Fanfitction
Title : True Love
Genre : Romance. May be
Rating : PG. may be. Hahaha
Author : Me (Morimoto Lisa)
Chapter : It's hard to say love you
Cast :
Morimoto Ryutaro (HEY!SAY!JUMP)
Chinen Yuri (HEY!SAY!JUMP)
Natsune Minamoto (OC), Karen Eriko (OC)
Setelah berkahirnya white day, sekarang adalah musim semi dimana sakura mulai bermekaran, sejak hari ketika aku dicium itu,aku sadar betul, bukan Yuri yang aku suka. Aku mulai bingung memikirkan agar aku dapat berpisah dengan Yuri, aku tidak dapat terus bertahan dalam kebohongan ini.
“Yuri, ada yang ingin aku katakana” Ucapku, sambil memandang lesu wajahnya.
“Apa?”
Maaf, aku sudah tidak bisa bersama Yuri lagi, ahhhh, aku tidak bisa mengatakannya. Tidak, aku harus katakana sekarang.
“Maaf, aku sudah tidak bisa bersama dengan Yuri lagi” Berhasil, berhasil, aku berhasil mengatakannya.
“Kenapa kau ini? Masa hanya karena tidak bisa mengerjakan soal saja Natsune sudah bilang tidak mau dengan ku” Aku tahu, Yuri itu pintar dalam mata pelajaran, tapi kenapa dia lambat sekali mengerti soal cinta. Ahhhh.
“kau harus berusaha ya” Ucapnya menyemangati ku.
Tidak bisa, tidak bisa dengan seperti ini, tidak mungkin dia bisa mengerti, mana bisa aku minta putus tanpa menyakiti perasaannya? Harus aku katakana dengan jelas.
“Aku tidak bisa lagi menjadi pacar Yuri, aku mau putus” Berhasil, berhasil ku katakan.
“Etto, apa karena ciuman di white day itu ya?” Tanyanya sambil terus berpikir.
“Itukan atas permintaan Natsune juga. Aku akan menunggu ko, aku tidak akan melakukan apa-apa sampai Natsune siap dicium. Aku berjanji tidak akan pernah melaukannya. Hal yang tidak kau sukai” Yuri memelukku, mengecup punggung tangan ku.
Kenapa menjadi seperti ini? Aduuuuhh. Aku tidak bisa bilang. Walau ditunggu sampai kapanpun aku tidak ingin dicium oleh Yuri. Ku rasa lebih baik kalau aku jujur tentang semuanya. Tapi kalau aku sampai mengatakannya, aku pasti akan dikucilkan, Ryutaro itu sahabat Yuri. Aaahhhh tiiidddaaaaaakkkkk.
***
Aku berjalan, dipagi musim semi ini dia harus membuang sampah, dilengan kirinya menggenggam sekarung berat sampah.
“Ryutaro? Aku yakin kau pasti disini kan. Hahahaha” Aku berhanti di sebuah lapangan usai membuang sampah, lapangan itu tempat Ryutaro biasa latihan basket. Ryutarolah yang ku sukai. Bukan Yuri.
“Seandainya membuang perasaan suka sama mudahnya dengan membuang sampah, aku akan membuang perasaan suka ku pada Ryutaro, tapi justru itu yang paling sulit” Ucapku didalam hati.
“Natsune. Kemari” Panggil Ryutaro dari dalam lapangan. Astaga dia menyadari ku yang sedang memperhatikannya.
Aku berjalan, masuk lewat pintu kecil yang ada disudut lapangan kecil itu.
“Kebetulan sekali kau datang, tolong bantu aku passing ya, kau lagi senggang kan?” Tanyanya sembari melempar bola kearah ku. lalu tersenyum.
Kalau dia memperlihatkan senyuman itu, meski aku sedang tidak senggang, aku tidak mungkin menolaknya.
“Iya, aku sedang tidak ada kerjaan sih, eh, kenapa tidak minta tolong sama Karen saja?” Tanyaku sembari duduk disebelahnya. Karen adalah pacar Ryutaro, sahabatku.
“Hah? Karen? Kalau aku ketahuan latihan ditempat seperti ini, kan nga keren. Makannya yang tahun hanya Natsune” Jawabnya sambil melakukan shoot dari tempat kami duduk.
Jujur, hatiku berdebuk kencang sekali saat melihat shoot yang dia lakukan. Three point shoot. Bagaimana ini ya? Aku senang sekali, terlebih saat dia bilang hanya aku yang tahu. Aku tambah menyukainya. Bagaimana ini?
Dimusim semi, saat bunga sakura bermekaran, aku menemani orang yang kusuka, berudaan dengan Ryutaro.
“Hosh. Hosh. Meski Karen tahun tempat ini Karen tidak akan datang, dia sedang jalan-jalan ke Eropa”
“Karen hebat ya, dia orang kaya”
“Iya, eh, Natsune, kita main suit yu” Ajaknya bermain suit, seperti anak kecil.
Beberapa kali aku yang menang. Sampai ia mengeluh tidak pernah menang.
“yeeesss, aku yang menang” Ryutaro berlari kecil, merayakan kemenangannya.
“Bodoh, dari awal kau yang sudah menang, kau ini jago bermain basket, selalu bersemangat, kau yang paling hebat diantara yang lain”
“Aku. Aku. Sebenarnya” Angin menghembuskan rambutku yang panjang terurai, menambah kegugupanku untuk mengatakannya. Berat sekali.
“Hari ini aku pulang saja deh. Jyaa” Aku berlari meninggalkannya. Dalam hati ku ingin sekali mengatakan kalau aku suka padanya. AKU SUKA PADANYA.
Meski sakit, tapi aku menyukainya. Bunga sakura mekar dengan rimbunnya, kemudian meluapkan perasaan orang, sampai-sampai kata-kata yang tidak bole ku kucapkan ini hampir saja ku ucapkan. Apa aku bisa menahan perasaan ini dengan baik? Aku sungguh tidak yakin.
***
“Natsune, ini oleh-oleh coklat dari Prancis” Karen menghampiri ku saat kakiku baru saja menginjak koridor sekolah.
“ahhh, Arigatou”
“Hiks. Hiks. Aku tidak percaya kalau aku harus berpisah dengan Ryutaro, padahal aku baru saja menyatakan perasaanku dua bulan yang lalu. Hiks. Hiks” Karen menagis, masalah seperti ini saja ditangisi, Karen memang sedikit manja.
“Sudah, jangan menangis. Kenapa begitu saja menagis?”
“Natsune, ku mohon berjanjilah tidak akan mengambil Ryutaro dari ku” Karen memegang pundakku. Sambil menangis. Aku sekelas dengan Ryutaro.
“Kau ini mikir apa sih?” Tanyaku sambil meninggalkannya masuk kedalam kelas.
Seandainya saja aku tidak sekelas dengan Ryutaro, mungkin aku tidak akan melihatnya. Aku membuka coklat pemberian Karen.
“Enaaaakkk” Seru ku saat coklat pemberian Karen ini masuk kedalam mulutku.
“Astaga. Aku bahagia sekali. Ahh disini panas sekali” Aku meracau. Bahagia sekali rasanya coklat ini enak sekali.
“Hentikan. Coklat itu ada sakenya tau” Ryutaro menghapiriku, mengambil semua coklat yang ada ditanganku.
#Author Part#
Natsune membuka blazernya, merebut coklat yang ada ditangan Ryutaro. Ryutaro membuawanya ke ruang UKS.
“Kau ini nga bisa jalan, biar aku gendong” Ryutaro menggendong Natsune. Namun Natsune tidak mau. Dia malah melepaskan rangkulan Ryutaro.
“Bodoh. Hah. Kau ini bodoh ya? Aku selama ini banyak bersabar demu kau Ryutaro!” Ucap Natsune yang sudah diluar dari kesadarannya.
“Kenapa kau selalu banyak bersabar? Memangnya untuk apa?” Tanya Ryutaro ditengah koridor yang sepi itu.
“Agar aku tidak menyukai Ryutaro. Aku terus dan terus bersabar. Eh, aku tidak boleh berbicara begini, aku kan pacar Yuri. Harusnya kan aku lebih menyukai Yuri daripada Ryutaro, tapi aku tidak bisa. Aku sangat sakit, kenapa aku begitu menyukai Ryutaro?......”
Bruuuukkkkkk. Natsune pingsan, padalah ia belum sempat melanjutkan kalimatnya.
#Author Part End#
“Ahhh, aku ada dimana? Tadi aku mengatakannya ya? Apa hanya mimpi?” aku terbangun dan mendapati diriku sudah diruang UKS. Mual sekali. Aku ingin muntah. Uuueeeekkkk
“Natsune, aku ingin bicara dengan mu” Ryutaro menghampiriku, saat makan siang. Entah apa yang akan dikatakannya.
Seharusnya aku tidak masuk saja, sampai Ryutaro melupakan segalanya. Sampai tidak ingat apa-apa lagi.
“Mau ngomong apa?” Tanyaku saat Ryutaro membawaku ke taman belakang sekolah.
“Etto, Natsune suka padaku ya?” Astaga. Rasanya aku ingin sekali pingsan sekarang.
“I… Iya. Etto, tapi aku mengatakannya karena tadi aku mabuk saja, aku nga kana mengganggu hubungan Ryutaro dan Karen. Yang tadi itu lupakan saja” Seru ku terbata, aku harus membohongi diriku lagi.
“Mana mungkin bisa seperti itu? Setelah mendengarnya, mana mungkin bisa dianggap teman lagi?”
Benar, karena berteman aku dan Ryutaro selalu bersama.
“Natsune, kita”
“Hentikan, jangan katakana”
“Ternyata kita memang saling menyukai”
“Eh? Ano, bukannya, Karen? Suki?” Aku benar-benar bingung harus berkata apa lagi.
“Nama yang tertulis di juga namamu” Aku rasa dia berbohong, tidak mungkin, buktinya dia jadian dengan Karen. Aku rasa aku ini bermimpi.
“Lagi pula Natsune juga sih, aku harus bicara dari mana? Kenapa berciuman dengan Yuri kalau kau menyukaiku?” Tanya Ryutaro malah menyalahkanku.
“Ah itu? Katanya di coklatnya da tulisan ‘balas dengan ciuman’ aku kan tidak tahu. Aku kan tidak bisa eigo. Kau sendiri yang bilang kalau kita akan tetap hidup meski kita tidak bisa eigo” Jawabku menyalahkannya. Aneh sekali, jadi main salah-salahan seperti ini. Fffuuuhhhh
“Hey, Natsune, aku ingin menciummu”
Ryutaro yang kusukai kini sedang menatapku, seperti ada hanabi didalam hatiku.
“Boleh kah?” Tanyanya sambil terus mendekat.
Hanabi didalam hatiku benar-benar meledak. Astaga. Ryutaro, sesuatu yang ku anggap mimpi kini menjadi kenyataan.
Aku tidak bisa memikirkan hal lain lagi. Ryutaro membuatku lemah, ciuman ditengah keliling pohon sakura, bagiku merupakan ciuman pertamaku.
Hanya bunga sakura yang bermekaran yang menatap kami.
***
TBC dulu ya.
Gomen kalo banyak typo or apalah. hahahaha
hoooo~ masih TBC~
BalasHapusmasih ada yg typo...
btw... romence itu harusnya ROMANCE say~ hahaha.. :P
hmmm~ udah lumayan bagus,,, lanjutkan~
sudah aku perbaiki. hahaha. aku bikinnya cuma 3-4jam kali ya. ekstrim juga. ini aku mau bikin multichap gitu bun. hahahha. arigatou~
BalasHapusaaaaah!! abis baca komik lovely days ya waktu bikin cerita ini? ;)
BalasHapus