Seseorang datang membawa bebarapa pakaian dan celana abu-abu serta biru dongker.
Beliau Kepala Sekolah, Bpk. Dedi Dwitagama.
Diletakannya pakaian dan celana tersebut di podium besar. Podium yang cukup tinggi sehingga kami semua dapat melihat siapaun yang berdiri disana dengan jelas.
Pak Dedi muali berbicara. Singkat cerita, beliau mendapati beberapa anak datang kesekolah dengan pakaian yang iyyyuuuhh kacau. baju tidak dimasukan, celana di model ala changcuters distrit, jadi lebih ketat. Padahal, banyak siswa/i yang sudah tahu kalau baju tidak dimasukkan pasti akan di ambil oleh siapa pun guru yang melihat. Itu sudah menjadi aturan di SMK N 36 Jakarta.
"Pak, kapan baju kami akan dibakar?" Seorang anak kelas XI bertanya pada Pak Dedi, itu kata beliau deisekal-sela berbicara.
"Sekarang juga" Jawab beliau.
Lihat, anak kelas XI itu sekarang dia tidak pakai baju, salah sendiri bajunya tidak dimasukkan.
Baju dan celana itu mulai dibakar. Semua penghuni SMK N 36 menatap jelas kejadian itu. Pa Dedi pernah bilang "Saya megerjakan apa yang saya ucapkan, dan saya mengucapkan apa yang saya kerjakan" Iya, itu memang benar. Intinya, ya beliau itu nga pernah OMDO alias omong doang.
Akhirnya, setelah api padam, baju dan celana itu hanya tinggal abu, berwarna hitam legam dan tentunya sudah tidak bisa dipakai.
Kejadian ini, semoga menjadi pelajaran untuk kita semua. Menurut saya, ini bukan tindakan yang kejam, tindakan ini semata-mata hanya untuk mendidik sesorang untuk berpakaian rapih, karena dunia industri hanya mau menerima karyawan denga kepribadian yang baik, salah satu ciri berkepribadian baik adalah berpenampilan rapih bukan? So, Let's change we self. For better life. For better future.
_Lisa Wulan Novianti_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks For Leave A Coment