Title : True Love
Genre : Romance. May be
Rating : PG. may be. Hahaha
Capther : We Can Do It If We Together
Author : Me (Morimoto Lisa)
Cast :
Morimoto Ryutaro (HSJ), Yuri Chinen (HSJ)
Natsune Minamoro (OC), Karen Eriko (OC)
TRUE LOVE CHAP.2
Semenjak berciuman ditengah pohon sakura yang bermekaran, aku dan Ryu baru tahu, kalau kami memang saling suka.
“Tunggu dulu Ryu chan, bagaimana dengan Karen?” Tanyaku, aku baru teringat akan sosok sahabatku itu.
“Berarti aku harus berpisah dengannya. Natsune juga akan berpisah dengan Yuri chan kan?”
Tiba-tiba suara Karen dan Yuri mengelilingi otakku, permintaan Karen agar aku tidak merebut Ryu, dan ucapan Yuri unutk terus bersabar menunggu untukku. Saat aku memilik Ryu, aku tahu, dua orang yang sangat penting dalam hidupku akan terluka, tidak aka nada lagi canda dan tawa diantara kami berempat. Meski begitu, walau egois, aku akan tetap memilih Ryu, karena aku sudah tidak bisa membohongi perasaanku lagi.
***
Malamnya, aku menemui Yuri, aku berbicara khusus dengannya. Mengatakan apa yang sebenarnya.
“Aku tidak membencimu, tapi aku lebih menyukai Ryu” Ucapku tegas dihadapannya. Aku sendiri sangat kaget, bisa mengatakan hal sekejam ini dengan tegas.
Wajahnya datar, tanpa ekspresi, wajah Yuri. Sep[ertinya dia menyesal, ada perasaan lain yang terpancar dari wajahnya. Aku ini memang kejam sekali.
Tapi aku rasa aku akan lebih kejam lagi jika aku terus membohongi Yuri.
“Aku akan menelepon Ryu” Aku tersentak, dengan sigap Yuri membuka ahlaman demi halaman buku telepon itu. Dia akan memanggil Ryu. Apa yang akan dilalukaknnya.
“Hei, kau ingin putus dengan Karen dan jadian dengan Natsune?” Tanya Yuri dengan tegas.
“Iya” Ryu menjawabnya. Aku hanya bisa diam menyaksikan hal ini.
“Lalu kenapa kau menyatukanku dengan Natsune? Jawablah. Jita tidak aku akan memukulmu”
“Saat itu, aku melihat namamu di hapusan milik Natsune, ku pikir kalau Natsune menyukaimu. Meski aku menyukainya, aku tidak akan bisa membuatnya bahagia. Tapi sekarang ini Natsune bilang kalau dia menyukaiku, makannya aku yang akan membuatnya bahagia. Terserah kau mau berkata apa. Bagiku Natsune itu berharga sekali”
“Cuma itu yang kau katakana?”
Buuuuggggghhhh
“Hentiiiiiikkkkkaaaannn” Aku mencoba melerai mereka berdua. Ku lihat Ryu tersudut dengan sedikit luka dibibirnya.
“Dengan ini sudah impas. Aku hanya membpunyai satu permintaan. Kalau sampai kau membuat Natsune menagis, bersiaplah. Karena aku akan melakukan yang lebih parah dari ini” Yuri pergi meninggalkan kami.
Aku mencoba mengingat kenangan indah bersama Yuri, selama ini indah sekali. Yuri, Hontou ni gomen nasai.
“Natsune, jangan nagis lagi” Ucap Ryu lalu menghapus air mataku dengan tangannya.
“Kau suah katakana pada Karen?”
“Sudah, entahlah, kau tahu sifat Karen. Karen tidak bisa menerimanya, dia tidak mau putus . Aku sudah tidak bisa lagi menjadi pacarnya karena aku hanya menyukai Natsune. Mungkin butuh waktu yang lama. Bisakah kau menunggu?”
Aku harus menunggu ya? Iya, demi Ryu aku akan menunggu.
“Ahhhh. Ittaaaii” Ucap Ryu sembari memegangi bibirnya.
“Nande yo?”
“Gigiku patah. Ittaaaaiiii. Kalau Natsune nga cium nga akan bisa sembuh. Natsune cium dong”
“Baka. Mana mungkin bisa sembuh”
Aku meraih pundaknya, mendekatkan diriku padanya. Ciuman ini, untuk mengurangi rasa sakit Ryu.
“Natsune, apapun yang dikatakan Karen, ku mohon, jangan tinggalkan aku”
Apapun itu, semua yang akan Karen katakan Karen, asalkan Ryu yang memintanya aku akan kabulkan. Asalkan aku bisa terus bersama Ryu. Ryu, kimi ga daisuki.
***
“Ohayou. Karen chan” Aku menyapa Karen dipagi ini, ada letupan kencang di hatiku.
“Ohayou Natsu chan. Doushita no? oiya, kata Ryu dia akan berpacaran dengan Natsu. Padahal Natsu sudah dengan Yuri kan?”
Aku terdiam, sifat Karen memang seperti itu, aku jadi bingung sendiri. Nga nga boleh, aku harus tegas.
“Gomen Karen chan, aku sebenarnya menyukai Ryu. Jadi ku mohon mengertilah”
Ini, aku berhasil mengatakannya? Hal sekejam ini? Aku ini tega sekali.
“Ah, Natsu chan, hentikan sandiwara ini. Ah, Ryu” Karen menghampiri Ryu yang datang dari kejauhan.
Ku lihat Karen memberikan sekotak bento untuk Ryu namun ditolaknya.
“Ayo Natsune” Ryu menarik tanganku, meninggalkan Karen disana sendiri.
“Nanti pulang aku akan menunggumu ditempat biasa ya Ryu. Jyaa”
Ucapan Karen, seakan tidak memperdulikan perassan kami.
Kami memang jahat sekali tapi saat memilik Ryu, aku tahu cinta yang kami jalani tidak akan membuat semua orang senang, dan aku sudah siap menerima resikonya.
***
“Natsune, kita pulang lewat pintu belakang ya? Kita melihat bunga sakura” Ajak Ryu saat pulang sekolah. Aku tahu ini hanya alasannya Ryu agar tidak bertemu dengan Karen.
Disini indah sekali, aku melihat jutaan bunga sakura bermekaran, menghiasi taman ini. Indah sekali. Terlebih aku melihatnya dengan Ryu, orang yang benar-benar ku suka.
“Hey, Ryu, sebenarnya kau mengajakku kesini agar tidak bertemu Karen kan?”
“Ah, tidak, alasannya karena aku ingin lebih sering berudaan dengan Natsune”
Hujan turun, mengguyur dengan cepat tubuh kami. Untungnya aku dan Ryu membawa payung.
“Karen, apakah Karen masih disana?” Aku berlari menuju depan sekolah, aku tahu, Karen pasti ada disan.
“Karreeeeennn” Aku mencoba memapar Karen yang tergulai lepas ditanah. Karen pingsan.
“Ryu, mulai saat ini kau harus pulang dengan Karen ya. Jyaa”
Kenapa hatiku sakit sekali? Tapi aku benar-benar tidak bisa membiarkan Karen seperti itu, aku tahu ini berat, untuk ku, Ryu dan Karen. Aku pasti akan menunggu hingga Karen mau menerima hubungan ini.
#Author Part#
Karen membuka matanya perlahan, mendapati sosok Ryu ada didekatnya.
“Daijobu desuka Karen?” Tanya Ryu pada Karen yang tersenyum ketir.
“Etto, arigatou. Aku senang sekali”
“Sudah puas?”
Pandangan Ryu dingin, dingin sekali, rasanya Ryu memang sudah tidak ada rasa dengan Karen.
“Natsune yang memintaku, aku harus pulang denganmu sampai kau siap menerima hubungan kami. Tapi hanya sebatas pulang saja”
Ryu memunggungi Karen, menjauh dari Karen.
“Aku tidak akan bisa mencintai kamu, jadi sebelum aku benar-benar membencimu, ku mohon hentikan semua ini” Ryu keluar dari kamar Karen, dengan wajah datar. Tak terasa Karen yang mennyukai Ryu menagis, tidak rela kalau kekasihnya di ambil oleh sahabatnya sendiri.
Semenjak Natsune menyuruh Ryu untuk pulang dengan Karen, Ryu tidak pernah bicara sepatah katapun pada Karen, semakin keras Karen berusaha untuk mendapatkan kembali hati Ryu, semakin jauh pula Ryu.
“Karen, kau mengganggu hubungan Ryu dan Natsune ya?” Yuri menemani Karen yang sedang piket kelas.
“Tidak, aku kan masih pacar Ryu. Aku nga akan pernah menyerah. Selamanya nga akan pernah menyerah.
“Tahu tidak, saat pasangan meminta putus apa kata yang membuatnya berat untuk melepaskan? Katakan ‘Terimakasih yang selama ini menyenangkan sekali’ aku membacanya dai buku pscologi.”
“Hontou ni?”
“Hontou. Setidaknya pasangan akan merasa berat untuk memutuskan”
Karen terlihat berfikir sejenak.
“Wakatta. Arigatou ne”
***
“Ryu, arigatou, selama ini, menyenangkan sekali”
Ryu tersentak lalu memandang Karen.
“Mulai besok, pulanglah bersama Natsune”
Ryu tersenyum, lalu menepuk kepala Karen dengan lembut.
“Arigatou ne. Jya mata”
Senyum yang dilihat Karen, membuat dirinya sangan sedih, air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi. Serasa dunia Karen berhanti berputar.
#Author Part End#
“Moshi moshi Natsune”
“Ryu? Doushita no?” Tanya ku pada sesorang disebrang sana.
“Besok kan hari sabtu, Kita kencan pertama yuk?” Aku sedikut bingung dengan perkataan Ryu disana.
“Mikarin sudah dapat menerima kita?”
“Mulai sekarang kita bisa mulai pacaran, tanpa takut ada yang mengganggu” Air mata ku terjatuh, bahagia yang ku rasa berkat perjuanganku, sedangkan disatu sisi, aku merasakan kesedihan, kenapa aku bisa begitu tega pada sahabatku Karen.
Malam itu, setelah ku tutup telepon dari Ryu, aku merasa seseorang yang paling bahagia. Mulai sekarang dan selamanya aku akan bersama Ryu sebagai sepasang kekasih.
***
“Pukul 9.30 ya? Aku datang terlalu cepat rupanya” Aku duduk dibangku taman tempat aku dan Ryu janjian, melihat bunga sakura yang berguguran bagaikan salju, indah sekali.
Aku banyak membayangkan hal indah selama menunggu Ryu datang. Sesekali aku melirik jam tangan ku, melihatnya. Ah ini sudah pukul 10. Ryu telat rupanya.
Aku tidak tahu dimana ada telepon umum, kalau aku menyusulnya pasti repot kalau dia kemari.
“Natsune, gomen aku telat”
“Ryu”
“Kita kemana nih?”
“Aku tidak perduli kita akan kemana, yang aku inginkan hanya beruda dengan Ryu”
Aku memeluk Ryu, merasakan dekapan hangat Ryu.
“Natsune, Natsune” Mataku terbuka lebar, tadi itu? Yuri.
“Yuri?” Aku semakin bingung. Ternyata tadi hanya mimpi, aku tertidur.
“Natsune”
“Yuri? Mana Ryu?” Tanyaku yang mendapati sosok Yuri didepan mataku. Bukan Ryu.
“Ryu, ditengah jalan menuju kemari Ryu mengalami kecelakaan. Dia meninggal ditempat”
Aku tertawa terbahak mendengar ucapan Yuri, namun air mata Yuri menggambarkan ari yang sebenarnya.
“Uso janai. Kau bercandakan. Hahahahaha” Aku menepuk pundak Yuri. Namun Yuri hanya menangis. Aku tahu Yuri tidak pandai berakting.
Yuri bukan seseorang yang suka membuat lelucon aneh. Aku tahu pasti itu, aku tahu, tapi saat aku ingin percaya bahwa jika aku terus menunggu disini untuk beberapa saat lagi Ryu pasti datang sama seperti dalam mimpiku.
TBC lagi ya. Hahahahaha
Gomen kalo banyak Typonya. hahahaha
walaaaahh???ada apa ini???
BalasHapuskenapa Ryu nya jahat~? LOL
terus apa yg etrjadi ama Ryu???hahaha..
lanjutkaaann~XP
kenapa bun? iya Ryunya tega soalnya dia cinta mokat sama Natsune. nanti bakal ku jelasin di chap 3 nya. hahaha
BalasHapus