Rabu, 05 Oktober 2011

IJIME-Ijime Start

IJIME-IJIME START



Aku melangkah dengan berat menuju koridor sekolah yang masih sangat sepi dari siwa-siswi sekolah.

"Ohayou, Kelas atas sudah dibuka?" Tanyaku pada Ketua kelas yang sedang asik duduk dibangku koridor bersama temannya yang dari lain kelas.

Aku melanjutkan perjalananku menuju kelas dilantai 2 dan harus menaiki tangga yang lumayan menurutku.

Aku masih terus menteret masuk tubuhku menuju kelas yang terletak dilantai dua itu.

Perlahan kaki ku tertapak ditiap anak tangga yang tidak terlalu luas itu lebarnya.

"Ukh" Rintih ku pelan saat seseorang menarik kaki ku dari bawah, otomatis aku tersandung.

Aku melihat kearah mereka dengan segaris senyuman. aku tak ingin membuat mereka marah.

Aku berdiri dengan sekuat tenaga. Sambil melangkah menuju kelas aku mengambil sapu tangan di dalam kantong jasku.

disela-sela langkah ku aku berhenti membersihkan darah yang keluar dari dengkulku.

Akupun terus berjalan menuju kelasku. beberapa pasang mata melihatku dengan tatapan dingin dan menusuk tepat dihatiku.

"ADA APA INI?" Tanya hatiku. Sejujurnya aku sedikit gemetar menghadapi ini.

Sekarang aku sudah ada dikelas. ada yang berbeda dengan mejaku penuh coretan.

"Anak bodoh! Bau! Busuk! Jelek!" Siapa yang menuliskan ini? batinku mulai menangis.

Merasakan kalau seseorang sudah menindasku. Aku menatap seisi kelas yang masih sangat sepi, tak ada siapapun.

"Hey! anak Bodoh!" Panggil Miyabi, dia adalah ketua geng paling cantik disekolah kami. Biasanya dia tidak seperti itu, dia sahabatku, dia dekat denganku. Ada apa ini?

Aku menunduk tak berani menatap Miyabi. Perlahan Miyabi,Airi dan momoko mendekatki ku. Airi menjambak rambutku. aku tak berani melawannya. aku takut, takut mereka tidak mau berteman lagi denganku.

"hey anak bodoh. apa yang kau lakukan? mengotori kelas. cepat bersihkan" Kepalaku dilepaskan dengan kasara oleh Airi. aku hanya bisa diam dan diam.

"Tapi bukan aku yang piket hari ini. aku kan..."

"Cepat sana keluar!" bentak Momoko dihadapanku. aku tersentak. namun sekali lagi aku tak dapat berbuat apapun.

Aku mengambil sapu dan segera membersihkan kelas yang sedikit berantakan.

"Eh, Miyabi chan, ku rasa percuma kalau kelas ini dibersihkan namun SAMPAH itu masih ada disini" Seru Airi dengan sangat culas. aku tak pernah mendengarnya berkata sekasar itu. dulu kami bersahabat baik sekali.

"Eh iy, benar. Riisa chan, kau lebih baik pergi saja dari sini. lebih baik kau mati saja sana!" tambah Miyabi, kata-katanya begitu menohok jantungku. serasa aku ingin berteriak dikuping mereka "APA SALAHKU?" tapi aku takut.

Seisi sekolah ini akan takluk pada Miyabi. apa yang dikatakan Miyabi selalu mereka turuti. sedangkan aku, aku hanya anak pegawai swasta biasa. aku tak bisa mendapatkan apapun yang ku inginkan dengan mudah, mungkin karena ini aku di bully.

Aku menaruh kembali lagi sapu digudang sekolah.

"Janggaaaannn" teriakku dari dalam gudang saat aku menyadari kalau seseorang menutupnya dari luar dan menungncinya. aku tak kuasa membendung airmataku. akhirnya aku menangis, membasahi jas yang kupakai.

aku masih terkurung didalam gudang sekolah ini, sampai aku mendengar bel berbunyi, entah sensei akan mencari ku atau tidak, mungkin ada atau tidak ada aku dianggap seseorang yang sangat tidak penting. aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya diam

Kreeekkkkkkk

Aku segera bangkit ketika seseorang membuka pintu gudang.

"Sedang apa kau disini?" Aku kenal wajah itu, Nakayama Yuma, dia adalah mantan Miyabi, kabarnya mereka putus karena Yuma tidak tahan dengan sifat manja Miyabi.

"A. A. Akuuu" Aku menabraknya, tak berani mengunggkapkan apapun, terlebih lagi aku takut kalau Miyabi sampai tahu aku bertatapan dengan Yuma. bisa-bisa aku kana di bully lebih parah lagi.

Aku berlari menuju kelas dengan secepat kilat.

Bruuuukkkkkkk

Aku menabrak seseorang, kacamataku terjatuh. "BODOH!" Seru seseorang itu. aku meraba-raba. mencari dimana kacamataku. Aku masih terus meraba lantai itu, lalu kutemukan juga kacamataku.

"Itaaaiiii" Ringinsku pelan saat seseorang itu menginjak tanganku yang sedang memegang kacamataku. aku menangis lagi. tanganku sakit sekali.

"Itu pantas untukmu dasar Bodoh!" Serunya lalu meninggalkanku,

Pandanganku tampak kabur, kacamata ini lah yang selalu menjadi alat bantu ku dalam melihat.

Aku melihatnya dengan samar. kacamataku sudah remuk. tidak bisa digunakan lagi.

Aku berjalan dengan tergopoh menuju kelas.

"Kau tidak boleh masuk. tunggu sampai jam pelajaran selesai" Sensei Michi mengacungkan jarinya kearahku. tanda aku tidak boleh masuk.

Hari-hariku sekarang berubah seperti dineraka. Entah akupun kadang bingung, apa salahku. tapi ku rasa aku tahu faktor penindasan ini.

TBC ya mamen. ini gaze. saya lagi terinsporasi untuk buat cerita BULLY and IJIME gitu dah. hahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks For Leave A Coment