Tampilkan postingan dengan label Nakajima yuto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nakajima yuto. Tampilkan semua postingan

Minggu, 31 Juli 2011

Chibi MaRYUTARO-Chan

Miina san. I wanna tell to you about one Japan Dorama.

hahahahaha.

Cast :

Ryutaro Morimoto as MaRYUTARO-chan

Ryosuke Yamada as Oneechan

Yuri Chinen as Hanawa Kazuhiko

Yuto Nakajima as Sueo Marou.

Buakakakkakakakaka. I wanna watch this dorama. huahahahhaa

Seandainya menjadi kenyaatan. hahahaha.

Amiiiiinnnnnn. hahahahaha

Prreeettt

#Gubbrrraaaakkk

Chibi MaRYUTARO-Chan

Miina san. I wanna tell to you about one Japan Dorama.

hahahahaha.

Cast :

Ryutaro Morimoto as MaRYUTARO-chan

Ryosuke Yamada as Oneechan

Yuri Chinen as Hanawa Kazuhiko

Yuto Nakajima as Sueo Marou.

Buakakakkakakakaka. I wanna watch this dorama. huahahahhaa

Seandainya menjadi kenyaatan. hahahaha.

Amiiiiinnnnnn. hahahahaha

Prreeettt

#Gubbrrraaaakkk

Sabtu, 04 Juni 2011

Fanfiction 'There Is You'

Fanfiction

Judul : There Is You (nga tau judul ama isi cerita nyambung apa kaga)

Genre : Romantis kali ya. nga tau jugalah (terserah yang baca ajalah)

Soundtrack : maunya sih Bon-Bonnya HS7 (pas dengerin bon-bon langsung jalan)

 

“Hajimemashite, Watashi wa Uzisima Anri desu. I am from New York, Yoroshiku” Perpaduan bahasa yang Anri  pakai benar-benar kacau, sesekali pakai bahasa Inggris dan sesekali pakai bahasa Jepang. Semua mata terbelalak melihat gadis yang baru aja masuk dikelas, penampilannya itu loh beda banget dari gadis Jepang sepantarannya. Badannya tinggi mukanya timur kaga ada Jepangnya sama-sekali.

“Are You Kento? Where Yuto?” Anri menghampiri Kento, Kento adalah anak dari partner ayah Anri sebelum pindah ke NY.  Kento membelokan matanya.

“Kau ini benar-benar Anri ne?” Kento menatap lekat pada sosok gadis berparas timur itu.

“Hai” Lagi-lagi Anri mencoba untuk berbahasa Jepang. “I really miss Yuto” Anri tersenyum sembari memegang wajah Kento.

“Ku rasa aku telah jatuh cinta padanya lagi” lelaki tampan itu bergeming dalam hati.

“Yuto chan, kau ingat pada Anri? Anak dari Uzisima Kengo partner kerja ayah?” Mata Yuto seperti mencari sesuatu.

“Wakatta, sepertinya aku ingat, nande ?” Yuto jentikkan jarinya

“Aa, dia sekarang disekolah kita, tadi dia mencarimu” Kento menepuk punggung kakak laki-lakinya ini.

“Nani? Hontoo?” Wajah Yuto datar. “Kau ini, bagaimana bisa kau tidak respek. Kau belum melihat dia kan?”

“Yutoooooooooooooo” Suara seorang wanita terdengar, ya, suara Anri. Anri langsung memeluk Yuto dari belakang. “I really miss you Yuto” Pelukan Anri untukYuto membuat Kento terbelalak, sepertinya ada yang berbeda dari sikap gadis ini kepada Yuto.

“Kau tahu tidak? Aku merindukanmu, sangat merindukanmu.” Anri tersenyum manis menatap Yuto lekat.

“Hontoo? Kemana saja kau selama ini? Tidak pernah mengirim surat. Sudahlah aku harus keperpustakaan. Yuto meninggalkan Anri dan Kento. Kini wajah Anri yang semula ceria menjadi murung.

Yuto,maafkan aku, aku yang sudah melanggarnya. Aku kehilangan semuanya Yuto.

“Kau kenapa dengan Yuto?” Kento duduk disamping Anri yang sedang menatap makananya.

“Kau tidak makan? Nanti kau sakit” Anri masih saja diam.

“Yuto kenapa?” Sepatah kata yang sepertinya tertuju untuk Yuto.

“Eh? Mengapa kau selalu memikirkan Yuto? Kenapa? Kau suka padanya?” Nada bicara Kento mulai meninggi. Anri menatap Kento yang terbakar oleh amarah.

“Iya, aku menyukainya dari sebelum aku pindah ke NY dan aku tidak pernah menyukaimu.”

~Flasback~

“Anri, lihat ini seperti apa?” Yuto kecil menunjukan sebuah batu yang baru saja dia temukan.

“Eh? Hati ne?” Anri tersenyum sembari mengambil batu itu.

“Ini hatiku, aku ingin kau menyimpannya” Yuto yang umurnya satu tahun lebih tua dari Anri memeluk Anri.

“Un Yuto chan, aku akan menjaga hati ini” Dengan polos Anri mengambil dan berjanji akan menjada hati tersebut.

“Anri” Kento berlari mendekat, menyebunyikan sesuatu dibalik tubuhnya. Kento yang seumuran dengan Anri adalah adik kandung Yuto.

“Ini. Kimi ga daisuki. Anri mau kan menjadi pacar Kento?” Dengan polos Kento yang saat itu berumur 6 tahun mengatakan hal yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Anri dan Yuto.

“Eh? Aku. Anri menerima bunga yang disodorkan oleh Kento. Kento chan, aku”

“Ah, Doomo Arigatoo” Kento memeluk Anri didepan mata Yuto, Yuto kecil sepertinya cemburu.

***

Yuto berjalan menenteng sepedahnya

“Yuto chan, Chotto, aku harus mengatakan sesuatu” Anri berlari dari belakang Yuto, mengejar Yuto.

“Nani?” Wajah Yuto sedikit penasaran.

“Besok, kau dan Yuto temui aku di tempat biasa kita bermain pukul 8. Jangan telat” Yuto mengaguk, Anripun berlari meninggalkan Yuto.

“Lama sekali mereka” Sudah 20 menit Anri menunggu, namun kedua kaka beradik itu belum juga datang. Dari kejauhan terlihat dua sosok anak laki-laki berlari berusaha mencapai tempat yang dia inginkan.

“Ohayoo” Dengan napas yanga masih tersengal mereka berdua mencoba mengucapkan salam.

“Aku harus meninggalkan Jepang, kami sekeluarga akan pindah ke New York.” Suara Anri lirih.

“Nani?” Serentak kedua anak laki-laki itu berhenti dari sengalan napasnya. Wajah Kento seperti tak pecaya.

“Kau Jahat Anri” Kento berlari meninggalkan Yuto dan Anri.

“Kenapa?” Dengan tenang Yuto bertanya.

“Kenapa apa?” Anri malah bertanya kembali, Anri kurang mengerti pertanyaan yang Yuto berikan.

“Kau selalu membuat hatiku menagis, kapan kau akan pergi ke NY?” Suara Yuto berat, seperti tidak ingin mengatakan hal itu.

“Jam 10, Kimi ga daisuki Yuto chan. Jaa” Dengan berat hati Anri meninggalkan Yuto ditempat yang selalu menjadi kenangan untuk mereka betiga. Ditempat itu mereka bertiga sering bermain kejar-kejaran, lompat tali, tebak awan, dan masih banyak lagi. Namun sekarang tempat itu hanya tinggal kenagan tanpa adanya Anri.

~Flash Back end~

“Yuto chan, aku ingin berbicara padamu” Kento menahan Yuto yang hendak keluar dari gerbang sekolah.

“Nande?” Dengan santai Yuto mencoba mengadapi adiknya yang memiliki sikap lebih keras darinya.

Brrrrruuuuuukkkkk. Tinju yang Kento berikan tepat mengenai pipi kanan Yuto. Yuto mengelap darah yang sedikit keluar dari bibirnya.

“Kau kenapa Kento chan?” Yuto mencoba untuk berdiri.

“Kau apakan Anri ku? Anri bilang dia tidak pernah menyukaiku, dia menyukaimu Yuto chan” Dengan nada marah Kento menjelaskan permasalahannya.

“Hahahah. Yuto tertawa kencang. Aku tahu, memang dia tidak pernah menyukaimu, dia memang menyukaiku, namun sekarang setelah 10 tahun berlalu semuanya telah berubah Kento chan, jika kau mau ambillah saja Anri, aku sudah tidak menyukainya lagi” Yuto merapikan seragamnya, lalu meninggalkan Kento sendiri.

“Apa yang kau katakan? Aku ini adikmu, kau tidak bisa berbohong padaku Yuto chan”***

Anri berjalan menyusuri kota kecil yang sudah 10 tahun tidak ia datangi. Ia sadar akan kesalahannya pada Yuto. “Apa? Tempat ini masih seperti dulu? Seperti 10 tahun yang lalu?” Anri berlari menghampiri tempat yang menurutnya penuh kenangan itu. Anri duduk ditepian pohon, mencoba merasakan sejuknya udara yang jauh dari keramaian itu. Hening sekali. Anri membaringkan tubuhnya dibawah pohon. “Ah apa ini?” Anri meraba ukiran yang tertera dipermukaan batang  pohon itu. Ini kanji Yuto dan Aku. Ini dibuat tepat saat hari dimana aku pergi” Anri membaca kata demi kata yang terukir jelas dipermukaan batang pohon itu.

Aku ingat memberikan sebuah batu yang berbentuk hati, ku harap kau menyimpannya sampai nanti kita dipertemukan kembali. Kimi ga daisuki mo Anri chan.

Anri membuka tas kecil yang dia bawa, membuka dompet berwarna biru dengan ukuran yang cukup besar. “Aku masih menyimpannya Yuto chan”. Anri merebahkan badannya dibawah pohon, lalu menutup matanya. Sejenak Anri dapat merasakan masa-masa indah dulu, saat bermain bersama kedua bocah kecil yang menyenangkan.

“Anri chan?” Kento datang mengagetkan Anri yang tengah membayangkan kesenangan yang dulu dia rasa.

“Kento chan, kau sering kesini ne?” Anri bangki lalu duduk bersandar dibatang pohon.

“Tidak, tidak pernah sama sekali. Setiap aku ingat akan hal ini, aku akan selalu teringat padamu. Dan semakin membenci Yuto” Kento tertunduk dalam marah.

“Kenapa kau membenci kakak mu sendiri? Aku bukanlah ajang untuk diperebutkan Kento” Anri mencoba membuat wajah Kento terangkat.

“Menapa kau begitu membela Yuto? Memang apa lebihnya dia dibanding aku?” Kento menggengam kuat tangan Anri. Namun Anri segera menepis tangan Kento.

“Jelas, aku lebih keren dari Yuto” Dengan bangga Kento memainkan kerah bajunya.

Anri hanya tersenyum kecil. “Bukan seperti itu yang ku maksud”

“Ah, aku tidak mengerti perasaan perempuan, aku ada latihan baseball bersama club disekolah, kau mau ikut?” Anri menggeleng.

“Baiklah, Jaa” Kento meninggalkan Anri sendiri. Anri memasang headphone untuk mendengarkan musik.

“Sumimasen, kita main tebak langit yu” Yuto datang dengan wajah gembira lalu mecopot headphone dari telinga Anri.

“Yuto chan” Anri memeluk erat Yuto. “Aaa, Itaiii” Yuto merintih sakit.

“Eh, gomen nasai. Aku hanya senang bisa melihatmu disini” Anri tersenyum manis pada Yuto.

“Kau pasti sudah melihatnya?” Yuto menunjuk pada ukiran yang ia buat 10 tahun yang lalu.

“Kore” Anri memperlihatkan  batu berbentuk hati. “Aku masih menyimpannya untukmu. Ku mohon katakanlah” Anri menyodorkan batu itu kepada Yuto.

“Eh? Apa yang haurus ku katakana? Wakatta. Anri chan, Kimi ga daisuki yo” Yuto mengambil bantu itu.

“Watashi mo Yuto chan”

Ditengah tempat yang penuh dengan kenangan itu, menjelang matahari terbenam, mereka dipertemukan, kini bukanlah sebagai anak kecil yang polos, namun menjadi sepasang kekasih. Diam-diam Kento memperhatikan mereka berdua.

“Yasudahlah, mungkin Anri bukan ditaktirkan untukku” Perlahan Kento Mendekat. Mendapati mereka yang sedang berciuman. Kento tersenyum didepan Yuto da Anri, wajah keduanya seperti kesal dan malu.

“Nii-chan, Anri milikmu, dia memang bukan ditakdirkan untukku. Anri, aku hanya ingin kau jaga Nii-chan dengan baik” Kento tersenyum lalu mengambur memeluk Yuto.

Disini, ditempat yang sama sekali belum berubah dari 10 tahun yang lalu, kejadian indah akan terulang.

End



 

Project SKS. maafkan jika banyak salah ketik. saya ngerjaiinya dari jam 12an tengah malem (kaya setan ya mennya tengah malem).

Fanfiction 'There Is You'

Fanfiction

Judul : There Is You (nga tau judul ama isi cerita nyambung apa kaga)

Genre : Romantis kali ya. nga tau jugalah (terserah yang baca ajalah)

Soundtrack : maunya sih Bon-Bonnya HS7 (pas dengerin bon-bon langsung jalan)

 

“Hajimemashite, Watashi wa Uzisima Anri desu. I am from New York, Yoroshiku” Perpaduan bahasa yang Anri  pakai benar-benar kacau, sesekali pakai bahasa Inggris dan sesekali pakai bahasa Jepang. Semua mata terbelalak melihat gadis yang baru aja masuk dikelas, penampilannya itu loh beda banget dari gadis Jepang sepantarannya. Badannya tinggi mukanya timur kaga ada Jepangnya sama-sekali.

“Are You Kento? Where Yuto?” Anri menghampiri Kento, Kento adalah anak dari partner ayah Anri sebelum pindah ke NY.  Kento membelokan matanya.

“Kau ini benar-benar Anri ne?” Kento menatap lekat pada sosok gadis berparas timur itu.

“Hai” Lagi-lagi Anri mencoba untuk berbahasa Jepang. “I really miss Yuto” Anri tersenyum sembari memegang wajah Kento.

“Ku rasa aku telah jatuh cinta padanya lagi” lelaki tampan itu bergeming dalam hati.

“Yuto chan, kau ingat pada Anri? Anak dari Uzisima Kengo partner kerja ayah?” Mata Yuto seperti mencari sesuatu.

“Wakatta, sepertinya aku ingat, nande ?” Yuto jentikkan jarinya

“Aa, dia sekarang disekolah kita, tadi dia mencarimu” Kento menepuk punggung kakak laki-lakinya ini.

“Nani? Hontoo?” Wajah Yuto datar. “Kau ini, bagaimana bisa kau tidak respek. Kau belum melihat dia kan?”

“Yutoooooooooooooo” Suara seorang wanita terdengar, ya, suara Anri. Anri langsung memeluk Yuto dari belakang. “I really miss you Yuto” Pelukan Anri untukYuto membuat Kento terbelalak, sepertinya ada yang berbeda dari sikap gadis ini kepada Yuto.

“Kau tahu tidak? Aku merindukanmu, sangat merindukanmu.” Anri tersenyum manis menatap Yuto lekat.

“Hontoo? Kemana saja kau selama ini? Tidak pernah mengirim surat. Sudahlah aku harus keperpustakaan. Yuto meninggalkan Anri dan Kento. Kini wajah Anri yang semula ceria menjadi murung.

Yuto,maafkan aku, aku yang sudah melanggarnya. Aku kehilangan semuanya Yuto.

“Kau kenapa dengan Yuto?” Kento duduk disamping Anri yang sedang menatap makananya.

“Kau tidak makan? Nanti kau sakit” Anri masih saja diam.

“Yuto kenapa?” Sepatah kata yang sepertinya tertuju untuk Yuto.

“Eh? Mengapa kau selalu memikirkan Yuto? Kenapa? Kau suka padanya?” Nada bicara Kento mulai meninggi. Anri menatap Kento yang terbakar oleh amarah.

“Iya, aku menyukainya dari sebelum aku pindah ke NY dan aku tidak pernah menyukaimu.”

~Flasback~

“Anri, lihat ini seperti apa?” Yuto kecil menunjukan sebuah batu yang baru saja dia temukan.

“Eh? Hati ne?” Anri tersenyum sembari mengambil batu itu.

“Ini hatiku, aku ingin kau menyimpannya” Yuto yang umurnya satu tahun lebih tua dari Anri memeluk Anri.

“Un Yuto chan, aku akan menjaga hati ini” Dengan polos Anri mengambil dan berjanji akan menjada hati tersebut.

“Anri” Kento berlari mendekat, menyebunyikan sesuatu dibalik tubuhnya. Kento yang seumuran dengan Anri adalah adik kandung Yuto.

“Ini. Kimi ga daisuki. Anri mau kan menjadi pacar Kento?” Dengan polos Kento yang saat itu berumur 6 tahun mengatakan hal yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Anri dan Yuto.

“Eh? Aku. Anri menerima bunga yang disodorkan oleh Kento. Kento chan, aku”

“Ah, Doomo Arigatoo” Kento memeluk Anri didepan mata Yuto, Yuto kecil sepertinya cemburu.

***

Yuto berjalan menenteng sepedahnya

“Yuto chan, Chotto, aku harus mengatakan sesuatu” Anri berlari dari belakang Yuto, mengejar Yuto.

“Nani?” Wajah Yuto sedikit penasaran.

“Besok, kau dan Yuto temui aku di tempat biasa kita bermain pukul 8. Jangan telat” Yuto mengaguk, Anripun berlari meninggalkan Yuto.

“Lama sekali mereka” Sudah 20 menit Anri menunggu, namun kedua kaka beradik itu belum juga datang. Dari kejauhan terlihat dua sosok anak laki-laki berlari berusaha mencapai tempat yang dia inginkan.

“Ohayoo” Dengan napas yanga masih tersengal mereka berdua mencoba mengucapkan salam.

“Aku harus meninggalkan Jepang, kami sekeluarga akan pindah ke New York.” Suara Anri lirih.

“Nani?” Serentak kedua anak laki-laki itu berhenti dari sengalan napasnya. Wajah Kento seperti tak pecaya.

“Kau Jahat Anri” Kento berlari meninggalkan Yuto dan Anri.

“Kenapa?” Dengan tenang Yuto bertanya.

“Kenapa apa?” Anri malah bertanya kembali, Anri kurang mengerti pertanyaan yang Yuto berikan.

“Kau selalu membuat hatiku menagis, kapan kau akan pergi ke NY?” Suara Yuto berat, seperti tidak ingin mengatakan hal itu.

“Jam 10, Kimi ga daisuki Yuto chan. Jaa” Dengan berat hati Anri meninggalkan Yuto ditempat yang selalu menjadi kenangan untuk mereka betiga. Ditempat itu mereka bertiga sering bermain kejar-kejaran, lompat tali, tebak awan, dan masih banyak lagi. Namun sekarang tempat itu hanya tinggal kenagan tanpa adanya Anri.

~Flash Back end~

“Yuto chan, aku ingin berbicara padamu” Kento menahan Yuto yang hendak keluar dari gerbang sekolah.

“Nande?” Dengan santai Yuto mencoba mengadapi adiknya yang memiliki sikap lebih keras darinya.

Brrrrruuuuuukkkkk. Tinju yang Kento berikan tepat mengenai pipi kanan Yuto. Yuto mengelap darah yang sedikit keluar dari bibirnya.

“Kau kenapa Kento chan?” Yuto mencoba untuk berdiri.

“Kau apakan Anri ku? Anri bilang dia tidak pernah menyukaiku, dia menyukaimu Yuto chan” Dengan nada marah Kento menjelaskan permasalahannya.

“Hahahah. Yuto tertawa kencang. Aku tahu, memang dia tidak pernah menyukaimu, dia memang menyukaiku, namun sekarang setelah 10 tahun berlalu semuanya telah berubah Kento chan, jika kau mau ambillah saja Anri, aku sudah tidak menyukainya lagi” Yuto merapikan seragamnya, lalu meninggalkan Kento sendiri.

“Apa yang kau katakan? Aku ini adikmu, kau tidak bisa berbohong padaku Yuto chan”***

Anri berjalan menyusuri kota kecil yang sudah 10 tahun tidak ia datangi. Ia sadar akan kesalahannya pada Yuto. “Apa? Tempat ini masih seperti dulu? Seperti 10 tahun yang lalu?” Anri berlari menghampiri tempat yang menurutnya penuh kenangan itu. Anri duduk ditepian pohon, mencoba merasakan sejuknya udara yang jauh dari keramaian itu. Hening sekali. Anri membaringkan tubuhnya dibawah pohon. “Ah apa ini?” Anri meraba ukiran yang tertera dipermukaan batang  pohon itu. Ini kanji Yuto dan Aku. Ini dibuat tepat saat hari dimana aku pergi” Anri membaca kata demi kata yang terukir jelas dipermukaan batang pohon itu.

Aku ingat memberikan sebuah batu yang berbentuk hati, ku harap kau menyimpannya sampai nanti kita dipertemukan kembali. Kimi ga daisuki mo Anri chan.

Anri membuka tas kecil yang dia bawa, membuka dompet berwarna biru dengan ukuran yang cukup besar. “Aku masih menyimpannya Yuto chan”. Anri merebahkan badannya dibawah pohon, lalu menutup matanya. Sejenak Anri dapat merasakan masa-masa indah dulu, saat bermain bersama kedua bocah kecil yang menyenangkan.

“Anri chan?” Kento datang mengagetkan Anri yang tengah membayangkan kesenangan yang dulu dia rasa.

“Kento chan, kau sering kesini ne?” Anri bangki lalu duduk bersandar dibatang pohon.

“Tidak, tidak pernah sama sekali. Setiap aku ingat akan hal ini, aku akan selalu teringat padamu. Dan semakin membenci Yuto” Kento tertunduk dalam marah.

“Kenapa kau membenci kakak mu sendiri? Aku bukanlah ajang untuk diperebutkan Kento” Anri mencoba membuat wajah Kento terangkat.

“Menapa kau begitu membela Yuto? Memang apa lebihnya dia dibanding aku?” Kento menggengam kuat tangan Anri. Namun Anri segera menepis tangan Kento.

“Jelas, aku lebih keren dari Yuto” Dengan bangga Kento memainkan kerah bajunya.

Anri hanya tersenyum kecil. “Bukan seperti itu yang ku maksud”

“Ah, aku tidak mengerti perasaan perempuan, aku ada latihan baseball bersama club disekolah, kau mau ikut?” Anri menggeleng.

“Baiklah, Jaa” Kento meninggalkan Anri sendiri. Anri memasang headphone untuk mendengarkan musik.

“Sumimasen, kita main tebak langit yu” Yuto datang dengan wajah gembira lalu mecopot headphone dari telinga Anri.

“Yuto chan” Anri memeluk erat Yuto. “Aaa, Itaiii” Yuto merintih sakit.

“Eh, gomen nasai. Aku hanya senang bisa melihatmu disini” Anri tersenyum manis pada Yuto.

“Kau pasti sudah melihatnya?” Yuto menunjuk pada ukiran yang ia buat 10 tahun yang lalu.

“Kore” Anri memperlihatkan  batu berbentuk hati. “Aku masih menyimpannya untukmu. Ku mohon katakanlah” Anri menyodorkan batu itu kepada Yuto.

“Eh? Apa yang haurus ku katakana? Wakatta. Anri chan, Kimi ga daisuki yo” Yuto mengambil bantu itu.

“Watashi mo Yuto chan”

Ditengah tempat yang penuh dengan kenangan itu, menjelang matahari terbenam, mereka dipertemukan, kini bukanlah sebagai anak kecil yang polos, namun menjadi sepasang kekasih. Diam-diam Kento memperhatikan mereka berdua.

“Yasudahlah, mungkin Anri bukan ditaktirkan untukku” Perlahan Kento Mendekat. Mendapati mereka yang sedang berciuman. Kento tersenyum didepan Yuto da Anri, wajah keduanya seperti kesal dan malu.

“Nii-chan, Anri milikmu, dia memang bukan ditakdirkan untukku. Anri, aku hanya ingin kau jaga Nii-chan dengan baik” Kento tersenyum lalu mengambur memeluk Yuto.

Disini, ditempat yang sama sekali belum berubah dari 10 tahun yang lalu, kejadian indah akan terulang.

End



 

Project SKS. maafkan jika banyak salah ketik. saya ngerjaiinya dari jam 12an tengah malem (kaya setan ya mennya tengah malem).

Jumat, 03 Juni 2011

Story Hey!Say!JUMP In Music Station

Oke. Fanfiction mini again.


okaaay, are you ready *Keito version.


Langsung aja.




Music Station.


Hey!Say!JUMP disini bakal nampilin over. untuk liat vidionya langsung via YT aja. buakakaka saya juga liat sana soalnya, tapi nga sih, lebih tepatnya liat dari share di group OBJJ2 FB.


Fanfiction start.


Kesepuluh mamber mengganti kostum mereka.


Yuto : Ini merah? ah? merah? ya merah?


Yama : Yuto chan? Daijobuka? *langsung peluk-peluk Yuto.


Yabu : *Boo (nyoba kagetin YamaJima) Lihat aku dengan kostum ini. kakoii ne?


Hika : Nga, kakkoiian gw lah *pasang tampang so coll. jadinya malah lucu dan bikin ke tiga mamber yang laen ketawa ngakak.


Keito : Bay the way, itu rambut cuma ampe dorama selesai? *si anak Jepang yang demen Inggris ini langsung nunjuk-nunjuk rambuh blonde baru Hika.


Hika : Iya, gw kurang suka nih.


Ryu : bakal ada SNSD ne minna?


#sekarang kesepuluh mamber udah pada berkumpul jadi satu diruang ganti itu#


kesembilan mamber : Iya *kompak banget.


Chii : Gomen na, aku kurang suka dengan mereka. habis.


Yama : habis apa?


Chii : Lihat saja nanti.


*saat Pertunjukan, wawancara.


Chii : Dai, celana mereka pendek sekali ya?


Dai : iya, ayo lihat kebawah seperti Ryu. *Daiki yang duduk disebelah Chii berbisik sesekali matanya melirik pada anak kecil yang duduknya agak jauh dari Chi dan Daiki.


Chii : Aku..*Ucapan Chii menggantung.


Dai *melakukan hal aneh *saya juga nga tau dia ngapain.


Ryu : Ya Tuhan, Ya Tuhan, Lindungilah aku *sambil terus liat kebawah.


Yuto : Hmmmm.


Yabu : *Pasang muka serius mandang kekamera.


*selesai acara.


Ryu : aku tidak mau lagi.


Kesembilan mamber : Nande Ryutaro? *kompak lagi.


Ryu : Mereka, merusak diriku, aku kan masih kecil. *Dengan nada manja.


Kesembilan mamber pun tertawa mendengar ucapan polos anak itu.


End.


Ini gaze banget deh. tapi sumpah saya nga suki.nga suki.nga suki.


Hontou ni gomen nasai ne buat fansu snsd. bukan maksud apa-apa ko. gak maksud apa-apa. cuma mau gaze-gazean aja.

Hey!Say!JUMP ♥

Story Hey!Say!JUMP In Music Station

Oke. Fanfiction mini again.


okaaay, are you ready *Keito version.


Langsung aja.




Music Station.


Hey!Say!JUMP disini bakal nampilin over. untuk liat vidionya langsung via YT aja. buakakaka saya juga liat sana soalnya, tapi nga sih, lebih tepatnya liat dari share di group OBJJ2 FB.


Fanfiction start.


Kesepuluh mamber mengganti kostum mereka.


Yuto : Ini merah? ah? merah? ya merah?


Yama : Yuto chan? Daijobuka? *langsung peluk-peluk Yuto.


Yabu : *Boo (nyoba kagetin YamaJima) Lihat aku dengan kostum ini. kakoii ne?


Hika : Nga, kakkoiian gw lah *pasang tampang so coll. jadinya malah lucu dan bikin ke tiga mamber yang laen ketawa ngakak.


Keito : Bay the way, itu rambut cuma ampe dorama selesai? *si anak Jepang yang demen Inggris ini langsung nunjuk-nunjuk rambuh blonde baru Hika.


Hika : Iya, gw kurang suka nih.


Ryu : bakal ada SNSD ne minna?


#sekarang kesepuluh mamber udah pada berkumpul jadi satu diruang ganti itu#


kesembilan mamber : Iya *kompak banget.


Chii : Gomen na, aku kurang suka dengan mereka. habis.


Yama : habis apa?


Chii : Lihat saja nanti.


*saat Pertunjukan, wawancara.


Chii : Dai, celana mereka pendek sekali ya?


Dai : iya, ayo lihat kebawah seperti Ryu. *Daiki yang duduk disebelah Chii berbisik sesekali matanya melirik pada anak kecil yang duduknya agak jauh dari Chi dan Daiki.


Chii : Aku..*Ucapan Chii menggantung.


Dai *melakukan hal aneh *saya juga nga tau dia ngapain.


Ryu : Ya Tuhan, Ya Tuhan, Lindungilah aku *sambil terus liat kebawah.


Yuto : Hmmmm.


Yabu : *Pasang muka serius mandang kekamera.


*selesai acara.


Ryu : aku tidak mau lagi.


Kesembilan mamber : Nande Ryutaro? *kompak lagi.


Ryu : Mereka, merusak diriku, aku kan masih kecil. *Dengan nada manja.


Kesembilan mamber pun tertawa mendengar ucapan polos anak itu.


End.


Ini gaze banget deh. tapi sumpah saya nga suki.nga suki.nga suki.


Hontou ni gomen nasai ne buat fansu snsd. bukan maksud apa-apa ko. gak maksud apa-apa. cuma mau gaze-gazean aja.

Hey!Say!JUMP ♥

Fanfiction 'Caramel Milk Tea Part 3-end'

Kalian hanya menggangguku saja. Aku takut! Tidak bisa mengatakannya

“Sudahlah, kau tidak perlu mengantarku. Aku bisa sendiri”

Semankin berharap aku justru semakin takut.

“Yuto, mungkin kau merasa terganggu karena merasa terdesak oleh mereka, tapi kamu juga sama sekali tidak memikirkan perasaannya. Ada yang meski ditolak tetap tidak mau menyerah, apa kamu tahu itu?

Kami terdiam Yutopun terdiam.

“meskipun begitu, kalau mengganggu tetap saja mengganggu. Apa aku perlu memikirkannya lagi? Yuto tampak kesal.

“Kamu ini, apa tidak merasa kejam? Kamu kejam sekali” lagi-lagi aku berkata tanpa kendali.

“begitu ya? Yasudahlah. Kalau tidak mau diantar juga tidak apa-apa. Iya kan? Kalau begitu hati-hati ya” Yuto meninggalkan ku sendiri dijalan sepi ini

***

Mengapa dia menghindar dariku? Dia… benar-benar telah membanciku. Kalau aku tahu akan seperti ini jadinya, mungkin lebih baik jika aku tidak berada disisinya.

***

“Apa itu? Lowongan kerja? Yuto bertanya pada Pa manager.

“Iya, kau lihat sendiri kan? Risa akan berhenti bekerja”

“Kamu mau berhenti?” Yuto menginjak lantai yang barusaja aku bersihkan. Tetapi akhirnya dia mau bicara padaku, tapi ini untuk yang terakhir kalinya.

“Yuto chan, aku punya satu permintaan, maukah kau membuatkan caramel milk tea untukku? Aku ingin mengingat cara membuatnya.” Aku mencoba berbicara.

“Baik. Yuto mulai mengambil peralatan. Kalau daun tehnya sudah mekar masukkan susunya, jangan sampai mendidih”

Bagi diriku, aroma adalah lukisan tenteng dirimu Yuto chan, tiap kali ku cium wangi ini aku pasti akan teringat padamu.

“Lalu sesudah itu” Aku menutup wajahku menggunakan buku yang sedaritadi kugunakan untuk menulis.

Aku tidak bisa, kalau aku membutnya sendiri, aku pasti akan menrindukan caramel milk tea buatan Yuto.

“Yuto chan, aku suka padamu Yuto chan. Aku mohon jangan katakana kalau aku menyebalkan”

“Oh begitu rupanya? Seharusnya aku menolak dengan mengatakan aku punya seseorang yang kusukai” Yuto mencoba menyingkirkan buku yang kugunakan untuk menutupi wajahku. Dia mencium bibirku. “Aku belum bertanya, apa lasanmu mau berhenti dari sini. Tapi sekarang kamu tidak perlu berhenti bekerja dari sini, kan?” Yuto menghapus sisa airmataku.

“Sepertinya memang begitu”

Aku akan selalu merasakan aroma dan rasa manis caramel milk tea buatanmu Yuto chan, aku mencintaimu.

End.

Cerita by : Usami Maki (Caramel Milk Tea)

Komik belik di GM ^^

Fanfiction 'Caramel Milk Tea Part 3-end'

Kalian hanya menggangguku saja. Aku takut! Tidak bisa mengatakannya

“Sudahlah, kau tidak perlu mengantarku. Aku bisa sendiri”

Semankin berharap aku justru semakin takut.

“Yuto, mungkin kau merasa terganggu karena merasa terdesak oleh mereka, tapi kamu juga sama sekali tidak memikirkan perasaannya. Ada yang meski ditolak tetap tidak mau menyerah, apa kamu tahu itu?

Kami terdiam Yutopun terdiam.

“meskipun begitu, kalau mengganggu tetap saja mengganggu. Apa aku perlu memikirkannya lagi? Yuto tampak kesal.

“Kamu ini, apa tidak merasa kejam? Kamu kejam sekali” lagi-lagi aku berkata tanpa kendali.

“begitu ya? Yasudahlah. Kalau tidak mau diantar juga tidak apa-apa. Iya kan? Kalau begitu hati-hati ya” Yuto meninggalkan ku sendiri dijalan sepi ini

***

Mengapa dia menghindar dariku? Dia… benar-benar telah membanciku. Kalau aku tahu akan seperti ini jadinya, mungkin lebih baik jika aku tidak berada disisinya.

***

“Apa itu? Lowongan kerja? Yuto bertanya pada Pa manager.

“Iya, kau lihat sendiri kan? Risa akan berhenti bekerja”

“Kamu mau berhenti?” Yuto menginjak lantai yang barusaja aku bersihkan. Tetapi akhirnya dia mau bicara padaku, tapi ini untuk yang terakhir kalinya.

“Yuto chan, aku punya satu permintaan, maukah kau membuatkan caramel milk tea untukku? Aku ingin mengingat cara membuatnya.” Aku mencoba berbicara.

“Baik. Yuto mulai mengambil peralatan. Kalau daun tehnya sudah mekar masukkan susunya, jangan sampai mendidih”

Bagi diriku, aroma adalah lukisan tenteng dirimu Yuto chan, tiap kali ku cium wangi ini aku pasti akan teringat padamu.

“Lalu sesudah itu” Aku menutup wajahku menggunakan buku yang sedaritadi kugunakan untuk menulis.

Aku tidak bisa, kalau aku membutnya sendiri, aku pasti akan menrindukan caramel milk tea buatan Yuto.

“Yuto chan, aku suka padamu Yuto chan. Aku mohon jangan katakana kalau aku menyebalkan”

“Oh begitu rupanya? Seharusnya aku menolak dengan mengatakan aku punya seseorang yang kusukai” Yuto mencoba menyingkirkan buku yang kugunakan untuk menutupi wajahku. Dia mencium bibirku. “Aku belum bertanya, apa lasanmu mau berhenti dari sini. Tapi sekarang kamu tidak perlu berhenti bekerja dari sini, kan?” Yuto menghapus sisa airmataku.

“Sepertinya memang begitu”

Aku akan selalu merasakan aroma dan rasa manis caramel milk tea buatanmu Yuto chan, aku mencintaimu.

End.

Cerita by : Usami Maki (Caramel Milk Tea)

Komik belik di GM ^^

Rabu, 01 Juni 2011

Fanfiction 'Caramel Milk Tea Part 2'

“Masih ada waktu smpai jam kerja nanti. Aku mampir kedepartemen store, meririk caramel. Karamel milk tea, begitu katanya”. Aku mengambil sekotak caramel siap pakai.

“Kamu sudah pulang sekolah?” Suara itu. Suara Yuto.

“Eh, Yuto? Iya” Aku menjawab dengan gugup. Aku bisa mengobrol dengannya. “Anu,caramel milk tea buatan mu itu? Tidak ada dimenu café?

“Hah? Benar.”

“Rasanya enak, aku jadi ingin membuatnya sendiri.”

“Risa, mau kau apakan caramel itu?”

“Eh? Dilarutkan dalam susu, lalu dicampur teh kan?” Hahahahahahaahahah tawa besar terdengar ditelingaku, begitu menusuk ku.

“Tidak perlu tertawa seperti itu. Aku kan tidak tahu kalau ada the beraroma caramel” aku sebal, malu sekali.

“Dilarutkan ya? Hahahaha, mungkin rasanya enak juga”

“Nanti aku beli teh beraroma caramel, dimana belinya?” Yuto malah mengajakku ketempat dia biasa membelinya. Hampir tak percaya, sekarang ini aku dan Yuto belanja bersama. Yuto berbicara padaku sambil tersenyum. “hah, tidak boleh, aku mikir apa sih?” Dia sudah menolakku. Aku tidak memikirkannya lagi. Lagipula.dia sudah mau bicara denganku, kalau aku mendesaknya dia akan membenciku lagi, aku tidak mau begitu.

“Yuto, kau suka teh ya?”

“Iya, semenjak bekerja disini. Tapi aku masih belajar. Pasti menyenangkan kalau aku bisa punya café sendiri.”

“Waaaahhh Hebat” Aku berteriak. Aku kagum

“urusaiii, jangan bilang begitu.” Yuto menutup mulutnya dengan satu jari. Pertanda aku tak boleh berbicara.

“Aku belum tahu ini bisa jadi kenyataan atau tidak, kalau terlanjur banyak orang tahu malu kan!”

“Ah, menurutku itu menabjukkan sekali, ka uterus memikirkannya sambil terus berusaha”

Yuto itu benar-benar mengagumkan, lebih dari yang aku bayangkan. Tapi tiap kali bertemu aku selalu berfikir begitu.

***

“Hey, kaian berdua belum pulang? Kalau tidak cepat pulang dia nanti muncul hihihi” Pa manager datang mengganggu ku dan Yuto.

“Apa yang muncul?” Pertanyaanku polos, karena memang tidak tahu.

“katanya ada bayangan hitam berkeliaran” wajah Pa manager berubah menyeramkan.

“hantuuuu” teriakku memasang muka panic.

“Bodoh, dasar culun, bukan ada hantu, tapi yang berkeliaran adalah orang jahat. Tunggu sebentar, biar kuantar.

“Dia sering mengataiku bodoh, atau bego. Uh”

“Kamu juga mau naik kereta? “ Aku bertanya ditengah sunyinya jalanan.

“Tidak, aku jalan kaki, ke kota ***”

“apa itu tidak berlawanan arah? Apa tidak terlalu jauh?”

“Jalan pelan-pelan juga nanti sampai ko”

“Arigatou” Suara ku lirih, nyaris tak terdengar. Dia hanya mengangguk

Ku mohon, pelanlah, berjalanlah lebih pelan lagi, agar tidak cepat tiba distasiun. Dia sudah menolakku, kalau aku mengatakannya lagi, mungkin dia akna benar-benar membenciku, tapi ternyata aku memang suka Yuto.

***

“Risa”

“Eh? Iya?”

“Airnbya tumpah tuh” Astaga. Aku melamun sampai tumpah saat menuangkan air hangat.

“hari ini kau bekerja sampai malam kan? Kalau begitu tunggulah aku, aku akan mengantar mu”

“Baik”

Bagaimana ini? Aku ingin mengatakannya, aku suka padanya. Apa aku katakana saja ya?

Tiba-tiba aku melihat bayangan hitam. Mengerikan, sesuai dengan ucapan pa manager.

“Risa? Mereka wanita yang kau suruh pergi ke Host club kan? Padahal sudah ku bilang untuk tidak datang lagi. Hey, pergi sana! Aku sudah menolakmu kan? Kalian hanya menggangguku saja. Oyo pergi Risa” nada bicara Yuto sepeti membentak.

Fanfiction 'Caramel Milk Tea Part 2'

“Masih ada waktu smpai jam kerja nanti. Aku mampir kedepartemen store, meririk caramel. Karamel milk tea, begitu katanya”. Aku mengambil sekotak caramel siap pakai.

“Kamu sudah pulang sekolah?” Suara itu. Suara Yuto.

“Eh, Yuto? Iya” Aku menjawab dengan gugup. Aku bisa mengobrol dengannya. “Anu,caramel milk tea buatan mu itu? Tidak ada dimenu café?

“Hah? Benar.”

“Rasanya enak, aku jadi ingin membuatnya sendiri.”

“Risa, mau kau apakan caramel itu?”

“Eh? Dilarutkan dalam susu, lalu dicampur teh kan?” Hahahahahahaahahah tawa besar terdengar ditelingaku, begitu menusuk ku.

“Tidak perlu tertawa seperti itu. Aku kan tidak tahu kalau ada the beraroma caramel” aku sebal, malu sekali.

“Dilarutkan ya? Hahahaha, mungkin rasanya enak juga”

“Nanti aku beli teh beraroma caramel, dimana belinya?” Yuto malah mengajakku ketempat dia biasa membelinya. Hampir tak percaya, sekarang ini aku dan Yuto belanja bersama. Yuto berbicara padaku sambil tersenyum. “hah, tidak boleh, aku mikir apa sih?” Dia sudah menolakku. Aku tidak memikirkannya lagi. Lagipula.dia sudah mau bicara denganku, kalau aku mendesaknya dia akan membenciku lagi, aku tidak mau begitu.

“Yuto, kau suka teh ya?”

“Iya, semenjak bekerja disini. Tapi aku masih belajar. Pasti menyenangkan kalau aku bisa punya café sendiri.”

“Waaaahhh Hebat” Aku berteriak. Aku kagum

“urusaiii, jangan bilang begitu.” Yuto menutup mulutnya dengan satu jari. Pertanda aku tak boleh berbicara.

“Aku belum tahu ini bisa jadi kenyataan atau tidak, kalau terlanjur banyak orang tahu malu kan!”

“Ah, menurutku itu menabjukkan sekali, ka uterus memikirkannya sambil terus berusaha”

Yuto itu benar-benar mengagumkan, lebih dari yang aku bayangkan. Tapi tiap kali bertemu aku selalu berfikir begitu.

***

“Hey, kaian berdua belum pulang? Kalau tidak cepat pulang dia nanti muncul hihihi” Pa manager datang mengganggu ku dan Yuto.

“Apa yang muncul?” Pertanyaanku polos, karena memang tidak tahu.

“katanya ada bayangan hitam berkeliaran” wajah Pa manager berubah menyeramkan.

“hantuuuu” teriakku memasang muka panic.

“Bodoh, dasar culun, bukan ada hantu, tapi yang berkeliaran adalah orang jahat. Tunggu sebentar, biar kuantar.

“Dia sering mengataiku bodoh, atau bego. Uh”

“Kamu juga mau naik kereta? “ Aku bertanya ditengah sunyinya jalanan.

“Tidak, aku jalan kaki, ke kota ***”

“apa itu tidak berlawanan arah? Apa tidak terlalu jauh?”

“Jalan pelan-pelan juga nanti sampai ko”

“Arigatou” Suara ku lirih, nyaris tak terdengar. Dia hanya mengangguk

Ku mohon, pelanlah, berjalanlah lebih pelan lagi, agar tidak cepat tiba distasiun. Dia sudah menolakku, kalau aku mengatakannya lagi, mungkin dia akna benar-benar membenciku, tapi ternyata aku memang suka Yuto.

***

“Risa”

“Eh? Iya?”

“Airnbya tumpah tuh” Astaga. Aku melamun sampai tumpah saat menuangkan air hangat.

“hari ini kau bekerja sampai malam kan? Kalau begitu tunggulah aku, aku akan mengantar mu”

“Baik”

Bagaimana ini? Aku ingin mengatakannya, aku suka padanya. Apa aku katakana saja ya?

Tiba-tiba aku melihat bayangan hitam. Mengerikan, sesuai dengan ucapan pa manager.

“Risa? Mereka wanita yang kau suruh pergi ke Host club kan? Padahal sudah ku bilang untuk tidak datang lagi. Hey, pergi sana! Aku sudah menolakmu kan? Kalian hanya menggangguku saja. Oyo pergi Risa” nada bicara Yuto sepeti membentak.

Minggu, 29 Mei 2011

Fanfiction 'Caramel Milk Tea' Part 1



Cast : Nakajima Yuto, Me (Morimoto Lisa)

Genre : Romantis

“Aku bukan orang yang mudah jatuh cinta, juga bukan orang yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Tetapi akhirnya hal itu terjadi juga padaku”

“Risa, daijobuka?” Suara Rinrin mengagetkan ku yang tengah memandang lekat pada pria itu.

“Eh, cowo yang tadi, dia keren sekali”. “iya benar, dia banyak yang suka, sepertinya dia merasa deh” ucapan Rinrin dan Nana itu pasti hanya gosip, mana ada orang seperti itu.

“Permisi. Ini pesanan kopinya” Seorang pelayan datang, memberikan pesanan kami.

“Maaf,apa disini ada lowongan part time?” Ucapku sedikit malu.

“Wah, maaf kami sedang tidak butuh orang, tapi bisa saja kau tinggalkan nomer telepon mu, managernya sedang tidak ada sih. Bruuukkk. Aku tertunduk lemas.

Ku kira aku tidak akan pernah mengalaminnya. Lelaki itu, menghampiri kami bertiga. “Bonnya mau digabung?”. “Iya, biar nanti dibagi lagi, Tnyakan saja namanya” Nana berbisik ditelingaku. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Maaf, maukah kamu jadi pacarku?” Aku mengatakannya hal itu tanpa control.

Wajah lelaki itu menjadi sedikit merah, “Pintu keluarnya disebelah sana”

Aku, langsung patah hati dalam sekejap. Kriingg. “halo, maaf, sebenarnya, tentang kerja part time itu”

“Dari café tadi, memintaku untuk bekerja disana”

Terlambat sudah, kenapa begini jadinya.

“Ini pegawai part time yang baru namanya Morimoto Risa. Murid SMU. Kami kerepotan karena ada pegawai yang sering tidak masuk. Risa, dia juga pekerja part time namanya Nakajima Yuto, dia mahasiswa karena dia seniormu banyak-banyak lah berlajar darinya”

Jadi namanya Yuto. “Mohon kerja samanya”

“Kenapa kau kesini? Nada bicara Yuto terdengar seperti marah.

“Apa?”

“Hentikan semua ini. Menyebalkan sekali” Yuto sedikit membentakku.

Cowok kalau sok ganteng memang begitu kok. Ucapan Rinrin masih terekam jelas dipikiranku.

“Jadi begitu ya? Maaf ya, aku datang kesini karena memang ingin bekerja disini. Tidak ada hubungannya denganmu! Dan juga aku tarik kembali pernyataanku yang lalu. Sepertinya aku memang salah menilaimu!” Aku harap ucapanku dapat menyelesaikan semuanya.

Lelaki itu hanya pergi. Belagu sakali. Tujuanku bukan kamu (meski tadinya memang begitu) akan ku buktikan niatku bekerja disini.

Maaf, Suara pembeli terdengar ditelingaku. “Iya” Suaraku sepertinya mengagetkan pelanggan.

“Maaf Yuto, ada tamu yang datang tuh”  Eri, pegawai tetap café ini. menunjuk bangku yang diduduki oleh tiga orang gadis SMU.

“Yuto” Ketiga gadis itu menyapa Yuto dengan senyum merayu.

“Yuto, abis ini kita jalan yu” seorang gadis yang paling cantik diantara mereka.

“Maaf tapi aku harus bekerja sampai malam”

“Ada apa sih?” Aku bertanya pada Eri. “mereka tamunya Nakajima, itu juga bisa jadi gangguan yang menyebalkan untuk Nakajima”

Apa mungkin, dia juga menganggapku seperti itu? Tenpa memikirkan perasaannya, tiba-tiba aku menyatakan cintaku padanya. Lalu bekerja disini. Pantas saja dia menganggapku menyebalkan. Aku sendiri yadi merasa malu.

“Em, Yuto, tolong ajarkan kami membuat email dong” lagi-lagi gadis yang paling cantik diantara mereka.

“Maaf,aku tidak bisa membuat email dasar menyebalkan” Suaranya untuk yang terakhir terdengar sedikit kecil, mungkin tak terdengar.

“Permisi, aku akan mengantar kalian ke host club terdekat” kata-kataku yang barusan terlontar begitu saja. Membuat Yuto, Pa manager dan Eri terkejut.

“Risa diamana”

“Serertinya ada keluhan dari tamu yang tadi itu. Makannya sekarang dia dipanggil Pa manager”

“AKu tidak menyalahkan sepenuhnya salahmu, tapi itu bisa menimbulkan pertengkaran dengan tamukan? Kalau sudah mengerti cepat rapikan meja, kamu boleh pulang.

“Maafkan saya” Aku membuka pintu ruang manager, Air mataku membasahi mataku.Apa sebaiknya aku berhenti saja? Lagi pula aku tidak mempunyai perasaan apa-apa lagi padanya.

Apa ini? Wanginya sedap sekali.

“Minum ini ya” Yuto datang membawa secangkir minuman.

“Minuman apa ini?”

“Karamel milk tea”

Aku mengambilnya, meneguh sedkit demi sedikit.

“Manis, enak sekali” Komentar pertamaku pada minuman enak ini.

“Terasa manis karena ada aromanya, minuman itu tidak pakai gula. Terima kasih yang tadi itu. Aku memasang tampang bingung, Host Club” jawabnya manis.

Senyumannya, manis, hangat, aku akan bekerja dengan giat disini.

***

Masih ada waktu smpai jam kerja nanti. Aku mampir kedepartemen store, meririk caramel. Karamel milk tea, begitu katanya. Aku mengambil sekotak caramel siap pakai.

“Kamu sudah pulang sekolah?” Suara itu. Suara Yuto.

“Eh, Yuto? Iya” Aku menjawab dengan gugup. Aku bisa mengobrol dengannya. “Anu,caramel milk tea buatan mu itu? Tidak ada dimenu café?

“Hah? Benar.”

“Rasanya enak, aku jadi ingin membuatnya sendiri.”

“Risa, mau kau apakan caramel itu?”

“Eh? Dilarutkan dalam susu, lalu dicampur teh kan?” Hahahahahahaahahah tawa besar terdengar ditelingaku, begitu menusuk ku.

“Tidak perlu tertawa seperti itu. Aku kan tidak tahu kalau ada the beraroma caramel” aku sebal, malu sekali.

“Dilarutkan ya? Hahahaha, mungkin rasanya enak juga”

“nanti aku beli teh beraroma caramel, dimana belinya?” Yuto malah mengajakku ketemoat dia biasa membelinya. Hampir tak percaya, sekarang ini aku dan Yuto belanja bersama. Yuto berbicara padaku sambil tersenyum. “hah, tidak boleh, aku mikir apa sih?” Dia sudah menolakku. Aku tidak memikirkannya lagi. Lagipula.dia sudah mau bicara denganku, kalau aku mendesaknya dia akan membenciku lagi, aku tidak mau begitu.

“Yuto, kau suka teh ya?”

“Iya, semenjak bekerja disini. Tapi aku masih belajar. Pasti menyenangkan kalau aku bisa punya café sendiri.”

“Waaaahhh Hebat” Aku berteriak. Aku kagum

“urusaiii, jangan bilang begitu.” Yuto menutup mulutnya dengan satu jari. Pertanda aku tak boleh berbicara.

“Aku belum tahu ini bisa jadi kenyataan atau tidak, kalau terlanjur banyak orang tahu malu kan!”

“Ah, menurutku itu menabjukkan sekali, ka uterus memikirkannya sambil terus berusaha”

Yuto itu benar-benar mengagumkan, lebih dari yang aku bayangkan. Tapi tiap kali bertemu aku selalu berfikir begitu.

***

Fanfiction 'Caramel Milk Tea' Part 1



Cast : Nakajima Yuto, Me (Morimoto Lisa)

Genre : Romantis

“Aku bukan orang yang mudah jatuh cinta, juga bukan orang yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Tetapi akhirnya hal itu terjadi juga padaku”

“Risa, daijobuka?” Suara Rinrin mengagetkan ku yang tengah memandang lekat pada pria itu.

“Eh, cowo yang tadi, dia keren sekali”. “iya benar, dia banyak yang suka, sepertinya dia merasa deh” ucapan Rinrin dan Nana itu pasti hanya gosip, mana ada orang seperti itu.

“Permisi. Ini pesanan kopinya” Seorang pelayan datang, memberikan pesanan kami.

“Maaf,apa disini ada lowongan part time?” Ucapku sedikit malu.

“Wah, maaf kami sedang tidak butuh orang, tapi bisa saja kau tinggalkan nomer telepon mu, managernya sedang tidak ada sih. Bruuukkk. Aku tertunduk lemas.

Ku kira aku tidak akan pernah mengalaminnya. Lelaki itu, menghampiri kami bertiga. “Bonnya mau digabung?”. “Iya, biar nanti dibagi lagi, Tnyakan saja namanya” Nana berbisik ditelingaku. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Maaf, maukah kamu jadi pacarku?” Aku mengatakannya hal itu tanpa control.

Wajah lelaki itu menjadi sedikit merah, “Pintu keluarnya disebelah sana”

Aku, langsung patah hati dalam sekejap. Kriingg. “halo, maaf, sebenarnya, tentang kerja part time itu”

“Dari café tadi, memintaku untuk bekerja disana”

Terlambat sudah, kenapa begini jadinya.

“Ini pegawai part time yang baru namanya Morimoto Risa. Murid SMU. Kami kerepotan karena ada pegawai yang sering tidak masuk. Risa, dia juga pekerja part time namanya Nakajima Yuto, dia mahasiswa karena dia seniormu banyak-banyak lah berlajar darinya”

Jadi namanya Yuto. “Mohon kerja samanya”

“Kenapa kau kesini? Nada bicara Yuto terdengar seperti marah.

“Apa?”

“Hentikan semua ini. Menyebalkan sekali” Yuto sedikit membentakku.

Cowok kalau sok ganteng memang begitu kok. Ucapan Rinrin masih terekam jelas dipikiranku.

“Jadi begitu ya? Maaf ya, aku datang kesini karena memang ingin bekerja disini. Tidak ada hubungannya denganmu! Dan juga aku tarik kembali pernyataanku yang lalu. Sepertinya aku memang salah menilaimu!” Aku harap ucapanku dapat menyelesaikan semuanya.

Lelaki itu hanya pergi. Belagu sakali. Tujuanku bukan kamu (meski tadinya memang begitu) akan ku buktikan niatku bekerja disini.

Maaf, Suara pembeli terdengar ditelingaku. “Iya” Suaraku sepertinya mengagetkan pelanggan.

“Maaf Yuto, ada tamu yang datang tuh”  Eri, pegawai tetap café ini. menunjuk bangku yang diduduki oleh tiga orang gadis SMU.

“Yuto” Ketiga gadis itu menyapa Yuto dengan senyum merayu.

“Yuto, abis ini kita jalan yu” seorang gadis yang paling cantik diantara mereka.

“Maaf tapi aku harus bekerja sampai malam”

“Ada apa sih?” Aku bertanya pada Eri. “mereka tamunya Nakajima, itu juga bisa jadi gangguan yang menyebalkan untuk Nakajima”

Apa mungkin, dia juga menganggapku seperti itu? Tenpa memikirkan perasaannya, tiba-tiba aku menyatakan cintaku padanya. Lalu bekerja disini. Pantas saja dia menganggapku menyebalkan. Aku sendiri yadi merasa malu.

“Em, Yuto, tolong ajarkan kami membuat email dong” lagi-lagi gadis yang paling cantik diantara mereka.

“Maaf,aku tidak bisa membuat email dasar menyebalkan” Suaranya untuk yang terakhir terdengar sedikit kecil, mungkin tak terdengar.

“Permisi, aku akan mengantar kalian ke host club terdekat” kata-kataku yang barusan terlontar begitu saja. Membuat Yuto, Pa manager dan Eri terkejut.

“Risa diamana”

“Serertinya ada keluhan dari tamu yang tadi itu. Makannya sekarang dia dipanggil Pa manager”

“AKu tidak menyalahkan sepenuhnya salahmu, tapi itu bisa menimbulkan pertengkaran dengan tamukan? Kalau sudah mengerti cepat rapikan meja, kamu boleh pulang.

“Maafkan saya” Aku membuka pintu ruang manager, Air mataku membasahi mataku.Apa sebaiknya aku berhenti saja? Lagi pula aku tidak mempunyai perasaan apa-apa lagi padanya.

Apa ini? Wanginya sedap sekali.

“Minum ini ya” Yuto datang membawa secangkir minuman.

“Minuman apa ini?”

“Karamel milk tea”

Aku mengambilnya, meneguh sedkit demi sedikit.

“Manis, enak sekali” Komentar pertamaku pada minuman enak ini.

“Terasa manis karena ada aromanya, minuman itu tidak pakai gula. Terima kasih yang tadi itu. Aku memasang tampang bingung, Host Club” jawabnya manis.

Senyumannya, manis, hangat, aku akan bekerja dengan giat disini.

***

Masih ada waktu smpai jam kerja nanti. Aku mampir kedepartemen store, meririk caramel. Karamel milk tea, begitu katanya. Aku mengambil sekotak caramel siap pakai.

“Kamu sudah pulang sekolah?” Suara itu. Suara Yuto.

“Eh, Yuto? Iya” Aku menjawab dengan gugup. Aku bisa mengobrol dengannya. “Anu,caramel milk tea buatan mu itu? Tidak ada dimenu café?

“Hah? Benar.”

“Rasanya enak, aku jadi ingin membuatnya sendiri.”

“Risa, mau kau apakan caramel itu?”

“Eh? Dilarutkan dalam susu, lalu dicampur teh kan?” Hahahahahahaahahah tawa besar terdengar ditelingaku, begitu menusuk ku.

“Tidak perlu tertawa seperti itu. Aku kan tidak tahu kalau ada the beraroma caramel” aku sebal, malu sekali.

“Dilarutkan ya? Hahahaha, mungkin rasanya enak juga”

“nanti aku beli teh beraroma caramel, dimana belinya?” Yuto malah mengajakku ketemoat dia biasa membelinya. Hampir tak percaya, sekarang ini aku dan Yuto belanja bersama. Yuto berbicara padaku sambil tersenyum. “hah, tidak boleh, aku mikir apa sih?” Dia sudah menolakku. Aku tidak memikirkannya lagi. Lagipula.dia sudah mau bicara denganku, kalau aku mendesaknya dia akan membenciku lagi, aku tidak mau begitu.

“Yuto, kau suka teh ya?”

“Iya, semenjak bekerja disini. Tapi aku masih belajar. Pasti menyenangkan kalau aku bisa punya café sendiri.”

“Waaaahhh Hebat” Aku berteriak. Aku kagum

“urusaiii, jangan bilang begitu.” Yuto menutup mulutnya dengan satu jari. Pertanda aku tak boleh berbicara.

“Aku belum tahu ini bisa jadi kenyataan atau tidak, kalau terlanjur banyak orang tahu malu kan!”

“Ah, menurutku itu menabjukkan sekali, ka uterus memikirkannya sambil terus berusaha”

Yuto itu benar-benar mengagumkan, lebih dari yang aku bayangkan. Tapi tiap kali bertemu aku selalu berfikir begitu.

***

Rabu, 18 Mei 2011

fanfiction 'Sakura Chan' part 2

Hari ini ada yang berbeda disekolah, Sakura menyusuri koridor, semua mata tertuju pada Sakura, bahkan ada yang berbisik sambil melirik padanya. Aneh. Sakura hanya diam sampai dia melihat sebuah gambar dimading sekolah bertuliskan “ANAK SEORANG PELACUR” lengkap dengan foto.

Flash Back

“Sumimasen, Ano, aku ingin bertemu dengan ibuku, dia ada didalam kan?” Sakura bertanya pada seorang penjaga di club malam, “Masuklah” Sakura masuk kedalam club malam yang  asing baginya. “Ibu, lusa ada  pertemuan dengan wali kelas, ibu harus datang” Suara Sakura terdengar samar ditengah music yang terdengar sangat kencang. “Apa? Suruh saja ayahmu, sudah sana aku sedang sibuk” Ibu Sakura mencoba berbicara dipelukan pria lain. “Gomen ne, tidak bisa, aku tak tau ayah diamana” Sakura mengeluarkan nada yang cukup keras. Plaaakkkk “Pergi sana” Air mata Sakura menetes, dia tidak kuat untuk membendungnya. Sakura menyusuri jalan malam yang dingin, dengan masih mengenakan seragam sekolah.

Flash back end.

Sakura mendatangi guru BP disekolah. “Sensei, aku ingin tahu siapa yang membuat seperti itu?” Dengan nada lemah Sakura memberanikan diri menghadap. “Kami akan menutup kasus ini Sakura Chan, kau tidak akan dikeluarkan. Sekolah tidak akan mengeluarkan murid terbaik disekolah” Uzaken Sensei menenangkan Sakura yang gusar. “Doomo Arigato Sensei” Sakura kembali kekelas dengan wajah murung. Dikelas semua siswa dan siswi seperti menghindar darinya. Jam pelajaran mulai. Megumi sensei mengajar bahasa Inggris, pelajaran yang menurut semua murid amat sulit, namun tidak bagi Sakura. Ditengah pelajaran Fukuda menyinggung tentang pekerjaan orang tua Sakura. Sakura berdiri dari bangkunya. “Minna, kalian tau aku bersekolah disini tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Kau Fukuda ku, berapa banyak biaya orang tuamu untuk menyekolahkan mu? Untuk membeli semua kosmetik yang kau pakai? Semua aksesoris yang kau pakai?” Tatapan mata tajam Sakura mengarah kepada Fukuda, Fukuda memang selalu merasa iri oleh Sakura. Fukuda hanya tertunduk tidak dapat membalas perkataan Sakura. Sensei menyuruh Sakura untuk tenang. *jam makan siang atap sekolah. “Sakura chan, aku tidak perduli apapun pekerjaan orangtua mu, dimataku kau tetaplah sahabat terbaiku ku” Yuma merangkul bahu Sakura yang menagis diatap sekolah. “Sankyu ne Yuma chan” Sakura menghapus air mata yang menggenang dimatanya. “Pulang sekolah nanti kita kerumah ku ne, ibuku memasak makanan kesukaan ku” Sakura mengangguk, tanda persetujuan. “Tadaima” Yuma membuka pintu, mempersihlakan Sakura masuk. “Ah, Sakura chan ne?” Seorang wanita cantik yang tak lain adalah ibu Yuma mempersihlakan Sakura masuk kedalam rumah. “Sihlakan duduk” Sakura dan Yuma duduk di sofa diruang tamu. Rumah Yuma cukup besar untuk ukuran keluarga yang kecil. “Sihlakan” Ibu Yuma menyodorkan teh dan cake coklat. “Sakura chan, Yuma sudah banyak bercerita tentang mu. Tunggulah suami ku pulang, kita makan malam disini ne” Sakura menganggk. Member isyarat bahwa ia bersedia menerima tawarannya. “Sakura chan, jadi ibu mu bekerja sebagai apa?” Pertanyaan dari mulut ibu Yama membuat Sakura sedikit tersedak ditengah meja makan. “Pegawai Swasta, biaya sekolahku ditanggung sepenuhnya oleh sekolah.” Sakura melirik kearah Yuma, wajahnya tampak murung. Yuma tersenyum lebar untuk menenangkan Sakura.

***

Plaaaakkkk “Aku menyekolahkan mu bukan untuk pulang malam Sakura! Cepat sana buatkan makan malam untukku” Ibu Sakura menyambut kedatangan anak satu-satunya dengan tamparan. “Sakura ambilkan aku arak, cepat!” Dari dalam ruang tamu suara ayah Sakura terdengar ditelinganya. Diam-diam Yuto mengikuti Sakura dari pulang sekolah. Yuto mendengar semua yang terjadi didalam rumah Sakura. “Ohayou Sakura chan. Ini” Yuto memberikan sebuah buku berjudul ‘kasih sayang yang tersimpan’. “Sakura chan, kau mau menerimanya kan?” Yuto mengejar Sakura yang meninggalkannya begitu saja. “Sakura chan, ku mohon” Yuto menjulurkan buku itu. “Arigato” Sakura menerima buku itu, sedikit tersenyum dan berlalu. Wajah Yuto murung, dalam hatinya dia ingin sekali membantu Sakura. “Awwww” Yuto tersentak mendengar ekspresi Sakura. Perlahan Yuto menggulung lengan baju Sakura. Air mata Sakura jatuh. “Gomen na, Yuto menghapus air mata dipipi Sakura. Suasana belakang sekolah yang tenang kini menjadi riuh dengan tangis Sakura. “Ku mohon” Yuto meminta Sakura untuk tinggal dirumahnya. “Aku akan mencari pekerjaan, jadi kau bisa sewa apartemen” Sakura menggeleng. “Yuto chan, kau adalah lelaki teraneh dalam kehidupan ku. Kau pantang menyerah ne” Sakura tersenyum lebar. Membuat Yuto ingin memeluknya. “Eiittt Baka Yuto chan” Yuto membatalkan niatnya itu. “Sakura chan, kau kenapa tidak kea tap sekolah?” Yuma menghampiri Sakura yang berjalan dikoridor. “Gomen na, aku tidak membawa bento, jadi aku tertidur dibelakang sekolah” Sakur berbohong dia tidak ingin Yuma marah. “Kenapa tidak bilang, kau bisa mengirim e-mail padaku kan?” Sakura tertawa kecil. “Aku kan tidak punya ponsel” ucapannya membuat Yuma menjadi tertawa. “Sayonara” Sakura membereskan semua barang-baranya lalu melangkah pulang. Sakura tidak mendapati ibunya ada dirumah, untuk menghindari amarah ibunya dia mebersihkan rumah dan segera memasak. Sakura duduk dimeja belajarnya memandangi sebuah buku yang tadi diberi oleh Yuto.

Halaman 5 : Yang Sebenarnya

“Ibu sungguh tak memperduliakan ku. Sungguh diriku adalah dosa baginya. Aku hanya bisa diam dan diam” Sakura memahami lagi kalimatnya. “Aku mengerti maksudmu Yuto” Nada suara Sakura terdengar lirih. “Sumimasen” Terdengar suara seorang laki-laki dari luarrumah Sakura. “Yuto Chan”. “Sakura chan, ini. Yuto memberikan sekotak bento. Aku buatkan dengan tanganku sendiri, ini buktinya”. Yuto memberi tahu sakura tangannya yang diplester. “Aku pulang ya, jangan luoa besok kembalikan kotak benyo ku” Yuto meluncur dengan sepedanya. Sakura tersenyum hatinya berkata “Aku mulai menyukai dia”.

***

fanfiction 'Sakura Chan' part 2

Hari ini ada yang berbeda disekolah, Sakura menyusuri koridor, semua mata tertuju pada Sakura, bahkan ada yang berbisik sambil melirik padanya. Aneh. Sakura hanya diam sampai dia melihat sebuah gambar dimading sekolah bertuliskan “ANAK SEORANG PELACUR” lengkap dengan foto.

Flash Back

“Sumimasen, Ano, aku ingin bertemu dengan ibuku, dia ada didalam kan?” Sakura bertanya pada seorang penjaga di club malam, “Masuklah” Sakura masuk kedalam club malam yang  asing baginya. “Ibu, lusa ada  pertemuan dengan wali kelas, ibu harus datang” Suara Sakura terdengar samar ditengah music yang terdengar sangat kencang. “Apa? Suruh saja ayahmu, sudah sana aku sedang sibuk” Ibu Sakura mencoba berbicara dipelukan pria lain. “Gomen ne, tidak bisa, aku tak tau ayah diamana” Sakura mengeluarkan nada yang cukup keras. Plaaakkkk “Pergi sana” Air mata Sakura menetes, dia tidak kuat untuk membendungnya. Sakura menyusuri jalan malam yang dingin, dengan masih mengenakan seragam sekolah.

Flash back end.

Sakura mendatangi guru BP disekolah. “Sensei, aku ingin tahu siapa yang membuat seperti itu?” Dengan nada lemah Sakura memberanikan diri menghadap. “Kami akan menutup kasus ini Sakura Chan, kau tidak akan dikeluarkan. Sekolah tidak akan mengeluarkan murid terbaik disekolah” Uzaken Sensei menenangkan Sakura yang gusar. “Doomo Arigato Sensei” Sakura kembali kekelas dengan wajah murung. Dikelas semua siswa dan siswi seperti menghindar darinya. Jam pelajaran mulai. Megumi sensei mengajar bahasa Inggris, pelajaran yang menurut semua murid amat sulit, namun tidak bagi Sakura. Ditengah pelajaran Fukuda menyinggung tentang pekerjaan orang tua Sakura. Sakura berdiri dari bangkunya. “Minna, kalian tau aku bersekolah disini tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Kau Fukuda ku, berapa banyak biaya orang tuamu untuk menyekolahkan mu? Untuk membeli semua kosmetik yang kau pakai? Semua aksesoris yang kau pakai?” Tatapan mata tajam Sakura mengarah kepada Fukuda, Fukuda memang selalu merasa iri oleh Sakura. Fukuda hanya tertunduk tidak dapat membalas perkataan Sakura. Sensei menyuruh Sakura untuk tenang. *jam makan siang atap sekolah. “Sakura chan, aku tidak perduli apapun pekerjaan orangtua mu, dimataku kau tetaplah sahabat terbaiku ku” Yuma merangkul bahu Sakura yang menagis diatap sekolah. “Sankyu ne Yuma chan” Sakura menghapus air mata yang menggenang dimatanya. “Pulang sekolah nanti kita kerumah ku ne, ibuku memasak makanan kesukaan ku” Sakura mengangguk, tanda persetujuan. “Tadaima” Yuma membuka pintu, mempersihlakan Sakura masuk. “Ah, Sakura chan ne?” Seorang wanita cantik yang tak lain adalah ibu Yuma mempersihlakan Sakura masuk kedalam rumah. “Sihlakan duduk” Sakura dan Yuma duduk di sofa diruang tamu. Rumah Yuma cukup besar untuk ukuran keluarga yang kecil. “Sihlakan” Ibu Yuma menyodorkan teh dan cake coklat. “Sakura chan, Yuma sudah banyak bercerita tentang mu. Tunggulah suami ku pulang, kita makan malam disini ne” Sakura menganggk. Member isyarat bahwa ia bersedia menerima tawarannya. “Sakura chan, jadi ibu mu bekerja sebagai apa?” Pertanyaan dari mulut ibu Yama membuat Sakura sedikit tersedak ditengah meja makan. “Pegawai Swasta, biaya sekolahku ditanggung sepenuhnya oleh sekolah.” Sakura melirik kearah Yuma, wajahnya tampak murung. Yuma tersenyum lebar untuk menenangkan Sakura.

***

Plaaaakkkk “Aku menyekolahkan mu bukan untuk pulang malam Sakura! Cepat sana buatkan makan malam untukku” Ibu Sakura menyambut kedatangan anak satu-satunya dengan tamparan. “Sakura ambilkan aku arak, cepat!” Dari dalam ruang tamu suara ayah Sakura terdengar ditelinganya. Diam-diam Yuto mengikuti Sakura dari pulang sekolah. Yuto mendengar semua yang terjadi didalam rumah Sakura. “Ohayou Sakura chan. Ini” Yuto memberikan sebuah buku berjudul ‘kasih sayang yang tersimpan’. “Sakura chan, kau mau menerimanya kan?” Yuto mengejar Sakura yang meninggalkannya begitu saja. “Sakura chan, ku mohon” Yuto menjulurkan buku itu. “Arigato” Sakura menerima buku itu, sedikit tersenyum dan berlalu. Wajah Yuto murung, dalam hatinya dia ingin sekali membantu Sakura. “Awwww” Yuto tersentak mendengar ekspresi Sakura. Perlahan Yuto menggulung lengan baju Sakura. Air mata Sakura jatuh. “Gomen na, Yuto menghapus air mata dipipi Sakura. Suasana belakang sekolah yang tenang kini menjadi riuh dengan tangis Sakura. “Ku mohon” Yuto meminta Sakura untuk tinggal dirumahnya. “Aku akan mencari pekerjaan, jadi kau bisa sewa apartemen” Sakura menggeleng. “Yuto chan, kau adalah lelaki teraneh dalam kehidupan ku. Kau pantang menyerah ne” Sakura tersenyum lebar. Membuat Yuto ingin memeluknya. “Eiittt Baka Yuto chan” Yuto membatalkan niatnya itu. “Sakura chan, kau kenapa tidak kea tap sekolah?” Yuma menghampiri Sakura yang berjalan dikoridor. “Gomen na, aku tidak membawa bento, jadi aku tertidur dibelakang sekolah” Sakur berbohong dia tidak ingin Yuma marah. “Kenapa tidak bilang, kau bisa mengirim e-mail padaku kan?” Sakura tertawa kecil. “Aku kan tidak punya ponsel” ucapannya membuat Yuma menjadi tertawa. “Sayonara” Sakura membereskan semua barang-baranya lalu melangkah pulang. Sakura tidak mendapati ibunya ada dirumah, untuk menghindari amarah ibunya dia mebersihkan rumah dan segera memasak. Sakura duduk dimeja belajarnya memandangi sebuah buku yang tadi diberi oleh Yuto.

Halaman 5 : Yang Sebenarnya

“Ibu sungguh tak memperduliakan ku. Sungguh diriku adalah dosa baginya. Aku hanya bisa diam dan diam” Sakura memahami lagi kalimatnya. “Aku mengerti maksudmu Yuto” Nada suara Sakura terdengar lirih. “Sumimasen” Terdengar suara seorang laki-laki dari luarrumah Sakura. “Yuto Chan”. “Sakura chan, ini. Yuto memberikan sekotak bento. Aku buatkan dengan tanganku sendiri, ini buktinya”. Yuto memberi tahu sakura tangannya yang diplester. “Aku pulang ya, jangan luoa besok kembalikan kotak benyo ku” Yuto meluncur dengan sepedanya. Sakura tersenyum hatinya berkata “Aku mulai menyukai dia”.

***

Fanfiction 'Sakura Chan' Part 1

Cast :     Nakajima Yuto as Yuto

Nakayama Yuma as Yuma

Gadis imajinasi as Morimoto Sakura

Genre : Romantic School

“Sakura chan” Sakura menoleh, memperhatikan siapa yang memanggilnya. Sakura murid pintar yang multi talenta ini memang sangat dingin kepada siapapun. Sakura kembali menusuri koridor sekolah yang sudah sepi. “Boooooo” Buuukkkkkk sebuah tendangan tepat mengenai wajah Yuto. Yuto adalah murid tertampan sekolah ini, namun usilnya bukan main, meski banyak anak perempuan ingin sekali diusili olehnya, namun Sakura tidak pernah merasa seperti itu. “Sakura chan, sakit” Yuto mengelus-elus wajahnya. Sakura tetap berjalan menuju kelas tanpa memperdulikan Yuto. Yuto mengekor dari belakang. “Sakura chan, bagaimana dengan pemandu sorak mu? Kau ketuanya kan?” Sakuta tak memperdulikan ucapan Yuto. “Sakura chan, aku kan ketua pengurus kelas” Lagi-lagi Sakura hanya berjalan tanpa menghiraukan omongan Yuto. Yuto berjalan lebih cepat mendahului Sakura. Berhenti tepat didepannya. “Kau tuli ne?” Wajah Yuto tampak marah. Sakura menggeleng. Dengan sigap Yuto mencium bibir Sakura. Wajah sakura berubah menjadi merah, Plakkkk sebuah tamparan mendarat di wajah Yuto. “Sakura Chan” Yuto benar-benar kesal dia bertanya dalam hati, kenapa ada wanita yang cuek padanya.

***

“Yuto chan, kau mau kemana?” Sekelompok anak pemandu sorak berteriak dari tengah lapangan, mereka tidak mengiginkan Yuto yang daritadi memperhatikan Sakura saat latihan pemandu sorak. “Sakura Chan, boleh aku mengantar mu pulang?” Sakura melintas didepan Yuto begitu saja tanpa memperdulikannya. “Sakura chan, aku bertanya padamu” Sakura berhanti berjalan. Menggeleng satu kali lalu pergi. “Tak perduli, aku akan mengikutimu” Yuto berjalan disamping Sakura, sepanjang jalan Yuto selalu memuji Sakura, namun Sakura hanya diam dan diam. Sakura sampai dirumahnya, masuk tanpa mengucapkan terimakasih, dingin, sungguh dingin. “Kini aku tau rumah mu Sakura chan” Yuto merasa puas telah mengetahui rumah Sakura. *Rumah Sakura. Plaaaakkkkkkk “Kau ini dari mana saja?” Sakura tertunduk dihadapan ibunya, Kehidupan Sakura tidaklah sebaik yang semua orang sangka. Ibunya seorang pelacur, dan ayahnya seorang pemabuk dan berselingkuh oleh wanita lain. “Maafkan aku Ibu” Suara Sakura melemah, isak tangisnya mulai terdengar. “Plakkkkkk” sekali lagi tamparan mendarat diwajahnya. “Cepat, kau harus memasak dan bersihkan rumah” Sakura mengangguk, dan segera naik ke kamar. Air mata Sakura masih terus menetes sambil mengerjakan pekerjaan rumah. “Minna Ohayou” Uzaken Sensei masuk kekelas dengan gayanya yang menyenangkan. “Ohayou Gozaimasu Sensei” Semua murid membalas sapaan Uzaken sensei dengan semangat. “Minna, hari ini kita kedatangan seorang murid pindahan dari luar kota. Uzaken sensei menyuruh seorang siswa masuk. “Ohayou Gozaimasu Minna. Nakayama Yuma desu. Yoroshiku” Sensei menyuruh Yuma untuk duduk disebelah Sakura. “Yuma chan desu. Anata wa?” Yuma memperkanalkan diri pada Sakura, namun Sakura hanya diam, membuat Yuma bingung. “Yuma chan, Watashi wa Yuto duse, aku murid tertampan disini” Dengan bangga Yuto memperkenalkan dirinya dengan menyandang predikat murid tertampan disekolah. “Hai. Yoroshiku ne, kau memang tampan, kau tau siapa gadis itu?” Yuma menunjuk pada Sakura yang tengah duduk di pojok kelas. “Morimoto Sakura desu. Dia siswi nomer satu soal prestasi didalam dan diluar sekolah. Bakatnya banyak sekali, namun orangnya sangat dingin, jarang sekali berbicara” Yuma tercengan mendengar pernyataan Yuto, “Aku mau kekantin, kau mau ikut ne?” Yuma menggeleng menolak ajakan Yuto. Sakura keluar kelas, membuat mata Yuma terus mengikutinya. “Dia tidak terlalu cantik, roknya tidak terlalu mini, itu sangat panjang untuk ukuran sekolah bukan?” Yuma memperhatikan setiap langkah Sakura. Dari saat dia bersekolah disekolah yang dulu,Yuma memang senang sekali menghabiskan waktu makan siangnya di atap sekolah, dia berharap pemandangan dari atap sekolah barunya sama indah dengan pemandangan disekolahnya yang dulu. “Sugoi, disini indah sekali” Yuma mengucak mata sesaat, meyakinkan bahwa yang dilihatnya bukanlah halusinasi. Yuma mendengar suara isak tangis, suaranya pelan terdengar semakin mengeras. “Ahhhhhh aku membenci semuanya” Yuma mendekat pada sumber bunyi itu. “Sakura Chan?” Sakura menundukan wajahnya, berharap Yuma tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. “Nan daijobu ka? Aku mendengar kau menangis dan berteriak” Yuma duduk tepat disamping Sakura. Sakura menghapus airmatanya, menggeleng. “Sakura chan, aku sudah sedikit tahu tentang mu, kau bisa cerita padaku, percayalah aku tidak seperti yang lainnya. “Apa yang kau lakukan disini?” Sakura mengucapkan satu kalimat yang membuat Yuma tersenyum lebar. “aku memang lebih suka menghabiskan waktu makan siang diatap sekolah, pemandangan disini jauh lebih indah dari pemandangan disekolah lamaku, pasti aku akan betah berlama-lama disini” Sakura memberikan senyum kecil. Yuma menyodorkan bento yang sudah dibuatkan ibunya. “Kita makan berdua ya, mulai saat ini kau adalah teman ku. Janji?” Yuma memberikan kelingkingnya. Sakura mengangguk lalu membalas tanda perjanjian itu. “Jadi, ibumu membuatkan bento seenak ini?” Dengan mulut penuh makanan Sakura mulai ramah pada Yuma. Yuma mengangguk dengan pasti. “Ibu selalu memanjakan ku, aku tidak punya adik dan kaka” Ucapan Yuma membuat airmata dimata Sakura serasa ingin keluar dari bendungannya. “Sakura chan, daijobu ka?” Yuma sedikit panik melihatnya. “Daijobu” Sakura tersenyum, ada keirian yang terpancar dai matanya. “Aku yakin kau tidak sedingin yang orang lain katakana, kau pasti anak yang sangat menyenangkan ne?” Yuma membereskan bento yang telah mereka habiskan. “Eh? Entahlah, aku merasa mereka semua sama” Sakura meneguk Ocha yang dibawa oleh Yuma. “Lalu sewaktu kau berteriak ‘aku membenci semuanya’ itu apa maksudmu?” Sakura tersenyum lebar. “sekedar melepaskan bebanku saja” Mereka berdua turun, disaat ada banyak orang, Sakura berubah menjadi orang yang dingin lagi. “Sakura chan, ini aku ambilkan susu, kau tidak pergi makan siang ne? pasti kau lapar” Yuto berjalan disamping Sakura. Sakura tidak merespon apa-apa, membuat Yuma yang berjalan dibelakangnya kebingungan. “aku tak akan membiarkan kau pergi” Yuto mengunci Sakura diantara tembok dan dirinya. Buuukkkk “Awwwwww. Sakit nee Sakura Chan” Yuto merasa kesakitan. “Sakura Chan tunggu” Yuto mengejar Sakura sampai kedalam kelas, kejadian itu membuat Yuma tertawa cekikikan. “Diam kau!” Didalam kelas Sakura mengeluarkan kalimat pertamanya pada Yuto, Yuto memeluk Sakura. Sakura mencoba melepaskan pelukannya, “Kau telah mengeluarkan satu kalimat untuk ku. Chuuuu Bibir Yuto mendarat dipipi kanan Sakura. Plaaaakkk “Ini adalah tamparan cinta ne Sakura chan?” Yuto tersenyum sembari mengelus pipinya yang memerah akibat ditampar oleh Sakura.

***

Fanfiction 'Sakura Chan' Part 1

Cast :     Nakajima Yuto as Yuto

Nakayama Yuma as Yuma

Gadis imajinasi as Morimoto Sakura

Genre : Romantic School

“Sakura chan” Sakura menoleh, memperhatikan siapa yang memanggilnya. Sakura murid pintar yang multi talenta ini memang sangat dingin kepada siapapun. Sakura kembali menusuri koridor sekolah yang sudah sepi. “Boooooo” Buuukkkkkk sebuah tendangan tepat mengenai wajah Yuto. Yuto adalah murid tertampan sekolah ini, namun usilnya bukan main, meski banyak anak perempuan ingin sekali diusili olehnya, namun Sakura tidak pernah merasa seperti itu. “Sakura chan, sakit” Yuto mengelus-elus wajahnya. Sakura tetap berjalan menuju kelas tanpa memperdulikan Yuto. Yuto mengekor dari belakang. “Sakura chan, bagaimana dengan pemandu sorak mu? Kau ketuanya kan?” Sakuta tak memperdulikan ucapan Yuto. “Sakura chan, aku kan ketua pengurus kelas” Lagi-lagi Sakura hanya berjalan tanpa menghiraukan omongan Yuto. Yuto berjalan lebih cepat mendahului Sakura. Berhenti tepat didepannya. “Kau tuli ne?” Wajah Yuto tampak marah. Sakura menggeleng. Dengan sigap Yuto mencium bibir Sakura. Wajah sakura berubah menjadi merah, Plakkkk sebuah tamparan mendarat di wajah Yuto. “Sakura Chan” Yuto benar-benar kesal dia bertanya dalam hati, kenapa ada wanita yang cuek padanya.

***

“Yuto chan, kau mau kemana?” Sekelompok anak pemandu sorak berteriak dari tengah lapangan, mereka tidak mengiginkan Yuto yang daritadi memperhatikan Sakura saat latihan pemandu sorak. “Sakura Chan, boleh aku mengantar mu pulang?” Sakura melintas didepan Yuto begitu saja tanpa memperdulikannya. “Sakura chan, aku bertanya padamu” Sakura berhanti berjalan. Menggeleng satu kali lalu pergi. “Tak perduli, aku akan mengikutimu” Yuto berjalan disamping Sakura, sepanjang jalan Yuto selalu memuji Sakura, namun Sakura hanya diam dan diam. Sakura sampai dirumahnya, masuk tanpa mengucapkan terimakasih, dingin, sungguh dingin. “Kini aku tau rumah mu Sakura chan” Yuto merasa puas telah mengetahui rumah Sakura. *Rumah Sakura. Plaaaakkkkkkk “Kau ini dari mana saja?” Sakura tertunduk dihadapan ibunya, Kehidupan Sakura tidaklah sebaik yang semua orang sangka. Ibunya seorang pelacur, dan ayahnya seorang pemabuk dan berselingkuh oleh wanita lain. “Maafkan aku Ibu” Suara Sakura melemah, isak tangisnya mulai terdengar. “Plakkkkkk” sekali lagi tamparan mendarat diwajahnya. “Cepat, kau harus memasak dan bersihkan rumah” Sakura mengangguk, dan segera naik ke kamar. Air mata Sakura masih terus menetes sambil mengerjakan pekerjaan rumah. “Minna Ohayou” Uzaken Sensei masuk kekelas dengan gayanya yang menyenangkan. “Ohayou Gozaimasu Sensei” Semua murid membalas sapaan Uzaken sensei dengan semangat. “Minna, hari ini kita kedatangan seorang murid pindahan dari luar kota. Uzaken sensei menyuruh seorang siswa masuk. “Ohayou Gozaimasu Minna. Nakayama Yuma desu. Yoroshiku” Sensei menyuruh Yuma untuk duduk disebelah Sakura. “Yuma chan desu. Anata wa?” Yuma memperkanalkan diri pada Sakura, namun Sakura hanya diam, membuat Yuma bingung. “Yuma chan, Watashi wa Yuto duse, aku murid tertampan disini” Dengan bangga Yuto memperkenalkan dirinya dengan menyandang predikat murid tertampan disekolah. “Hai. Yoroshiku ne, kau memang tampan, kau tau siapa gadis itu?” Yuma menunjuk pada Sakura yang tengah duduk di pojok kelas. “Morimoto Sakura desu. Dia siswi nomer satu soal prestasi didalam dan diluar sekolah. Bakatnya banyak sekali, namun orangnya sangat dingin, jarang sekali berbicara” Yuma tercengan mendengar pernyataan Yuto, “Aku mau kekantin, kau mau ikut ne?” Yuma menggeleng menolak ajakan Yuto. Sakura keluar kelas, membuat mata Yuma terus mengikutinya. “Dia tidak terlalu cantik, roknya tidak terlalu mini, itu sangat panjang untuk ukuran sekolah bukan?” Yuma memperhatikan setiap langkah Sakura. Dari saat dia bersekolah disekolah yang dulu,Yuma memang senang sekali menghabiskan waktu makan siangnya di atap sekolah, dia berharap pemandangan dari atap sekolah barunya sama indah dengan pemandangan disekolahnya yang dulu. “Sugoi, disini indah sekali” Yuma mengucak mata sesaat, meyakinkan bahwa yang dilihatnya bukanlah halusinasi. Yuma mendengar suara isak tangis, suaranya pelan terdengar semakin mengeras. “Ahhhhhh aku membenci semuanya” Yuma mendekat pada sumber bunyi itu. “Sakura Chan?” Sakura menundukan wajahnya, berharap Yuma tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. “Nan daijobu ka? Aku mendengar kau menangis dan berteriak” Yuma duduk tepat disamping Sakura. Sakura menghapus airmatanya, menggeleng. “Sakura chan, aku sudah sedikit tahu tentang mu, kau bisa cerita padaku, percayalah aku tidak seperti yang lainnya. “Apa yang kau lakukan disini?” Sakura mengucapkan satu kalimat yang membuat Yuma tersenyum lebar. “aku memang lebih suka menghabiskan waktu makan siang diatap sekolah, pemandangan disini jauh lebih indah dari pemandangan disekolah lamaku, pasti aku akan betah berlama-lama disini” Sakura memberikan senyum kecil. Yuma menyodorkan bento yang sudah dibuatkan ibunya. “Kita makan berdua ya, mulai saat ini kau adalah teman ku. Janji?” Yuma memberikan kelingkingnya. Sakura mengangguk lalu membalas tanda perjanjian itu. “Jadi, ibumu membuatkan bento seenak ini?” Dengan mulut penuh makanan Sakura mulai ramah pada Yuma. Yuma mengangguk dengan pasti. “Ibu selalu memanjakan ku, aku tidak punya adik dan kaka” Ucapan Yuma membuat airmata dimata Sakura serasa ingin keluar dari bendungannya. “Sakura chan, daijobu ka?” Yuma sedikit panik melihatnya. “Daijobu” Sakura tersenyum, ada keirian yang terpancar dai matanya. “Aku yakin kau tidak sedingin yang orang lain katakana, kau pasti anak yang sangat menyenangkan ne?” Yuma membereskan bento yang telah mereka habiskan. “Eh? Entahlah, aku merasa mereka semua sama” Sakura meneguk Ocha yang dibawa oleh Yuma. “Lalu sewaktu kau berteriak ‘aku membenci semuanya’ itu apa maksudmu?” Sakura tersenyum lebar. “sekedar melepaskan bebanku saja” Mereka berdua turun, disaat ada banyak orang, Sakura berubah menjadi orang yang dingin lagi. “Sakura chan, ini aku ambilkan susu, kau tidak pergi makan siang ne? pasti kau lapar” Yuto berjalan disamping Sakura. Sakura tidak merespon apa-apa, membuat Yuma yang berjalan dibelakangnya kebingungan. “aku tak akan membiarkan kau pergi” Yuto mengunci Sakura diantara tembok dan dirinya. Buuukkkk “Awwwwww. Sakit nee Sakura Chan” Yuto merasa kesakitan. “Sakura Chan tunggu” Yuto mengejar Sakura sampai kedalam kelas, kejadian itu membuat Yuma tertawa cekikikan. “Diam kau!” Didalam kelas Sakura mengeluarkan kalimat pertamanya pada Yuto, Yuto memeluk Sakura. Sakura mencoba melepaskan pelukannya, “Kau telah mengeluarkan satu kalimat untuk ku. Chuuuu Bibir Yuto mendarat dipipi kanan Sakura. Plaaaakkk “Ini adalah tamparan cinta ne Sakura chan?” Yuto tersenyum sembari mengelus pipinya yang memerah akibat ditampar oleh Sakura.

***

Rabu, 20 April 2011

It's Just FanFiction (RyuChan)

“Inget besok hari apa?”  Yuto bertanya kepada Chii yang sedari tadi asik bermain dangan Yama. “Eh?” Chii dan Yama tersentak, “hari Rabu nee?”  Yama menyabawab. “Bukan Yama, besok hari ulangtahun Ryu, tidak ingatkah kalian?” Yuto menjawab ucapan Yama dengan tampang muram. “Mau buat kejutan apa untuk Ryu?” Keito datang dengan membawa 4 buah minuman dingin. “hmmm buat sepertu biasa ?” Ucap Chii cepat. “Tidak, aku tak mau tahun ini begini lagi, kau tahukan sekarang Ryu berumur berapa? Walau satu angkatan, tapi umurnya lebih muda dibanding kita bukan? Sekarang dia sudah mulai dewasa dan pastinya sudah tumbuh perasaan cinta dihatinya. Aku yakin itu.” Yuto menjelaskan panjang lebar. “Un. Aku setuju apa katamu Yuto, aku akan berfikir sejenak” Keito mengambil sekaleng minuman lalu pergi keluar kelas. Mereka semua perpikir apa yang akan mereka persiapkan untuk ulang tahun Ryu hingga waktu istirahat selesai. “Chii, ini buku yang ku pinjam. Maaf baru aku kembalikan” Ryu mengeluarkan sebuah buku cinta yang dipinjam dari Chii, Sebenarnya Chii juga meminjam dari Keito sang ahli cinta.

From : Keito_Okamoto

To : HS7 Member  (kecuali ryu)

Subjec : Ide

Hey,aku punya de, kalian kenal Risa bukan? Anak perempuan dari kelas sebelah, kabarnya dia menyukai Ryu bukan? Bagaimana kita undang dia nanti malam?

Chii, Yama,  Yuto, bergegas kerumah Keito yang tak terlalu jauh letaknya. “Kau tau Keito chan diaman rumah Risa?” Chii bertanya tentang rumah Risa teman sekolah mereka yang beda kelas. “Un. Tadi aku sudah mengirim e-mail” Keito segera memakai  jaket lalu bergegas menjemput Risa.

***

“Keito kun, Ryu ulang tahun bukan ? lalu kenapa aku diajak untuk ke apartemennya?” Risa menanyakan hal yang sedari tadi membuatnya janggal. Hujan rintik mulai turun mulai membuat rambut Risa dan Keito basah. “Lebih baik kita berteduh dulu, hujannya semakin deras”. Keito menarik tangan Risa lalu membawanya kesebuah pelataran toko yang tutup. “Dingin sekali,anginya cukup kencang.” Risa memeluk tubuhnya yang sudah menggigil dari tadi. Keito membuaka jaketnya dan memberikannya pada Risa, Risa memang tak tahan akan dingin, “Kau pakai saja, aku tak merasa kedinginan.” “Arigatou Keito, ini dapat mengurangi rasa dinginnya” Tubuh Risa semakin menggigil, giginya tak berhenti untuk mengatup. Keitomendekat pada Risa, Kini tubuh Risa telah ada dideapan Keito.

From : Chii.Chii

To : Keito_Okamoto

Subjec : ada dimana

Kau ada diaman Keito? Kami sudah siap dari tadi.

Sebuah e-mail datang dari ponsel Keito. “Risa, sebaiknyakita cepat. Hujan sudah mulai rintik” Keito yang tak ingin acaranya gagal memaksa Risa untuk segera melanjutkan perjalanan. “Keitooo aku takutt” Risa menjerit mendekap tubuh Keito karena Guntur terdengar ama kencang. “Tenang Risa, ada aku disini” Keito mencoba menenangkan Risa. Keito mendekap erat tubuh Risa, “Kau sudah tenang bukan? Ayo kita jalan” Keito menggandeng tangan Risa, tak lama merekapun sampai. “Oh, kau ini lama sekali tau, kami sudah menunggu lebih dari setengah jam disini” Yuto yang kesal karena menunggu menggerutu. Merekapun naik ke apartemen Ryu. Tak lama, sampailah didepan apartemen Ryu. Bel dibunyikan oleh Yama. Ryu membuka pintu “kumohon, jangan lakukan hal seperti tahun lalu”. Mereka semua tertawa. Dengan baju yang sedikit basah, Risa hanya tersimpu menundukan wajah. “Ayo masuk, aku sudah siapkan makanan untuk kalian. Loh, ada Risa? Ogengki desuka Risa?” Ryu tampak kaget dengan kedatangan Risa. “Hai. Gengki desu. Boleh aku masuk?” WAjah Risa seketika memerah. “Tentu” Ryu mengagandeng Risa untuk masuk ke apartemannya. “Ryu, Tak aka nada permainan diulangtahunmu kali ini. Kami semua hanya ingin kau jujur semua hal tentang perasaanmu kepada kami.” Yuto  yang sudah mengerti rencananya langsung menjelaskan apa yang harus dilakukanoleh Ryu. “Un. Hal negative dan positif?” Ryu bertanya tentang peraturan atas apa yang harus ia lakukan. “Keduanya.” Chii menjawab. Chii, Yama, Keito,Yato dan Risa kini duduk di lantai menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Ryu. “Chinen, kau yang terbaik, terimakasih telah mengajari aku tentang cinta. Tapi sampai kapan kau memendam rasa terhadap Shizuki?” Chii tersenyum mendengar pernyataan yang dikatakanoleh Ryu. “Yama, Kau yang tampan, janganlah sering menyakiti hati para wanita dengan berbohong bahwa kau telah mempunyai calon isteri” Yama tertawa terbahak mendengar pernyataan Ryu, memang selama ini Yama sering berbohong kepada wanita-wanita yang mengejarnya. “Yutokun, hmmm kau ini,nilai pr mu selalu bagus bukan? Ajari aku sedikit ilmu mu dong” Yuto tersimpu. Yuto yang terpintyar soal akademis disini. “Kau Keito kun, Sudah berapa banyak wanita yang kau pacari? Kau ahli cinta bukan? Ayolah berbagi resep percintaan pada ku” Keito tersenyum manis. “Ryu, apakah ada wanita yang kau suka?” Keito bertanya pada ryu. Wajah Risa memerah. Kini Risa tertunduk dalam. “Ada, kenapa?” Ryu menjawab dengan matang. “Apakah aku? Tapi rasanya tidak mungkin” Risa membatin. “Jika wanita yang kau suka ada disini, apa yang akan kau lakukan? Menyatakan perasaan mu? Lalu menciumnya?” Chii menantang Ryu. “A..a.. ku, akan menyatakan perasaan ku, lalu memeluknya aku tak akan menciumnya. “Hantou? Oiya, kau belum berkata apapun untuk Risa” Yabu mempercepat. “Risa, terimakasih sudah datang, kau yang tercantik disini, karena semuanya laki-laki. Chii, Yama, Yuto dan keito menepuk jidat mereka masing-masing. Aku sering mendengar gosip sekolah, katanya kau menyukai ku? Benarkah?” Risa tak berani menatap Ryu, wajahnya malah makin tertunduk lebih dalam. Ryu memeluk Risa. Namun, Risa tak membalasnya. “Aishiteru Risa. Percayalah.” Ryu membisikan kata-kata indah itu ditelinga Risa. Risa masih tak menjawab apapun. Namun Ryu merasa dadanya basah. Risa menangis. Ryu mendongkak wajah Risa. Kini Ryu dapat dengan jelas menatap wajah Risa yang masih dalam pelukannya itu. “Akuu. Risa terbatah. Maafkan aku, aku dan Keito” Risa belum melanjutkan ucapannya. “Aku mencuim Risa saat sedang dijalan, Gomen nasai Ryu” Keoto menjelaskan apa yang akan Risa jelaskan. Keempat lelaki itu tersentak kaget. Ryu melepaksan pelukannya. Buuukkkkk “Kau? Kau taukan aku menyukai Risa? Kenapa kau lakukan itu Keito?’ Ryu meninju wajah Keito. Yuto langsung melerai mereka. “Tadi dia sangat kedinginan, aku tak tega melihatnya.” Keito mencoba member penjelasan. “Apa untuk menghangatkannya harus dengan berciuman?” Ryu mengunakan nada tinggi. Risa yang tersudut masih saja menangis. “Maafkan aku ryu, aku benar-benar meminta maaf” Risa menagis lebih kencang lagi. “Aku benar-benar tidak percaya akan hal ini, Aku amat menyukai Risa, kenapa Keito? Kenapa?” Ryu mengguncang tubuh keito. “Otanjoobi Omedetoo Ryuu”Semua yang ada diruangan ini berteriak. Ryu yang tak sadar akan aksi teman-temannya benar-benar tercengang. Terlebih lagi dia sudah benar-benar menyatakan perasaan dan menunjukan rasa sukanya pada Risa. Semuanya menyalami Ryu. Untuk Risa, Ryu memeluknya “Aishiteru Risa,Percayalah.” Untuk yang keduakalinya Ryu berbisik ditelinga Risa. Namun kali ini Risa membalas pelukan Ryu dan berkata “Aishiteru mo Ryu” Sementara yang lain berteriak “Kissu.Kissu.Kissu.Kissu.” “Bakaa. Sudah kubilang aku takkan menciumnya, aku hanya ingin memeluknya. “Ryu, Lusa sehabis pulang sekolah kau teraktir kami kan?” Chii yang bersembunyi dibalik Yama merusak suasana indah itu. “Eh?” Ryu belik bertanya. “kau kan sudah tak sendiri lagi” Keito menjelaskan.”Eh, aku boleh tiduran disofa? Aku lelah bekerja tadi” Risa yang mengantuk tidur disofa. Sementara yang lain asik mengobrol. “Ryu, kau tak kasihan melihat pacarmu? Tertidur disofa? Gendonglah dia kekamar.” Yuto yang memang paling dewasa pemikirannya menyuruh Ryu membawa Risa kekamar. Ryu pun bangki,menggendong Risa menuju kamarnya. “Kau ini, manis sekali yaa”. Ucap Ryu saat meletakkan Risa dikasurnya”. “Aku sudah berciuman dengan Risa. Dia lucu sekali” Ryu mengagetkan teman-temannya yang asik dengan obrolannya. “Gimana?” Semua serentak bertanya. “Saat aku meletakkan Risa dikasur, tiba-tiba Risa Berkata “Asishiteru Ryu” Matanya memang terpejam, lalu di berkata. “Chuuuuu” ya sudah aku balas ciumannya” Semua tertawa mendengar cerita Ryu.

***

“Ohayou “ Risa membangunkan mereka semua yang tertidur bagai ikan, saling tumpang tindih. Keito bangun paling awal, Keito menyeret risa kedekat kamar mandi, “Semalam kau berciuman denga Ryu ya?” Keito memeluk Risa erat. “Kau juga pasti mau berciuman denga ku kan?” Tanpa basa-basi Risa mendorong tubuh Keito. Membuat yang lain terbangun. “Ada apa?” Yuto bertanya kepad Risa. Risa hanya diam. “Maaf, tadi Risa tersandung. Benarkan?” Keito berbohong. “Kemana Ryu?” Yama BErtanya pada Keito dan Risa. “Ini, makanan untuk kalian. Aku tadi membelinya. Kau, pasti lapar. Makanlah.” Ryu memberi sekotak nasi untuk Risa. Keito menyenggol bahu Risa. “Ryu,apa semalam kita berciuman? Aku bermimpi berciuman dengan mu, tapi rasanya sungguh nyata. Ryu hanya tersenyum mendengarnya. Tiba-tiba  ponsel seseorang menderingan ganbaretsugo dari HS7. “Itu ponselku.” Teriak Risa. “Iya, Moshi, Okaa san? Un, aku segera pulang. Gomen nee Okaa san.” Risa segera berpamitan kepada semuanya. “Aku akan antar kau” Keito menarik tangan Risa. “Eh?” Semua tersentak kaget. “Ayo Risa, kikta pulang. Ryu, makananya simpan dulu, nanti aku kesini lagi okeh.” Keito memakai jaket dan sepatu. “Tidak usah Keito Kun. Aku bisa pulang sendiri, Arigatou Ryuu Chan, Arigatou Minna” Risa pergi meninggalkan Keito, namun keito menyusul. “Ada apa dengan Keito? Lebih baik kau susul mereka.” Yama yang curiga dengan Keito menyuruh Ryu untuk menyusul mereka.

***

“Kau? Mengapa kau menerima Ryu? Keito yang berjalan disamping Risa menarik tangan Risa lalu menggandengnya. Ryu tetap membuntuti dari belakang. Memastikan kedua orang yang dia sayang tidak kenapa-kenapa. “Karena aku memang menyukai Ryu Chan. Kau, kenapa kau ingin menciumku?” Risa berbalik menjawab dengan nada lantang. “Karena aku mencintaimu Risa, dan aku cemburu pada Ryu” Keito berhenti berjalan, memaksa Risa untuk menatapnya. “Bukankah ini idemu?”. “Iya memang, ku kira Ryu tidak menyukai mu, Ku kira Ryu akan malu kau tau kan, Ryu itu penyendiri.” Jelas Keito panjang lebar. Ryu yang terus memperhatikan apa yang terjadi. Keito menggenggam kedua tangan Risa, Wajah Keito kini semakin dekat dengan wajakh Risa. Plaaakkkk !!! Sebuah tamparan mendarat di pipi Keito. “Katakan Aishiteru Risa!”Pinta Keito. “Tidak akan, aku hanya menyukai Ryu!” Risa mencoba melepaskan dirinya, namun usahanya sia-sia Keito malah mendekapnya lebih keras, memaksa mencuim Risa. “Berhenti!!!” Ryu muncul tiba-tiba. “Keito, kita ini sahabat dari kecil bukan? Kau juga tau Risa itu pacar ku, kenapa kau tega melakukan itu?” Ryu yang naik darah mendekat dan langsung melindungi Risa. “Aku suka padanya Ryu, maafkan aku.” Keito member penjelasan. Keito pergi meninggalkan Ryu dan Risa berdua. “Risa San, kau taka pa-apa? Kumohon, berhati-hatilah, dan ku mohon percayalah padaku” Ucapan Ryu membuat Risa tenang. Sepeti gosip disekolah, Risa telah menyukai Ryu sejak kelas satu SMA. Kini mereka kelas tiga SMA. Pastilah perasaanya sudah sanagt dalam.

From : Keito_Okamoto

To : HS7 Member, risa_obata

Subject : Maaf

Maafkan aku kawan, mulai hari ini sampai entah kapan, aku pindah ke Seoul. Ayahku pindah tugas, harusnya aku sudah memberi tahu kalian dari seminggu sebelumnya. Doomo arigatou nee. Sayonara.

“Kau menerima email itu?” Waktu makan siang mengumpulkan mereka. Ryu, Yama, Chii, Yuto membicarakan email yang dikirimkan oleh Keito “Baka! Tega sekali dia? Dia anggap kita ini apa?” Yabu yang memang dekat dengan Keito benar-benar kesal dengan apa yang tengah terjadi. “Keito, kau benar-benarmembuatku kesal! Kau sudah menggangu Risa, sekarang kau pergi.” Ryu menggebrak meja. “Keito? Dia benar pergi?” Risa datang membawa bento. Diberikan bento itu kepada Ryu, “Gomen naa Ryu, Yama, Chii, Yuto. Ini pasti sebabku Keito Kun pergi” Belum selesai Risa berbicara, telunjuk Ryu telah menempel dibibir Risa. “Risa san, kau ta perlu menyalahkan dirimu. Keito pergi kan mengikuti orang tuanya” Chii yang sibuk dengan susunya akhirnya angkat bicara.

3 Years letter

“Risa, tolong ambilkan cake di meja. Aku malas sekali jalan.kakiku masih nyeri.” Ryu menyuruh Risa yang baru saja sampai di apartemennya. Cake ini kini ada dihadapan mereka. Dua potong, yang satu selai stawberi dan yang satu coklat. “Aku ambil coklat ya?” Ryu sengaja memilih yang coklat, padahal dia tau kalau Risa tidak suka stwaberi dan suka sekali dengan coklat. “Eh? Nande?” Risa kaget. “aku sedang ingin makan cake coklat, kau kan tahu, semalam saat latihan karate kakiku terkilir, bolehkan tuan putri?” Ryu menggombal sambil mencium pipi Risa. Risa hanya mengacak-ngacak cake yang  harusnya dimakan. “Nande? Kau mau yang coklat?” Ryu meledek Risa dengan menyuguhkan cake coklatnya. “Daijobu janai. Kau makan saja. Aku ingin kau cepat sembuh” Risa tersenyum manis kearah Ryu. “Uso! Aaaaa” Ryu menyuapi Risa dengan cake coklat. Risapun menerima suapan cake itu. “Eh? Nanda yo? Didalam mulutku ko keras?” Risa mengeluarkan sesuatu didalammulutnya. “Cincin?” Risa bertanya sambil melirik Ryu. “Itu janjiku tuan putri. Aku akan melamarmu. Coba liat ini.” Ryu menunjukan sebuah cincin lagi. Didalam cincinmu terukir namaku, dan didalam cincin ku serta hatiku terukir namamu. Ryu menggombal.

***

From : Ryutaro_Morimoto

To : HS7 Mamber

Subject : Tunanganku

Datanglah pada pertunanganku, tanggal 4 bulan depan. 2 hari sebelum ulangtahunku. Kau harus membawa pasangan mu.

Ryu mengirimkan email bahagia itu kepada 4 temannya.

From : Keito_Okamoto

To : Ryutaro_Motimoto

Subject : Re : Tunanganku

Masih pantaskah aku datang yang telah berniat merebut Risa dari mu?

Ponsel Keito berdering mendendangkan lagu Ashiteru Hey Say Jump.

“Moshi.mosh. Keito? Tentu saja kau boleh datang ke pertunanganku. Kau tau, aku merindukan mu, sangat merindukan mu” Ryu menelpon Keito yang sepertinya masih ada di Seoul. “Un Ryu. Doomo arigatou nee” Keito membalas disebrang sana. “iya, datanglah, aku mengharapkan mu.” Tanpa suara lalu telepon itu terputus.

***

04.April.2012

“Conguration Ryuu san.” Yuto, Yama dan Chii menberi selamat dihari pertunangan. “Sumimasen. Ryu to Risa san ne?” Seorang kurir datang menemui Ryu dan Risa di gedung yang Risa merasa sangat kecewa. “Patung minnime aku dan Risa.” Ryu mencium pipi Risa. “Eh? Wajah Risa memerah, dipatung ini aku mencium pipi mu. “Aku rindu dengan mu Keito” Aku dan ifu berecana liburan ke seoul. Mau ikutkah kau?” Yabu yang sudah menikah 1 bulan yang lalu, berencana berbulan madu di seoul. Ryu melirik Risa, “baiklah” Ryu memutuskan. “Pesankan aku satu kamar dengan 2 tempat tidur terpisah, aku tak ingin menjamah dia, belum resmi menjadi isteriku.” Ryu mengacak-acak tatanan rambut Risa. Seminggu kemudian, rencana berlibur ke Seoul terlaksana. “Hello Seoul, pantainya indah bukan Risa?” Ryu memeluk Risa yang tercengang dengan keindahan pantai dipulau kecil di seoul. Ifu dan Yabu sudah memesan kamar disebuah hotel berbintang. “Aku dan Chii ingin berjalan-jalan, kalian kehotel saja duluan” Yama yang sudah tak tahan dengan rengekan Chii yang meminta untuk berjalan-jalan di pantai akhirnya menuruti permintaan Chii. “Aku ingin bertemu dengan Keito Ryu, aku ingin tahu apa yang membuatnya menjauhi kita semua” Risa dengan malu-malu meeminta ingin bertemu dengan Keito. “Eh? Nande? Aku juga rindu dengan Keito, kau bawa alamat dari paket itu bukan? besok kita cari alamat apartemennya” Ucap Ryu. Risa dan Ryu menuju hotel, dan besoknya mereka semua sepakat untuk mencari alamat apartemen Keito. Mereka berkeliling menggunakan mobil sewaan, Rencana liburan berubah menjadi pencarian orang. “Kita sepertinya sudah sampai. Lihat ini kan apartemennya? Kita tinggal cari nomernya saja” Yama yang menyetir mobil memberitahu yang lain yang sedari tadi sibuk mencari-cari alamat. Setelah menggunakan lift, merekapun sampai dilantai tiga, “Tepat, ini alamatnya.” Ryu yang nampaknya sudah sabar segera memencet bel yang ada didepan pintu. “Permisi, benar ini alamat Keito Okamoto?” Yabu bertanya kepada seorang wanita yang membukakan pintu. “Benar, itu suami saya, adaperlu apa?” Wanita cantik itu berhasil membuat Chii yang sedang minum cola tersedak. Mereka semua tercengang dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. “Ibu, ada apa?” Tiba-tiba seorang aka kecil menghampiri wanita cantik itu. “Keito sedang bekerja, sebentar lagi dia pulang, mari sihlakan masuk” Wanita itu menyuruh mereka semua untuk masuk. Wanita itu menyuguhkan the hangat untuk mereka. Tak lama, bel berbunyi, Keito pulang. “Kalian? Kenapa bisa ada disini?” Keito sangat terkejut atas kedatangan keempat sahabat lamanya itu. Keito duduk di bangku depan mereka semua. “maafkan aku, aku sudah menikah dengan Ga Eul, dan kini kami dikaruniai seorang putra”. Semua terkejut akan penjelasan singkat Keito, “Tapi kenapa kau  samasekali tidak member tahu kami? Kau bahkan tidak pernah menanyakan kabar kami semua, kau juga tak pernah mengirim email apapun kepada kami? Sungguh kau bagai hilang ditelan bumi. Hanya paket-paket darimu saja yang kami terima. Kau tau? Betapa kami semua merindukanmu?” Yabu menjelaskan semua kesalahan Keito. Ini semua kemauan Papaku, aku sudah benar-benar bersalah pada kalian. Maafkan aku, terutama kau Ryu.” Keito mengulas kembali masalalunya. “Apa? Kau meminta maaf untuk apa?” Ryu berpura-pura tak mengeri. “Sudahlah Ryu, aku sungguh tak ingin membahas hal itu” Risa menghentikan pembicaraan tentang masalalunya. Semua terdiam sesat. “Maaf, hanya kata maaf yang pantas menggantikan semua ini. Aku tak tahu harus berbuat apa?” Keito membuka pembicaraan. “Berjanjilah kita akan tetap berkomunikasi. Ku rasa itu cukup untuk menggantikan semuanya” Yabu yang paling bijak memberikan saran. Keito mengangguk dan tersenyum kepas. Mereka berlima pun berpelukan dengan akrab. Sebulan setelah kejadian itu Ryu dan Risa pun menikah. Kali ini ada yang spesial, Keito datang dengan mengajak Isteri dan anaknya. “Risa, kali ini kau sudah benr-benar percaya 100% kepada ku kan?” Ryu berbisik ditengah keramaian pernikahan merka. “Eh? Tidak 100% Ryu. Ucapan Risa membuat Ryu terbelalak. Tapi kepercayaanku tak ternilai untukmu” Ryu memeluk tubuh Risa dengan erat. “Hentikan Ryu, kau bisa membunuhku”

The End