Title : True Love
Genre : Romance. May be
Rating : PG. may be. Hahaha
Capther : Really? It’s you?
Author : Me (Morimoto Lisa)
Cast :
Morimoto Ryutaro (HSJ), Yuri Chinen (HSJ),
Yamada Ryuusuke (OC), Natsune Minamoto (OC), Karen Eriko (OC), Yaotome Ichiko (OC)
TRUE LOVE Chap.3
Janji kencan pertama itu, Ryu tidak datang. Ryu, kecelakaan saat perjalanan menemui ku. Saat perpisahan terakhir, semua siswa dan siswi menaruh bunga di peti mati itu, dan didalamnya ada jasad Ryu yang sudah dingin.Aku tidak ikut acara itu, aku takut melihat Ryu yang meninggal, aku tidak bisa. Tidak bisa berpisah untuk terakhir kalinya. Setiap kali aku datang kelapangan kosong tempat biasa Ryu latihan, seakan aku dapat melihat Ryu. Semua kenangan indah itu, masih terrekam jelas dibenakku.
“Kalau begitu, besok dilapangan biasa jam 10” Itu kata-kata terakhir Ryu sebelum dia pergi meninggalkanku. Kata-kata itu, menjadi kata-kata yang amat menyedihkan untukku.
“Ryu, aku akan menunggu mu disini. Karena itu ceoat datang!”
Air mataku terjatuh, menetes, mengenai lapangan kosong ini. Aku selalu merasa tidak apa-apa jika harus kehilangan yang lain asalkan ada Ryu. Apa karena itu? Maut mengambilnya dariku? Apa aku kena hukuman?
Setelah kematian Ryu, aku Yuri dan Karen berpisah, kami bertiga tidak pernah bertemu lagi. Terlebih sekolah kami juga berpisah. Aku masuk SMA Swasta yang paling dekat sengan rumah. Sampai sekarang pun, jika melihat bunga sakura yang berguguran aku amsih merasa sakit, karena masih mengingat hari itu. Mau menunggu seberapa lamapun Ryu tak akan pernah datang.
Hari ini, musim semi, sekaligus hari pertamaku di SMA.
“Siapa dia? Astaga dia berciuman. Senpai ne?” Aku meutup mataku dengan tangan. Melihat dua orang kekasih yang sedang berciuman dengan sangat dewasa.
“Hey, siapa kau?” Aku berlari saat menyadari mereka sadar akan kehadiranku.
***
“Hey, untung tidak terlambat ya?” Ucap seorang gadis yang duduk dibangku paling depan.
“Hosh. Iya. Habis pagi-pagi begini aku meilihat orang ciuman” Ucapku keceplosan. Astaga. Aku ini baka ne?
“Aku Ichiko. Sekarang kita berteman ya?” Ucap Ichiko, ya, sekarang kami berteman.
Ternyata, aku dan lelaki yang ku lihat tadi berciuman dengan dewasanya itu satu kelas. Wajahnya mirip dengan Ryu.
“Ohayougozaimasu”Sensei itu masuk, lalu memperkenalkan dirinya dan mengabsen kami satu persatu. Ryu? Itukah nama lelaki itu? Ryu? Oh bukan. Ternyata namanya Ryuu bukan Ryu.
“Sumimasen, aku ingin berbicara dengan mu” Aku tersentak saat membuka bento ku, Ryuu memanggilku, dia menggandeng tanganku dengan mudahnya. Wajahnya cukup mirip dengan Ryu.
“hey, kau enak sekali menggandeng tangan orang?” Ucapku sambil menarik tanganku.
“Ah,, gomen, aku hanya inigin bilang. Jangan beri tahu siapapun tentang ciuman yang tadi”
“Aku juga tidak mau member tahu siapa-siapa ko”
“Ah, Yokatta. Kalau begitu tolong ya~” Ryuu lalu pergi, meninggalkan ku sendiri. Tadi dia sempat bilang katanya senior sudah punya pacar. Berarti dia cowok…….
Ah, bukan urusanku
***
Aku dan Ichiko masuk di club basket, padahal aku tidak bisa bermain basket, setidaknya aku hanya sedikit bisa, tidak sehebat Ryu.
“Natsune, jadi kau masuk club basket ya?” Itu Ryuu, mengapadia ada di club basket?
“Kau sendiri sedang apa?” Tanyaku heran.
“Aku kan memang ikut club basket sejak SMP” Ryuu, wajahnya memang tidak begitu mirip, namanya juga tidak sama. Tapi mengapa sosok Ryuu mengigatkanku pada Ryu.
Awalnya aku suka bisa masuk club basket bersama Ichiko, tapi semua senpai disini sangat sekali. Aku beniat berhenti dari club basket, tapi tidak mungkin aku mengorbankan temanku. Ichiko.
Aku dan Ichiko terus berjuang, tapi sayang aku benar-benar tidak bisa melakukan shoot. Berbeda dengan Ryuu, dia sangat hebat, jadi terlihat lebih menonjol dari yang lainnya. Mengingatkan aku akan Ryu lagi. Fuuuiiihhhh.
Sepetinya aku akan berlatih lebih keras agar aku bisa melakukan three point.
Aku memutuskan untuk berlatih dilapangan tempat biasa Ryu latihan.
“Sedang apa kau disini?” Tanyaku yang mendapati sosok Ryuu sedang berlatih basket di lapangan yang penuh dengan kenangan ini.
“Kau sendiri? Aku biasa latihan disini ko. Kau boleh ikut gabung”
Aku menghapiri Ryuu, menyetujui kalau aku harus berlatih lebih keras, setidaknya shoot ku ada yang masuk walau hanya satu. Dana ku tidak akan dapat hukuman dari senpai yang galaknya setengah mampus.
Aku mengikuti semua arahan yang Ryuu ajarkan, semuanya. Rasanya aku belajar bersama Ryu, tapi bukan, ini Ryuu bukan Ryu.
“Payah, coba kau Shoot mengandaikan dirimu seseorang yang hebat dalam melakukannya” Ucapnya sampil menepuk kepalaku dengan cukup keras.
Aku memejamkan mataku. Mambayangkan seseorang yang mene=urutku sangat hebat melakukan three point, Ryu. Ryu yang kini memusat dibenakku, dan… Behasil.
“Benarkan, kataku, kau harus membayangkan manjadi seseorang yang hebat dalam emlakukan Three point.”
Kenangan dua tahun lalu, seolah hadir kembali. Terasa begitu sakit, aku jadi ingin mencari Ryu, yang biar ku cari keujung duniapun tidak akan ku temukan.
***
“Natsu chan” Panggil Ichiko saat makan siang.
“Nande yo?”
“Ternyata Ryuu memang menyukaimu ya?”
Ucapan itu jelas tidak benar, aku melihatnya sendiri kalau Ryuu berciuman dengan Senpai.
“Tidak” aku menggeleng, membiarkan Ichiko yang asal saja bicaranya.
“Kau tahu tidak? Kalau Ryuu itu jago sekali Eigo”
Aku menggeleng, yang ku tahu Ryu itu tidak jago Eigo, sama halnya dengan ku tidak bisa Eigo.
“Memangnya Natsu chan sudah punya pacar ya?”
Aku mengangguk. “Iya, tapi sekarang sudah berpisah”
“Kenapa?”
Setelah kejadian Ryu meninggal karena kecelakaan, aku tidak bisa menceritakannya.
Mulai sekarang aku tidak mau melihat Ryuu lagi, nanti malah jadi salah paham, ahhh, tidak, aku tidak mau melihatnya malah terlihat. Lohhh, ini kan tempat bermain basket, kenapa dia tertidur.
Wajahnya, jika Ryuu menutup matanya, terlihat mirip sekali dengan Ryu.
“Hey, kau kenapa mengangis” Aku tersentak, melihat Ryuu terbangun dan mendapati ku yang sedang menagis.
“A. anoo. Etto. Aa. Etto. Aaa”
“Kau mau cari kesempatan ya?”
“Tidak, aku tidak akan mencoret-coret wajah mu dengan spidol ko”
“Ah, bukan itu maksudku. Ku kira kau akan mencium ku”
Tawa kami menggema diruangan ini. Sambil menunggu yang lain, aku dan Ryuu latihan Three point lagi. Aku tidak mau jika harus kena hukuman akibat tidak bisa three point.
Sepanjang latihan aku memikirkan Ryuu, seakan mengingatkan semua hal tentang Ryu.
Priiiiittttt. Suara pluit dari Senpai ketua club basket putrid terdengar.
“Baik, tree point 10 kali” Perintah Senpai. Kami pun berbaris menunggu giliran.
Tembakan oertama. Aku gagal.
Kedua, gagal lagi.
Ketiga, aku harus mencobanya lagi.
Keempat,
Kelima,
Keenam,
Ketujuh,
Kedelapan,
Kesembilan. Tinggal satu kali lagi. Aku tidak yakin akan berhasil.
“Bodoh, kau harus membayangkan dirimu menjadi seseorang yang hebat dalam melakukan tree point” Ucap Ryuu dari sebrang.
Aku memejamkan mataku lagi. Membayangkan seseoa=rang yang hebat dalam melakukan tree point. Orang yang jago, shoot yang indah.
Berhasssiiiiiillll. Aku berhasil memasukkan sebuah three point.
Aku sebenarnya tidak tahu, siapa yang ku bayangkan itu. Ryu atau Ryuu? aku tidak tahu, hanya saja aku merasa bahagia.
“Untung masuk ya, jadi aku tidak usah kena hukuman lagi” Ucap Ryuu saat pulang sekolah seusai kegiatan club.
“Iya. Hontou ni arigatou” Ucapku sambil tertunduk malu.
Berpuluh pasang mata memperhatikan kami. Beberapa orang berteriak “Mesra sekali” suit-suitan terdengar dimana-mana. Mulai sekarang sepertinya aku tidak bisa lagi mengacuhkan Ryuu.
TBC lagi ya.
Hahahaha. Hontou ni gomen nasai.
Gazenya saya. hahahaa
Bagus lis :D ada sedikit typo tapi.heheheh
BalasHapushooo???jadi berasa inget fic saia sendiri??
BalasHapusada apa dengan Ryuu dan Ryu ini??hahahahaha~
ada Ichiko dan Ryuu juga..LOL walah2...
udah bagus... lanjutkan~
@ucii"Typo ada lah ciri has ku *ciri has macam apa itu?
BalasHapus@bunda" ya gaze kan ryuu dan ryu? sip. arigachuu minna