Minggu, 30 Oktober 2011

Fanfiction 'Oretachi Wa kaze Ni Aeta Toki Part.3-END'

Fanfiction

Title                       : Oretachi Wa Kaze Ni Aeta Toki (Angin Yang Mempertemukan Kita)

Genre                   : Romance -______-

Ratting                 : PG, nyerempet NC dikit.

Author                 : Lisa Wulan Novianti

Char                      : Daiki Shigeoka (7WEST) x Fujii Yuuki (OC) , Ryusei Fujii (7WEST) x Kyouya Kenichi (OC),Nozomu Kotaki (7WEST) X Yanagi Riisa (OC) dan segelintir orang lewat.



Aku menekuk wajahku saat sampai dirumah, Otousan memperhatikan ku terus sedari tadi.

“Ada apa?” Tanyanya sambil merangkulku dari belakang.

Aku menggeleng, hanya respon itu yang dapat ku berikan. Pikiranku sepenuhnya hanya berkutik dengan wanita yang menyebutkan namaku tadi. Benar juga yang dibilang Shige wajahnya memang mirip denganku. Ahhh. Kenapa aku ini?

“Fujii Yuuki. Kau mendengarku kan? Ceritalah anakku” Seru Otousama yang kini sudah berlutut dihadapanku.

“Apa? Aku ini anak mu? Yang ku tahu umur kita tak jauh beda bukan? Apa aku ini hanya adikmu Fujii Ryusei? Siapa aku ini hah?” Tanyaku yang tak terkendali. Aku memang sedikit aneh dengan keluarga kita. Obaachan sendiri bilang kalau Otousan itu umurnya tak jauh dariku. Tapi kenapa aku memanggilnya Otousan? Kenapa bukan Niichan?

“Kau itu Fujii Yuuki, anakku” Jelasnya singkat sambil tersenyum. Harus aku akui wajah Otousan itu sangat-sangat mencerminkan kalau dia pribadi yang dingin. Tapi aku sama sekali tidak tahu kalau dia berprilaku dingin. Dia itu sangat baik dan hangat padaku.

“Setiap anak itu lahir dari sepasang suami istri? Dulu aku pernah bertanya kan dimana ibuku? Kautak menjawabnya. Bahkan sampai kau membuat aku membenci seorang ibu kau tak pernah menjawanya Ryusei-san”

Plaaaaaaaaakkkkkkkkkk

Aku memegang pipiku yang terasa panas oleh tamparannya. Aku tahu dia pasti kesal aku berkata seperti iyu. Tapi. Apa aku salah bertanya seperti itu? Itu suatu hal yang wajar bukan?

“Kenapa kau menamparku? Kau bingung ya menjawabnya? Sudah jujur saja Ryusei-san sebenarnya aku ini anak siapa?

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

#KENICHI POV#

Dia itu? Yuuki kah? Wajah gadis dingin dan tegas itu sangat mirip denganku. Mata, hidung, bibir sangat mirip dengan ku, dia tumbuh percis seperti Ryusei. Tapi kenapa harus sikap tsunderenya? Aku tidak suka itu. Aku ingin anak ku menjadi sosok yang hangat.

“Kenichi, kau sudah minum obat?” Tanya Okaasan padaku sesaat setelah kami membereskan barang-barang dirumah kecil kami ini.

Hari ini, aku kembali ke Jepang. Kami pindah karena sudah tidak mampu membayar tagihan di LA. Selama ini aku tinggal di LA. Beberapa tahun lalu Otousama mengalami mutasi pekerjaan. Sehingga membuat kami kesulitan dalam keuangan dan membuat kami memutuskan untuk kembali lagi ke Jepang.

“Sudah bu, kau tidak usah khawatir ya. Aku akan baik-baik saja” Ucapku seraya kembali mengambil sapu lagi.

Sejak dulu, sejak kami pindah ke LA Okaasan selalu menghawatirkan keadaanku. Dia pikir aku adalah anak yang lemah. Tapi sayang dia salah besar akan hal itu. Aku akan berjuang dalam keadaan hidup sekeras apapun demi anak ku.

Mulai hari ini aku bertekat untuk menemukan Yuuki dan Ryusei. Aku akan hidup bersama mereka sampai waktu memanggilku.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

#SHIGEOKA POV#

“Dasar konyol. Apa-apan kau ini hah?” Okaasan membantak didepan mukaku saat sadar dinding kamar ku sudah penuh dengan coretan disana dan disini.

Aku diam dan hanya menunduk, “Akuu…”

“TAK ADA AMPUN BAGIMU” Seru Okaasan dan menutup pintu kamarku dengan keras.

Aku mencoba mengejarnya keluar. “Nani? Hukuman macam apa ini?” Tanyaku dalam hati saat tau kalau pintu kamarku terkunci dari luar. Okaasan kejam ya, aku ini bukan bayi kecil yang akan kabur kalau ditinggal oleh Okaasannya. Tapi aku ini remaja yang bisa lebih pintar dari bayi itu -___-

Bagaimana ini? Padahal hari ini aku sudah ada janji dengan Yuuki dan Nozomu. Hari ini kami berencana mengulik tentang Nozomu. Ahhh, KUSO. Takdir berkata lain.

“Moshi moshi. Kau dimana? Aku sudah menunggu di stasiun nih” Ucap Yuuki dari sebrang sana, dia bicara lewat telepon. Benarkan dia pasti meneleponku. Batal dong janjian ku dengan Yuuki.

“Etoo Yuuki chan, akuu. Akuuu.” Aku takut berkata yangsebenarnya.

“Kau kenapa?” Tanya panik dan sedikit kesal.

“Aku takut bertemu denganmu”

“Takut? Kenapa? aku ini terlalu dingin ya? Atau aku terlalu menyeramkan?” Nada bicaranya semakin panik membuat ku tertawa geli sediri. Dia lucu sekali.

“Bukaaaaaaannn, aku takut… jika aku bertemu dengan mu, maka rasa suka ku padamu akan semakin besar”

“BAKA SHIGEEEEEEE. Jelaskan yang sebenarnya!” Nadanya terdengar kesal, tapi aku yakin wajahnya sudah memerah disana. Hahahahaha.

“Baiklah. Aku dihukum. Karena dikamarku banyak coretan. Kau saja yang kerumah. Onegasihimasu”

“Hmm, coretan? Apa? Baiklah. Aku segera kesana”

Biiiipppppppppp sesaat kemudian telepon itu terputus. Hahahahaha. Senang sekali membuat Yuuki malu. Dia itu sangat lucu kalau sedang kesal.

Beberapa menit kemudian aku mendengar suara bel ditekan oleh seseorang

“Yuuuukkiiii” Teriakku dari dalam kamar saat aku mendengar bel tersebut. Aku mendengar derap langkah dua orang. Aku yakin itu Okaasama dan Yuuki.

“Sihlakan. Maafkan Shige ya kalau kamarnya seperti kapal pecah” Ucap Okaasan saat membukakan pintu kamar ku.

Aku tersenyum menatap Yuuki. “Kau bawa apa?” Tanyaku tak sabar.

“Coffe. Untukmu dan untukku” Jwabnya dingin. Dan tanpa aba-aba dia langsung masuk kedalam kamarku. Sopan sekali. -_____-

“coret-coretan ya?” Tanyanya sambil menatap dinding kamarku yang penuh degan coretan pelajaran, gambar dan sebagainya.

“Ini. Kau mau tidak?” Tanyanya sambil menyodorkan segelas coffe yang dia bawa.

“Mauuu” Ucapku lalu mengambil coffenya. “Hmm, tidak enak” Seru ku kesal.

“Tidak enak? Kenapa?” Tanya Yuuki panik. Wajah paniknya selalu lucu.

“Terlalu manis. Aku tidak suka”

“Manis? Punyaku biasa saja” Tanyanya heran.

“Iya. Terlalu manis. Abis aku minum sambil memandangimu sih”

Dia tertawa terkekeh, membuat ku tersenyum dan sedikit menggaruk kepalaku bingung. Apa yang aku rasakan kali ini, memang bukan untuk yang pertama kalinya. Hal seperti ini sudah sangat wajar bagiku. Tapi mengapa kali ini aku merasakan kekuatan yang sangat besar. Mungkin kah dia cinta sejatiku. Ahh yabai~

Kami fokus pada pembicaraan kami, membicarakan Nozomu dan Riisa senpai, ku pikir Yuuki seorang yang sangat dingin, tapi tidak. Dia sangat baik setelah mengenalku. Otaknya sangat pintar, memberiku banyak ide. Sesaat suasana menjadi hening. Lalu kami saling tatap. Wajahnya itu membuat ku ingin tertawa.

“Kenapa kau tertawa disaat yang seromantis ini?” Tanya kesal

Aku tertawa sambil memegang perutku yang sakit karena ucapannya tadi ‘saat romantis’

“Saat romantis? Wajahmu itu lucu sekali tau. Makannya aku tertgawa. Kau ini” Ucapku sambil terus tertawa.

“Uhhhhhhh” Yuuki sepertinya kesal sekali dengan hal ini. Aku meraih wajahnya dan menatapnya dengan lekat. “Kau ini, manis sekali”

Dia menepis tanganku dari wajahnya lalu tersimpu dalam dan menunduk. Wajahnya merah padam.

“Kau menyukaiku ya?” Tanyaku langsung tembak tanpa control.

Dia mendongkrak wajahnya keatas dan sesaat kemudian tersenyum devil. “Tidak” Jawabnya. Aku tau dia berbohong. Tak bisa dia menyembunyikan perasaan. Yuuki bukan orang yang handal dalam menyembunyikan perasaannya.

“Uso janai”

“Chigau. Urusai. Ayo lanjutkan lagi” Dia menngalihkan perhatiannya. Aku mengeluarkan sebuah buku diary. Punya Riisa senpai.

“Ayo lanjutkan” Aku membuka buku tersebut dan membacanya dengan pelan”

Dalam Diary ini, banyak hal yang tersirat, tapi aku bisa menyimpulkan dari setiap tulisan Riisa senpai. Dia memang menyukai Nozomu. Tak lama Yuuki tersenyum sambil menatap kosong kea rah sudut kamarku.

“Doushita?” Tanyaku bingung.

“Iie, betsuni. Aku dapat ide” Ucapnya dengan cepat.

Dia membisikan idenya ditelingaku. Aku sedikit merasa geli. Saat dia membisikan hal itu aku dapat mendengar jelas suara halusnya, merasakan desahan nafasnya.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

RIISA POV

MEET WITH OLD FRIEND

“Riisa, kau kah itu?” Tanya Kenichi dihadapanku. Keadaannya sangat buruk sekali. Aku sangat prihatin dengan Kenichi.

“Hai. Aku disini. Aitai na Kenichi chan. Ini ku bawakan makanan” Aku menyodorkan sekantung makanan yang ku beli dari supermarket dekat sini.

Aku melihat keseliling rumah kenichi, sama sekali tidak ada barang-barang mewah, tidak seperti dulu, semua barang-barang adalah barang-barang yang bermerek. Sekarang? Bener-benar berbeda.

Aku memeluk tubuh kecil Kenichi yang masih sama seperti dulu, sama seperti terakhir kali aku memeluknya disekolah beberapa hari sebelum dia meninggalkan Jepang.

Aku terbayang kedalam masa itu, masa yang sangat sulit untuk kenichi, Ryusei dan tentunya masa yang sangat sulit untukku karena haru kehilangan sahabat yang sangat ku sayangi.

“Kau sekarang kuliah ne Riisa chan?” Tanya kenichi perlahan, wajahnya terlihat pucat, baju yang dia kenakan sangat lusuh.

“Uun. Dan aku bertemu dengan anak dari Ryuse” Aku member kabar baik, berharap dia senang.

Kenichi menutup mulutnya dengan tangan lalu beberapa detik kemudian air matanya terjatuh. Dia duduk disebelahku dan menangis. Aku merangkulnya. “harunya kau bahagia bukan?” tanyaku mencoba menenangkannya.

“Aku menyesal. Aku menyesal berbuat bodih” ucap Kenichi tanpa sadar. Dan air mata itu pun masih terus mengalir deras.

“Kau tahu, wajah gadis itu sangat mirip dengan mu Kenichi. Besok akan aku aja kau ke kampusku dan aku akan memperkenalkan pacar gadis itu” Jelasku sambil tersenyum.

Kenichi berhenti menangis, dia menatapku seolah tak percaya. “Hontou?” Tanyanya.

Aku mengagguk dan tersenyum. Dari kerlingan mata Kenichi aku melihat sebuah harapan yang sangat besar yang selama ini terpendam.

Esoknya. Aku menjemput Kenichi dirumah yang masih tidak berubah dari dulu ini. Aku menuntunnya, membantu dia masuk kedalam mobil kecilku pemberian Otosama.

Tubuh Kenichi gemetar. Mungkin dia gugup atau mungkin dia sangat bahagia karena aku akan mempertemukan dia dnegan anaknya.

“Uhuk” Kenichi terbatuk sesaat dia menutup mulutnya dengan sapu tangan.

“Daijobu ka??” Tanyaku

“Daijoubu” Ucaonya lalu tersenyum.

Aku menaikkan tuas gas perlahan dan mu injak gas ku dengan lembut, serentak dengan melajunya mobil ku. Mata Kenichi terlihat layu, wajahnya juga sangat pucat. Menurutku Kenichi adalah orang yang sangat kuat. Dia mampu memendam perasaan yang bener-benar sangat besar untuk Ryusei dan anaknya.

“Kau tunggu sini. Aku akan kembali dengan cepat” Ucapku sembari turun dari mobil. Kulihat Kenichi menagguk.

Sesegera mungkin aku mencari Shige, juniorku yang ku tahu dia dekat dengan gadis itu. Gadis yang sangat mirip dengan kenichi.

“Aaa. Nozomu. Kau melihat Shige?” tanyaku pada pria kecil yang manis, tentunya dia pria yang ku suka, walau aku tak mau dengannya.

“Kau? Memanggil ku? kau mencari Shige?” Tanya lelaki itu seolah tak percaya.

“Yaya. Dimana dia? Bukankah dia sering bersamamu?”

Nozomu menarik tanganku dan membawaku kesatu tempat. “Dimana ini? Mana Shige?” Tanyaku

Nozomu menunjuk kearah seseorang yang memungungi kami. Dengan cepat aku berlari dan menarik lelaki itu. Sudah jelas kalau itu Shige.

“Mana gadis yang sering bersamamu?” Tanyaku dengan cepat.

“Gadis? Siapa?? Tanyanya bingung. Hahahaha. aku terlalu terburu-buru.

“Siapa lagi kalau bukan pacarmu” Jelasku.

“Hmm, aku tak punya pacar kok Riisa senpai”

“Uso! Cepat aku ingin bertemu dengannya.”

Wajah Shige bingung, aku mengenggam tangan Shige dan menuntunya, membawa dia kearah dimana aku memarkirkan mobil.

“masuklah” Perintahku.

“Kau mau menculikku ya?” Tanyanya panik.

“Ikuti saja” aku masuk kedalam mobil ku dan meilhat Kenichi yang sedang tertidur. “Bawa kami kerumah pacarmu” Ucapku.

“Pacar? Aku tidak punya pacar. Siapa sih? Yuuki?” Tanyanya bingung lagi.

“ya.ya pokonya gadis yang selalu bersamamu itu” jelasku.

“Hmm, baiklah. Tapi dia bukan pacarku walau aku menyukainya. Kami belum jadian” Ucapnya kesal.

Aku tidak memperdulikannya. Dengan petunjuk dari Shige aku mengemudi bagai memakai GPS hidup. GPSnya adalah Shige.

“Sampai” ucapnya.

Aku melihat kesebuah rumah yang cukup besar, indah dengan banyak bunga disisinya.

“Sumimasen. Sumimasen” Ucapku sambil menekan tombol diluar pintu itu.

“Yuuki chan. Yuuki chan” Teriak Shige.

Pletaaalkk. Aku memukul kepalanya.

“Kenapa dipukul senpai?” Tanyanya bingung.

“Kau berisik tahu” Jelasku.

Kreeeekkk

Pintu itu dibuka.

“Ryusei” Sentakku.

“Riisa?” Ryusei tampak kaget. Namun dia tersenyum dengan sangat bahagia.

“Mari masuk. Aku merindukanmu”

Aku menggeleng. “Ikutlah” Aku menarik tangan Ryusei dan Shige mengikuti kami.

“Ada apa?” Tanyanya bingung.

“Lihat kedalam mobilku” Perintahku.

“Ke~Ke~ Kenichi?” Ryusei gugup. Kepalanya mengeleng lambat.

Ryusei tersenyum dan memeluk kenichi yang sedang tertidur.

“Dare?” Tiba-tiba kenichi terbangun dan menanyakan siapa yang memeluknya.

“Ryusei. Kau kah itu?” Tanya Kenichi lagi saat sadar tubuh besar yang memeluknya itu adalah seseorang yang sangat dia cintai.

Ryusei mengangguk dan memeluk kenichi dengan erat. Aku tersenyum menatap mereka. Dan Shige, hanya bisa menggaruk kepalanya karena bingung.

“Eeee. Ada apa ini? Eh? Wanita itu?” Tiba-tiba seorang gadis mencampuri kami. Aku tidak mengenal gadis itu, aku tidak tau namanya. Yang aku tau dia hanya pacarnya Shige.

“Yuuki channnnnnn” Teriak Shige dan memeluk gadis itu.

“BAKA SHIGE!” gadis itu mendorong Shige dengan keras. Tingkah anak muda zaman sekarang itu sungguh sesuatu.

“Otosan. Siapa itu?” Tanya gadis itu.

Ryusei memeluk Gadis itu. Tak salah lagi dia ini anak Kenichi dan Ryusei.

“Dia Okaasan mu” Ucap Ryusei sambil tersenyum.

“nani? Okaasan? Sudah ku bilang aku tak punya Okaasan. Sudahlah tidak usah membual” Ucap gadis itu. Sikapnya mirip dengan ryusei.

“Kau ini Yuuki ya? Kau sudah sangat besar. Kamisama mempertemukan kita dikereta bukan? Kau ini gadis yang menyuruhku untuk mengalah pada Obaachan kan? Kau ini baik sekali” Kenichi menatap Yuuki dengan tatapan nananr, air matanya menetes.

“Tidak. Tidak. Aku tidak punya Okaasan. Aku ini hanya punya Obaasan dan otosan” Yuuki berlari masuk kedalam rumah dan meninggalkan kami semua.

“Etto, sebenarnya aku masih mau kalian bermesraan tapi aku harus kembali kekampus dan aku juga harus mengembalikan dia kekampus” Jelasku.

“Hmm, baiklah. Biarkan Kenichi disini. Aku akan mengantarnya nanti” Jelas Ryusei.

Akupun kembali masuk kedalam mobilku dan meuju kampus. Tak sadar hujan turun cukup lebat.

“ne, Senpai. Pelan-pelan ya” Ucap Shige.

Kyyyyyyyyyyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Yuuki POV

“Shige. Kau harus bertahan. Shigeeee. Ku mohon Kamisama. Tolong dia” Jeritku diluar lorong rumah sakit. Keadaan Shige kritis setelah mobil yang dikendarai oleh Riisa senpai ditabrak oleh sebuah truk besar.

“Ini semua gara-gara kau tau! Coba kau tidak ada! Mungkin tidak aka nada kec=jadian seperti ini! Dasar wanita busuk!” Aku memaki wanita yang disebut Okaasama oleh Otosama.

Sampai kapanpun aku tidak akan mengakuinya sebagai okaasama. Tidak akan pernah!

“jangan katakana itu lagi Yuuki! Dia ini okaasan mu!” bentak Otosan didepan ku. tangannya hendak menparku.

“Apa? Kau mau menamparku lagi demi wanita ini hah? Tampar saja!”

Wanita itu menahan tangan Otosama dan aku tidak perduli, malas sekali aku harus menatap wajah wanita itu.

“Uhuk” Wanita itu terbatuk, dengan cepat Otosama melindungi wanita itu. Apa-apaan ini? Otosama seperti terkena sihir olehnya.

Tiba-tiba seorang dokter keluar dari dalam kamar ICU. “Bagaimana keadaan mereka dok?” Tanya ku panik.

“Lelaki itu sudah mulai membaik, tapiiiiii” Dokter itu menggantungkan kalimatnya.

“Setelah kami perhatikan wanita itu mengalami kebutaan. Saraf kedua matanya ada yang putus. Dan hanya bisa digantikan dengan mata manusia yang masih hidup. Jika tidak bisa mendapatkan donor. Dia kana buta permanen” Jelas dokter itu.

Wanita itu menutup mulutny “Riisa” Katanya dengan sangat menyesal dan menangis.

“Sabar sayang. Ini semua cobaan” Ucap Otosama.

“Dokter. Aku akan mendonorkan mataku untuk Riisa” Nozomu berdiri dari duduknya. Dan menghampiri kami.

Kami semua terkejut mendengar pernyataan Nozomu.

“Kau serius Nozomu?” tanyaku heran dan bingung.

“Meski sampai kapan ku aku tidak akan bisa memiliki Riisa, aku akan merelakan sebagian dari tubuhku hidup dialam dirinya. Dengan begitu rasa sayang dan rasa cintaku akan terus bersamanya meski aku sama sekali tidak memilikinya” Ucapannya membuat kami semua terkejut.

Dokter tersebut mengiyakan ucapan Nozomu. Dan dengan cepat Nozomu masuk kedalam ruang operasi.

Sebelum dia masuk kedalam ruang operasi dia menulis sebuah surat untuk Riisa senpai. Dia hanya bilang “aku ingin menulis untuk terakhir kalinya. Dia juga menatap wajah Riisa senpai dalam beberapa detik dan menangis.

Aku merasa sangat terharu melihat Nozomu yang benar-benar mencintai dengan sepenuh hati. Bahkan sampai mampu melakukan hal yang harusnya dipertimbangkan dengan matang.

Aku melipat kertas itu, kertas surat untuk Riisa senpai.

“Kenichi, kau baik-baik saja?” ucap Otosan dengan panik saat melihat segumpal darah keluar dari mulut wanita itu. Aku sempat shock, tapi apa perduliku dengan keadaanya.

“Kenichii. Kenichii” panggil Otosan lagi. Dan dengan cepat Otosan membawa wanita itu ke ruang ICU rumah sakit. Aku tak memperdulikannya, aku hanya menemani Shige yang sudah masuk keruang rawat inap.

Shige yang terlelap dengan selang dihidungnya terlihat sangat menyedihkan.aku ingin dia cepast kembali. Aku tak ingin kehilangan dia. Aku ingin dia menggombal dihadapanku lagi. Aku ingin bahagia bersama dengan Shige.

“Katakan kau menyukaiku” Ucap Shige lirih. Matanya tertutup rapat, tapi tangannya mengeggam tanganku.

“Nani? Aku tak menyukaimu” Ucapku.

“Hari ini hari kebalikan ya? Aku juga tidak menyukai mu. Kalau begitu kita putus ya sekarang” Ucapnya nyeleneh.

“Eh. Iya. Baiklah. Aku membencimu Shige. Kau jangan cepat sembuh ya” Tukasku.

Dia tersenyum sedikit, perlahan matanya terbuka. Dia menatapku.

“Berjanjilah kau tidak akan pernah jauh dari sisiku” Ucapnya.

“Ah, baiklah. Aku tidak mau”

“Baiklah. Aku membenci mu. Aku sangat membencimu” Ucapku.

Dia tersnyum, lalu meringis. “baka. Sakit sekali. Ku mohon sembuhkan aku Yuuki chan” Dia mulai berbicara banyak.

“Apa? Memangnya kau dokter?” Tanyaku bingung.

“Sembuhkan aku pakai cintamu” Gombalnya.

3 BULAN KEMUDIAN

Aku mengenggam tangan Shige, sedangkan Riisa senpai membantu Nozomu yang duduk dikursi roda. Kami semua menghadiri pemakaman Kenichi, Okaasanku.

Okaasan meninggl karena penyakit parah yang sudah lama dia derita.

Dihari terkahir sebelum dia pergi dia memberiku sebuah kalung. Kalu yang menyatu dengan gelang yang sejak kecil ku pakai. Gelang yang aku percaya itu adalah milik Okaasan.

“Jangan menangis terus. Yang lalu biarkanlah berlalu. Okaasan mu pasti sangat senang melihatmu mau mengakuinya sekarang” ucap Riisa senpai sambal merangkulku.

“Yuuki, maafkan Otosan” Ucap Otosan sambil menangis didepan makam yang masih sangta baru itu.

“Bukan. Aku yang salah” Ucapku sambil memangis menyesali perlakuanku.

“Sudahlah. Berjanjilah Yuuki, kau tidak akan pernah pergi meningglkan Otosan sebelum aku pergi. Kau harus jaga baik-baik Yuuki ya Shige, aku mempercayaimu” Ucap Otosan pada Shige.

Waktu yang sangat panjang dihabiskan Oleh Otosan untuk menunggu dan terus menunggu Okaasan. Tapi semuanya berakhir dengan sangat cepat. Aku hanya bisa menyesalinya. Satuhal yang aku tau Otosan dan Okaasan adalah orang yang sangat berharga dalam hidupku. Aku mencintai kalian.

Okaasan, Kyouya Kenichi. Kini aku percaya kalau kau itu Okaasanku. Maafkan aku. Aku menyesal.

WANJOORRR GAZE BANGET T.T

3 komentar:

  1. ni cerpen ciptaan loe sendiri yah.......

    BalasHapus
  2. Out of the ordinary information. Credit on behalf of the info!
    My blog is about Travel Tips.

    BalasHapus
  3. dilata.info/bc need to become part of a private practice affiliated with one hospital of 76 beds.

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment