Fanfiction
Title : Senpai, Daisuki Yo!
Genre : Romance, I think.
Rating : PG, I think. hahaha
Author :Me (Morimoto Lisa)
Cast :
Hokuto Matsumura (B.I Shadow)
Nakayama Yuma (NYC)
Fuma Kukuchi (B.I Shadow)
Morimoto Lisa (OC)
“Hey, kau ini melamun saja” Seru Lisa Senpai pada ku.
saat aku berdiri dihadapannya. Dia siap menyerang. Namun aku bingung, dia ini seorang wanita, aku tak tahu harus menyerang dia dibagian mana. “Ayo serang duluan” Ajaknya lagi.
“Morimoto senpai. Matte” Aku tergagap, sambil terus dalam posisi kuda-kudaku. Sabuk ku sudah biru, tapi Lisa Senpai, dia sudah hitam, tentunya lebih hebat dari ku.
Hyyaaaaatttt
Sebuah lentingan dikaki ku, berhasil menjatuhkan ku, aku masih terdiam, Lisa senpai lalu membantuku untuk berdiri.
“Hanya segitu? Kau ini harus kembali ke sabuk putih tau. Memalukan” Ucapan Lisa Senpai memang selalu pedas, bahkan lebih pedas dari wasabi.
“Hokuto chan” Aku menoleh, mendapati Mio, perempuan aneh yang selalu aneh. Menyebalkan.
“Ada apa?”
“Ini, kau kan abis latihan, aku bawakan jus” Aku mengambil jus itu dari tangan Mio, lalu meninggalkannya. Sejujurnya aku tidak suka ada didekatnya, hanya saja ayah dan ibuku adalah teman dekat orang tuanya. Mau tidak mau ya harus mau.
“Semuanya kembali berkumpul” Itu suara Lisa Senpai, aku hapal betul suara itu.
“Jadi, aku rasa kalian ini belum ada apa-apanya. Buktinya saja tadi. Hey kamu, siapa namamu?” Aku terkejut ketika jari telunjuk itu menunjuk diriku, serentak semua mata tertuju padaku.
“Matsumura Hokuto desu” Aku melantangkan suaraku.
“Hah? Suara mu boleh saja lantang. Tapi mana? Kau sama sekali tidak bisa bertarung” Ucapan itu betul-betul menohok ku, rasanya kepala ini ingin pecah mendengarnya. Astaga Lisa Senpai kenapa kau tega sekali?
Aku hanya menunduk, tidak berani menatap seorang wanita yang ada didepanku. Lisa senpai mengencangkan sabuknya.
“Siapa yang berani bertarung denganku?” Tanyanya dengan penuh keyakinan.
Tak ada satu orang pun yang berani menjawab, Lisa senpai satu-satunya wanita di club Karate ini, tapi kenapa semua laki-laki disini tidak ada yang berani menerima tantangannya.
“Aku” Jawabku dengan nada tegas. Aku melihat sedikit senyum licik di bibirnya yang manis itu. Untuk kali ini aku benar-benar akan mengerahakan semua kekuatanku. Ganbarimasuuu.
Aku memasuki matras, begitu juga dengan Lisa senpai, tampangnya tetap saja imut, meski sebagian orang berkata kalau dia menyeramkan.
Kali ini aku yang menang. Aku berhasil mengalahkan Lisa Senpai. Hati ini puas sekali. Sangat puas.
“Hebat juga kau. Aku sebenarnya sengaja mengalah” Mata ku terbelalak mendengar ucapannya. Lisa Senpai memang tidak mau kalah -_-“
“Eh? Tapi tadi sudah jelas-jelas kau kalah?” Aku mencoba protes, tidak mau kalah juga dari Senpai manis nan imut ini.
“Kan sudah ku bilang. Aku mengalah tadi” Lisa Senpai meninggalkan ku dengan segala kekesalanku, rasanya ingin sekali membuat dia mengaku kalau dia benar-benar kalah dari ku.
***
“Hokuto” Panggil Lisa senpai di tengah lapangan, pagi ini. Aku bisa menebak apa yang akan dia bicarakan.
“Pertandingan ya? Baiklah. Dengan sekolah lain? Aku terima” Ucapku tanpa banyak basa-basi. Jadi, untuk beberapa minggu aku akan bersama terus dengan Senpai yang menyebalkan tapi imut ini? Hhhuuuhhhhh.
Setiap hari sepulang seolah, aku dan Lisa senpai latihan persiapan pertandingan, setiap hari aku selalu menang melawanya. Tapi setiap hari juga dia selalu bilang kalau dia ‘mengalah’ apa-apan maksudnya. Lisa senpai, hontou ni baka. Aku tahu, dia hanya malu mengakuinya. Dasar Lisa senpai.
“memangnya apa? Aku kan tidak tahu. Seharusnya begini kan?” Tanya ku pada Lisa senpai. Kami sedang membicarakan tentang suatu gerakan tingkat atas.
“Harusnya begini” Lisa Senpai memperaktekan gerakannya. Membuat ku sedikit terangsang. Baju yang dia gunakan sedikit terbuka dibagian dada.
Plaaaaaakkkk
“Mata mu!” Aku mengelus pipiku, rasanya panas sekali.
“Gomen” Ucapku lirih.
“Sudah, aku mau pulang. Lelah sekali” Lisa senpai meninggalkan ku, apa dia marah ya? Ku rasa dia marah gara-gara kejadian tadi. Ahhh aku ini bodoh sekali.
***
Mengapa hatiku jadi canat-cenut seperti ini?
Berapa lama waktu yang ku habiskan bersama Lisa senpai?
Ahhh. Perasaan apa ini?
“Hokuto, apa-apan kau ini? Hahahahhaha” Untuk pertama kalinya aku melihat dan mendengar Lisa senpai terawa lepas.
“Gomen, tapi aku benar-benar tidak tahu kenapa bisa seperti ini” Aku menutupi celana ku yang robek akibat tendanganku yang terlalu tinggi.
“Memalukan sekali kau ini. Hahahahhahaha” Ucapan Lisa senpai terbata, sambil terus tertawa, dia memegangi perutnya yang sakit. Jahat sekali.
“Ahhh, aku ganti baju dulu” Aku berlali meuju kamar ganti, lalu mengganti celana ku. ku rasa latihan akan berakhir sampai disini. Aku tidak bawa celana lagi soalnya.
Aku berjalan bersama Fuma, sahabatku dari kecil, dia bukan anak karate, dia anak paduan suara, suara Fuma memang bagus. Sudah begitu Fuma juga tampan.
Siapa lelaki itu? Bukannya Nakayama Yuma ya? Ketua tim baseball sekolah? Sedang apa dia bersama Lisa senpai?
“Hokuto. Sini” panggil Lisa senpai, aku malas sekali menghampirinya. Perasaan ku buruk sekali.
Aku dan Fuma mendekat, tidak mungkin meninggalkan Lisa senpai yang sudah memanggilku, bisa dibunuh jika harus mengelaknya.
“Kenalkan. Nakayama Yuma, pacarku” Perkenalan singkat dari bibir Lisa Senpai.
“Matsumura Hokuto desu. Yoroshiku ne” Aku melaukukan ojigi kecil didepan mereka.
“Yoroshiku” Seru Yuma sambil tersenyum.
“Aku permisi dulu Senpai” Aku mengeeret Fuma yang sibuk dengan lolipopnya.
Firasatku benar 100% kalau mereka pacaran, memang pantas kalau mereka pacaran, Lisa senpai kawaii desu, Yuma senpai kakkoi desu. Sedangkan aku? Ahhh aku hanya anak bodoh yang selalu menang akibat lawanku mengalah.
***
“Terus siapa lagi?” Tanyanya dengan nada membentak tepat didepanku.
“Aku tidak tahu” Jawabku lirih.
Lisa senpai meninggalkan ku sendiri lu ruang latihan ini. Aku tidak bisa ada ditim club ini lagi. Aku harus meninggalkan sekolah satu hari sebelum pertandingan. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Otoosama harus segera pindah ke Cina. Jahuh sekali -_-“
Aku berjalan, menusuri sekolah ini, aku sudah dua tahun bersekolah disini, rasanya berat jika harus meninggalkannya. Terlebih disini ada dunia yang benar-benar aku suka. Karate, dan tentunya Lisa senpai.
“Lisa senpai?” Aku menghampiri seorang gadis, tengah menagis di bangku belakang sekolah. Aku tahu jelas dia Lisa senpai.
“Doushita no, gomen na senpai. Aku tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi” Aku tahu, Lisa senpai pasti sangat frustasi akibat aku tidak bisa bertanding. Padahal pertandingan ini adalah pertandingan yang paling Lisa senpai tunggu-tunggu.
Aku masih tidak mendengar jawaban apapun dari ucapan Lisa senpai.
“Lisa senpai, Doushita no?” Tanya ku lagi, lalu menarik tubuhnya, aku mendekap tubuhnya, kini dia menagis dalam pelukanku.
“Doushita no Senpai?” Aku hanya merasakan anggukan didadaku. Berati tidak. Lalu kenapa dia menagis.
Lisa senpai menyodorkan ponselnya. Sial, ponselnya sama dengan ku. aku menekan tombol dengan sembarang. Yuma dan Rosa? Mengapa mereka berciuman?
“Jadi karena ini?” Aku merasakan anggukan, pantas saja, ku kira karena aku tidak bisa ikut bertanding.
Aku melepaskan pelukanku. Mencari seseorang bernama Nakayama Yuma.
“Yuma senpai” Panggilku, dari depan kelasnya.
“Ada apa?” Tanyanya ringan
Kyyaaaaaaaaaatttttt
Berhasil. Aku memberinya hadiah sebuah tendangan tepat diwajahnya. Ku lihat sedikit berdarah. Semoga itu setimpal atas apa yang sudah dia berikan pada Lisa Senpai.
“Kenapa kau memukul Yuma?” Tanya Lisa senpai dengan mata yang sembab dan ingus yang berleleran diwajahnya. Aneh sekali gadis yang satu ini.
“Tidak dapatkah kau sadar?” Aku memegang pundaknya, lalu membersihkan wajahnya. Sekarang wajahnya tampak sedikit lebih manis, ah tidak, dia memang manis.
“Apa maksudmu?” Tanyanya. Ku rasa dia memang tidak bisa mengerti perasaanku. Huhhhhh
“Senpai, Kimi ga daisuki” Aku menunduk, berusaha menghilangkan rasa malu ini. Sungguh, menurutku konyol sekali perbuatanku ini. Aku benar-banar sudah diluar kendali.
Lisa Senpai melepaskan tanganku dari bahunya. Dan lagi-lagi meninggalkan ku. aku tahu, harusnya aku tidak berkata seperti itu, aku sungguh menyesal. Aku ini bodoh sekali.
***
“Selamat kepada Matsumura Hokuto” Aku berlari kecil, menghampiri podium, tempat pertama. Disana tertulis angka satu. Aku mendapat medali emas.
“Omedetou ne” Aku melihat senyum itu, sebuah senyum yang selalu ku tunggu.
“Medali emas ini untuk mu senpai” Jawabku sambil menggaruk kepaluku karena malu.
“Itu milik mu. Kini ku akui, kau sama hebatnya denganku” Ucapnya sambil menepuk pundakku.
Aku meiliriknya tajam.
“Sampai kapan?” Tanyaku dengan muka lusuh.
“Apanya?”
“Sampai kapan kau tidak mau mengakui kehebatanku?” Lisa Senpai memang tidak pernah mau kalah. Huuuuhhhhh. Nasib ku ini memang lucu, memiliki senpai seperti dia.
“Sampai kau berhasi mendapatkan hatiku” Jawabnya lalu mencium pipiku.
Aku tersentak lalu memandangnya dengan malu.
“Tadi apa artinya?” Tanya ku polos.
“Hadiah, aku akan terus menantangmu untuk mendapatkan hatiku. Jika kau bisa”
“Aku pasti bisa, buktinya aku rela tinggal di Osaka sendiri tanpa orang tua. Ini demi kau Senpai” Aku berlali mengejarnya.
“Matte senpai”
Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan mu senpai. Aku akan mengumpulkan banyak medali emas. Lihat saja nanti. Aku yakin, kau pasti akan bilang kalau aku ini HEBAT.
END.
wahahahaha..maen brondong juga kau...
BalasHapuscan I say my critics??
1. kayaknya kudunya "I think" ya say?? kalo I thing??saya benda??XP
2. typo oh typo... semangaaatt!! lebih teliti biar ga typo.. :)
udah bagus...makin berkembang ya...
ganbatte!!
yg I thing and I think apa bun? kaga ngeti.
BalasHapusahhh arigatou udh di kritik. udh ku benerin juga ketikannya. emang banyak ya Typo ku T.T ganbatee lisaaa~ yay. arigatou.
Lisa-chan!!? tumben mau putus sama yuma? wkwkwkwk
BalasHapuskyah >< kasian hokuto suka sama yg tua! *nunjuk lisa-chan* * digebukin*
kritiknyaa~~ typonya banyak sekaliii~~
iya. ini ku buat cuma 2 jam. makannya typonya banyak. si bunda juga bilang. arigatou ne. typonya udh ku benerin koo. hhaha
BalasHapus