sudah mengagetkanku. Berada di depan mataku. “Kita coba lagi besok” Ucapnya sembari menyodorkan ku sebuah tas.

Aku bangkit dan menggendong tas ku, tas sport besar yang berisi dengan perlengkapan latihan.

Miwa berjalan mendahuluiku. “Miwa” Panggilku.

Dia berhenti, lalu berbalik, menatapku dengan tatapan yang aneh. “kenapa?” Tanyanya.

Aku mengenggam tangannya, lalu kurengkuh tubuh Miwa kedalam pelukanku. “Gomen, aku akan sulit sekali menciummu, tapi aku akan terus berjuang. Kau harus tau perasaan ku”

Aku merasakan anggukan didadaku “Asal bersama Kami-chan aku akan terus berusaha”

=====================================================================================

#MIWA POV#

Sejak kejadian disekolah itu, kami terus berlatih untuk ciuman, mulai dari tutup mata, menciumnya dari belakang, sampai wajahku ditutup dengan kertas pun Kamiyama selalu saja tak sadarkan diri saat dirinya sangat dekat dengan ku.

Sudah seminggu yang lalu. Aku menjadi khawatir memikirkannya “Kami-chan, apa tidak ada cara lain?” Ucapku ketika kami sedang mengobrol dipojok sekolah sebelum bel masuk berbunyi.

“Miwa, hentikan soal berciuman itu ya” Ucapnya, matanya memperlihatkan seakan sungguh-sungguh. Aku sedikit takut.

Aku menggeleng “Kita akan terus berjuang. Pasti ada cara lain kok” Ucap ku menyemangatinnya. “Sudah bel nih. Aku harus kembali kekelas. kita ketemu sepulang sekolah ya. Kau ada pertandingan kan? Aku akan menontonnya. Jyaa” Aku berjalan menuju kelasku, meninggalkan Kamiyama sendiri.

Diperjalanan aku terus berpikir, kenapa kami tak bisa juga berciuman, apa aku tidak menarik, atau jangan-jangan Kamiyama tidak benar-benar menyukaiku.

Berbagai macam pikiran merasuk didalam benakku, tapi aku mencoba menghilangkannya. Aku tetap mencoba tenang. Tapi kalau kami bisa berciuman hubungan kami pasti akan lebih mesra lagi.

Hari ini akan ku coba untuk menciumnya secara mendadak, tanpa sepengetahuan dia, pasti akan bisa ku lakukan.

=====================================================================================

Bel pun berbunyi, semua anggota club sepak bola sudah bersiap, aku tak bisa tenang memikirkan soal hal itu. Begitu pelatih memberikan aba-aba semuannya berlarian menuju posisi mereka masing-masing

“Aku akan mengambil bola lagi” Ucap Kami, kemudian dia berlari menuju gudang untuk mengambil bola.

Aku berjalan mengikutinya. Begitu toba digudang aku memanggilnya, dia menoleh menatapku dengan tatapan bingung “Kami-chan, apa kau benar-benar menyukai ku?” Tanyaku.

“Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”

Aku mendekat, lalu ku pegang tangan kanan Kami. perlahan aku mendekatkan wajahku. Tapi… dnegan tiba-tiba dia menarik lengannya dengan kasar.

“Kenapa Kami-chan?” Dada ku terasa sesak, perlahan mataku terasa panas, dan air mata ku terjatuh begitu saja. “Kenapa kau tidak mau berciuman dengan ku? ternyata alasan kau tidak mau berciuman dengan ku, sebenarnya kau tidak benar-benar menyukai ku kan? Makannya kau tidak bisa menciumku kan?!”

Kamiyama menatap ku, tatapannya dingin dan datar. “Miwa, jika hanya ciuman yang kau inginkan. Kau bisa mendapatkannya dari laki-laki lain kan? Ada hal yang lebih penting dari sekedar ciuman Miwa”

Dadaku menjadi benar-benar sesak, air mata ku semakin tak bisa ku bendung.

“Kau tak percaya padaku. Lebih baik kita tak perlu bertemu lagi” Kamiyama melangkahkan kakinya dengan yakin, meninggalkan diriku yang masih menangis sendiri.

Aku tak percaya kalau akhirnya akan seperti ini, aku hanya ingin berciuman dengan orang yang benar-benar mencintaiku dan benar-benar aku cintai, tapi akhirnya malah menyakiti hati Kamiyama. Aku tidak mau berakhir seperti ini.

=====================================================================================

#KAMI POV#

Aku memang lelaki yang bodoh, sebenarnya aku tak pantas berkata seperti itu, dengan segala kelemahan aku ini aku pantas dihukum olehnya. Aku tak pantas menjadi kekasihnya, aku hanya lelaki yang lemah.

Ucapan ku tadi padanya begitu kasar, melihat air matanya aku jadi ingin mencaci diriku sendiri, harusnya aku memeluknya, tapi aku tak bisa membohongi diriku yang lemah ini. Jika terus menerus begini Miwa tidak akan bahagia denganku.

“Kamiiiiiiyama Tomohiiirrooooo” Aku melihat sosok gadi berlari kearahku, dengan air mata yang mengalir dipipinya, Miwa berlari dengan cepat menerobos lapangan sepak bola yang besar.

Tubuhku dipeluknya dari belakang “Gomen, aku terus-terusan ingin berciuman tanpa memikirkan perasaanmu, kau memang pantas marah karena aku hanya memikirkan perasaan ku sendiri”

Aku merasakan tubuh ku basah oleh air matanya “AKU TAK BUTUH CIUMAN DARIMU, ASAL BERSAMA MU AKU SUDAH BAHAGIA. AKU MENYUKAI MU KAMIYAMA” Ucapnya sembari berteriak.

Aku membalikan tubuhku. Lalu ku pegang wajah manis yang basah dengan air mata itu. Aku mendekatkan wajahku, lalu ku kecup bibir merah Miwa dengan lembut.

“Aku senang, aku sungguh senang ketika kau perduli padaku, Miwa” aku memeluknya dengan erat, kemudian aku merasakan tangannya membalas pelukanku.

“Aku hanya akan memberikan ciuman pertama ku untukmu, karena aku menyayangi mu Miwa” pertengkaran ini membuat kami menjadi semakin dekat. Aku berjanji akan memberikan yang terbaik untuk Miwa, semua hal yang istimewa yang melebihi sebuah ciuman.

“Aku juga sayang Kami-chan” Ucapnya sembari menatapku, kemudian tersenyum dengan manis. “Tadi kau bisa menciumku, tapiiii… ini ditengah pertandingan kan? Ya ampuuunn dilihat banyak orang” Ucapnya panik sembari melihat kearah sekeliling yang menatap kami dengan bodoh.

“Ah, Minna gomen. Eh? Tadi aku mencium mu?” Aku membungkuk kearah seseliling dan menatapnya. Tiba-tiab wajah ku menjadi panas, aku menjadi sangat gugup.

Buuuukkkkkkk

==================OWARI=================

1 komentar:

  1. hahaha kamiyamanya dodol nih. Dia yg nyium dia juga yg pingsan -__-'
    ceritanya lucu maa... XD

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment