Rabu, 18 Mei 2011

fanfiction 'Sakura Chan' part 2

Hari ini ada yang berbeda disekolah, Sakura menyusuri koridor, semua mata tertuju pada Sakura, bahkan ada yang berbisik sambil melirik padanya. Aneh. Sakura hanya diam sampai dia melihat sebuah gambar dimading sekolah bertuliskan “ANAK SEORANG PELACUR” lengkap dengan foto.

Flash Back

“Sumimasen, Ano, aku ingin bertemu dengan ibuku, dia ada didalam kan?” Sakura bertanya pada seorang penjaga di club malam, “Masuklah” Sakura masuk kedalam club malam yang  asing baginya. “Ibu, lusa ada  pertemuan dengan wali kelas, ibu harus datang” Suara Sakura terdengar samar ditengah music yang terdengar sangat kencang. “Apa? Suruh saja ayahmu, sudah sana aku sedang sibuk” Ibu Sakura mencoba berbicara dipelukan pria lain. “Gomen ne, tidak bisa, aku tak tau ayah diamana” Sakura mengeluarkan nada yang cukup keras. Plaaakkkk “Pergi sana” Air mata Sakura menetes, dia tidak kuat untuk membendungnya. Sakura menyusuri jalan malam yang dingin, dengan masih mengenakan seragam sekolah.

Flash back end.

Sakura mendatangi guru BP disekolah. “Sensei, aku ingin tahu siapa yang membuat seperti itu?” Dengan nada lemah Sakura memberanikan diri menghadap. “Kami akan menutup kasus ini Sakura Chan, kau tidak akan dikeluarkan. Sekolah tidak akan mengeluarkan murid terbaik disekolah” Uzaken Sensei menenangkan Sakura yang gusar. “Doomo Arigato Sensei” Sakura kembali kekelas dengan wajah murung. Dikelas semua siswa dan siswi seperti menghindar darinya. Jam pelajaran mulai. Megumi sensei mengajar bahasa Inggris, pelajaran yang menurut semua murid amat sulit, namun tidak bagi Sakura. Ditengah pelajaran Fukuda menyinggung tentang pekerjaan orang tua Sakura. Sakura berdiri dari bangkunya. “Minna, kalian tau aku bersekolah disini tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Kau Fukuda ku, berapa banyak biaya orang tuamu untuk menyekolahkan mu? Untuk membeli semua kosmetik yang kau pakai? Semua aksesoris yang kau pakai?” Tatapan mata tajam Sakura mengarah kepada Fukuda, Fukuda memang selalu merasa iri oleh Sakura. Fukuda hanya tertunduk tidak dapat membalas perkataan Sakura. Sensei menyuruh Sakura untuk tenang. *jam makan siang atap sekolah. “Sakura chan, aku tidak perduli apapun pekerjaan orangtua mu, dimataku kau tetaplah sahabat terbaiku ku” Yuma merangkul bahu Sakura yang menagis diatap sekolah. “Sankyu ne Yuma chan” Sakura menghapus air mata yang menggenang dimatanya. “Pulang sekolah nanti kita kerumah ku ne, ibuku memasak makanan kesukaan ku” Sakura mengangguk, tanda persetujuan. “Tadaima” Yuma membuka pintu, mempersihlakan Sakura masuk. “Ah, Sakura chan ne?” Seorang wanita cantik yang tak lain adalah ibu Yuma mempersihlakan Sakura masuk kedalam rumah. “Sihlakan duduk” Sakura dan Yuma duduk di sofa diruang tamu. Rumah Yuma cukup besar untuk ukuran keluarga yang kecil. “Sihlakan” Ibu Yuma menyodorkan teh dan cake coklat. “Sakura chan, Yuma sudah banyak bercerita tentang mu. Tunggulah suami ku pulang, kita makan malam disini ne” Sakura menganggk. Member isyarat bahwa ia bersedia menerima tawarannya. “Sakura chan, jadi ibu mu bekerja sebagai apa?” Pertanyaan dari mulut ibu Yama membuat Sakura sedikit tersedak ditengah meja makan. “Pegawai Swasta, biaya sekolahku ditanggung sepenuhnya oleh sekolah.” Sakura melirik kearah Yuma, wajahnya tampak murung. Yuma tersenyum lebar untuk menenangkan Sakura.

***

Plaaaakkkk “Aku menyekolahkan mu bukan untuk pulang malam Sakura! Cepat sana buatkan makan malam untukku” Ibu Sakura menyambut kedatangan anak satu-satunya dengan tamparan. “Sakura ambilkan aku arak, cepat!” Dari dalam ruang tamu suara ayah Sakura terdengar ditelinganya. Diam-diam Yuto mengikuti Sakura dari pulang sekolah. Yuto mendengar semua yang terjadi didalam rumah Sakura. “Ohayou Sakura chan. Ini” Yuto memberikan sebuah buku berjudul ‘kasih sayang yang tersimpan’. “Sakura chan, kau mau menerimanya kan?” Yuto mengejar Sakura yang meninggalkannya begitu saja. “Sakura chan, ku mohon” Yuto menjulurkan buku itu. “Arigato” Sakura menerima buku itu, sedikit tersenyum dan berlalu. Wajah Yuto murung, dalam hatinya dia ingin sekali membantu Sakura. “Awwww” Yuto tersentak mendengar ekspresi Sakura. Perlahan Yuto menggulung lengan baju Sakura. Air mata Sakura jatuh. “Gomen na, Yuto menghapus air mata dipipi Sakura. Suasana belakang sekolah yang tenang kini menjadi riuh dengan tangis Sakura. “Ku mohon” Yuto meminta Sakura untuk tinggal dirumahnya. “Aku akan mencari pekerjaan, jadi kau bisa sewa apartemen” Sakura menggeleng. “Yuto chan, kau adalah lelaki teraneh dalam kehidupan ku. Kau pantang menyerah ne” Sakura tersenyum lebar. Membuat Yuto ingin memeluknya. “Eiittt Baka Yuto chan” Yuto membatalkan niatnya itu. “Sakura chan, kau kenapa tidak kea tap sekolah?” Yuma menghampiri Sakura yang berjalan dikoridor. “Gomen na, aku tidak membawa bento, jadi aku tertidur dibelakang sekolah” Sakur berbohong dia tidak ingin Yuma marah. “Kenapa tidak bilang, kau bisa mengirim e-mail padaku kan?” Sakura tertawa kecil. “Aku kan tidak punya ponsel” ucapannya membuat Yuma menjadi tertawa. “Sayonara” Sakura membereskan semua barang-baranya lalu melangkah pulang. Sakura tidak mendapati ibunya ada dirumah, untuk menghindari amarah ibunya dia mebersihkan rumah dan segera memasak. Sakura duduk dimeja belajarnya memandangi sebuah buku yang tadi diberi oleh Yuto.

Halaman 5 : Yang Sebenarnya

“Ibu sungguh tak memperduliakan ku. Sungguh diriku adalah dosa baginya. Aku hanya bisa diam dan diam” Sakura memahami lagi kalimatnya. “Aku mengerti maksudmu Yuto” Nada suara Sakura terdengar lirih. “Sumimasen” Terdengar suara seorang laki-laki dari luarrumah Sakura. “Yuto Chan”. “Sakura chan, ini. Yuto memberikan sekotak bento. Aku buatkan dengan tanganku sendiri, ini buktinya”. Yuto memberi tahu sakura tangannya yang diplester. “Aku pulang ya, jangan luoa besok kembalikan kotak benyo ku” Yuto meluncur dengan sepedanya. Sakura tersenyum hatinya berkata “Aku mulai menyukai dia”.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks For Leave A Coment