Rabu, 06 Juli 2011

Fanfiction 'Urayamashii'

Fanfiction

Title : Uruyamashii

Cast : Arioka Daiki (HSJ)



Fukuzawa Saya, Dinchan Tegoshi,

Genre : NC19+

WARNING ANAK DIBAWAH 16 TAHUN DILARANG BACA. SUMPAH GA BOHONG. BERBAHAYA

“Fu chan” Seru Daiki yang sedang menunggu Fu yang sedang membuat minuman di dapur.

“Nani?” Tanya Fu

Daiki melangkah menuju dapur, berdiri dekat dengan Fu.

“Doushita no?” Tanya Fu bingung

“Kawaii desu” Ucap Daiki sambil mencubit pipi Fu.

“Aa. Itaiii Daiki chan” Fu kini mencubit pipi Dai juga.

Daiki bergerak kebelakang tubuh Fu, memeluk tubuh kecil Fu dari belakang.

“Kita sudah berapa lama?” Tanya Daiki berbisik ditelinga Fu.

Fu merasa merinding, darahnya naik ke otak.

“Apanya?” Tanya Fu dengan muka lucu.

“Pacaran, kita sudah berapa lama pacaran?” Tanya Daiki lagi, menjelaskan.

“Hmm, mungkin 2 tahun” Ucap Fu, lalu melepaskan pelukan Daiki.

“Kenapa dilepaskan?” Tanya Daiki kesal.

“Kau tidak mau minum?” Fu malah bertanya balik.

Daiki memeluk Fu lagi.

“Tidak, aku hanya ingin dirimu” Bisik Daiki ditelinga Fu lagi, dan lagi-lagi membuat aliran darah Fu seperti lari kepuncak.

“Aa. Etto, Hmm” Fu mengeliat.

Daiki mencium telinga belakang Fu. Fu sendiri hanya memegang erat pelukan Daiki, Kini lidah Daiki mulai bermain dengan telinga Fu, Fu hanya diam. Sepertinya Daiki tau betul dimana letak lemah seorang wanita.

“Daiki” Ucap Fu lirih.

Daiki hanya diam, tak menjawab, Lidahnya masih terus asik dengan telinga belakang Fu. Perlahan tangan Daiki masuk ke rok mini yang Fu pakai, meraba lembut paha mulus Fu, kekasihnya.

“Daiki chan” Ucap Fu lagi, namun tidak memberi perlawanan.

Fu berbalik, mencium bibir Daiki, Daiki membalas ciuman itu. Kini badan Fu tersudut diantara meja makan dan Daiki, bibir mereka masih tetap terpaut berciuman.

“Gomen” Seru Daiki lalu mengelap peluh yang ada di keningnya.

Fu menghela nafas panjang. Keduanya tertunduk malu. Daiki memeluk Fu.

“Tenang lah” Bisik Daiki.

***

“Doushita no Fukuzawa chan?” Tanya Din senpai di club dance, ketika melihat juniornya melamun.

“Daijobu senpai” ucap Fu, lemah.

Fu dan Daiki memang sudah berpacaran sejak dua tahun yang lalu. Daiki adalah senpai Fu disekolah, Daiki teman Din, dari Din lah, Daiki bisa kenal dengan Fu dan berpacaran dengan Fu.

“Kau belum apa gerakannya kan? Ayo latihan lagi” Din menarik tangan Fu.

“Chotto Din Nee-chan. Aku lagi galau” Ucap Fu lirih. Melepaskan tangan Din.

“Eh?” Din tersentak, menyadari sepertinya Fu sedang ada masalah.

“Aku, Daiki” Fu menggantungkan kalimatnya. Fu berdiri, meninggalkan Din.

“Fu chan, matte”  Din mengejarnya.

Fu berlari semakin kencang, meninggalkan Din.

Bruuukkkk

“Fu chan? Daijobuka?” Daiki memeluk tubuh Fu.

Fu terdiam, menatap lelaki yang dia tabrak adalah Daiki. Fu menangis dipelukan Daiki.

“Doushita no?” Tanya Daiki masih memeluk Fu.

Fu tidak menjawab, membuat Daiki semakin bingung.

“Bicaralah, kumohon” Daiki memasang tampang sedih”

Fu menghapus air matanya.

“Daiki chan, apa kau masih menyukaiku?” Tanya Fu lirih

“Maksudmu apa bertanya seperti itu?” Daiki bingung bukan kepalang.

“Kemarin? Kejadian kemarin” Fu tak mampu berbicara.

Daiki tersenyum, lalu mencium kening Fu. Maaf aku yang memulainya. Aku tahu, kau gugup.

“Gomen, aku” Fu menggantung kalimatnya lagi.

Daiki sudah tahu apa yang ingin Fu katakan.

“Tidak apa-apa” Daiki tersenyum, memeluk gadis yang paling berharga baginya.

Semenjak kejadian itu, hubungan Fu dan Daiki sedikit renggang, berulang kali Daiki berkata ‘tidak apa-apa’ namun semakin Daiki menyakinkan Fu, semakin Fu merasa bersalah, Cinta memang menyulitkan.

“Tidak, tidak sepeti itu Fu chan” Bentak Din. Yang sedang mengajari Fu di club dance.

“Bagaimana?” Bentak Fu pada Din.

Din terdiam, melihat Fu yang pendiam tiba-tiba membentaknya.

“Kau kenapa? Tidak sepeti biasa. Ini bukan Fukuzawa” Seru Din sambil mengguncang tubuh FU.

Ada yang beda dengan Fu, dia lebih cepat marah. Seperti bukan Fukuzawa.

“Kau ini kenapa?” Tanya Daiki yang mulai sadar akan perubahan Fu.

“Kenapa?” Tanya Fu dingin

“Kau berubah tau. Semenjak kejadian dirumah mu” Ucap Daiki sedikit kesal.

“Berubah? Hah? Berubah?” Fu meninggalkan Daiki dengan wajah kesal.

“Ada apa sih sama Fu? Kenapa Fu? Daiki menjambak rambutnya, penasaran akan salahnya.

To : Fu chan

From : Daiki

Subject : nande?

Fu chan, apa salahku? Kenapa kau berubah?

Daiki menekan tombol send.

Satu jam, dua jam, Daiki masih memegang ponselnya, menunggu balasan dari Fu.

Tak sabar, daiki mendial nomer Fu.

“Moshi-moshi. Fu, kenapa kau tidak membalas email ku?” Tanya Daiki ditelepon.

“Maaf, Fu sedang tidak mau berbicara dengan mu. Dia akan aman bersama ku” Daiki menggepal tangannya, amarahnya berkumpul menjadi satu, mendengar suara laki-laki.

Daiki menggunakan mantelnya, menggunakan sepeda kesayangannya. Sepeda yang menemani dia mendapatkan cinta Fu dan sepeda ini pula yang menemani hari-harinya bersama Fu selama 2 tahun belakangan ini. ‘Ai’ sepeda keberuntungan Daiki.

Ting. Tong. Daiki memencet bel yang ada di depan rumah Fu.

“Cari siapa?” Tanya seorang anak kecil. Daiki tau, itu adik Fu.

“Fukuzawa ada?”

Anak kecil itu menggeleng “Tidak”

“Apa kau Daiki?” Tanya anak kecil itu.

Daiki mengagguk “Iya.Iya, ada apa?” Tanyanya kalut.

“Ini. Neechan, menitipkan sesuatu” Daiki menerima sebuah kertas.

Daiki membacanya.

Aku sedang belajar,

Tunggulah.

Aku tahu, aku ini memalukan sekali.

Aku tidak seoerti Din Nee-chan

“Apa maksudnya?” Daiki meremas kertas itu, lalu membuangnya ke tempat sampah.

***

“Semalam apa maksudmu sedang belajar? Kau belajar apa? Bersama pria kan? Siapa dia?” Pagi itu, Daiki benar-benar dibuat kesal oleh Fu.

“Belajar apa yang kau dan Din Nee-chan lakukan. Namanya Ryutaro, dia anak sekolah lain. Kenapa?” Jawab Fu santai.

Darah Daiki benar-benar naik, amarahnya sudah tidak tertahan.

“Maksud mu apa? Apa yang aku dan Din lakukan?” Tanya daiki.

FLASH BACK

“Din, ku mohon” Ucap daiki sambil memegang tangan Din.

“Sungguh aku tidak bisa” Bentak Din pada Daiki.

“Aku yakin kau bisa” Suasana perpustakaan yang sepi menjadi gaduh akibat dua orang yang sedang beradu bicara ini.

Bruuuukkkk

Din terjatuh, Daiki mencoba menolongnya, manun mereka malah terjatuh, Daiki menindih Din.

“Astaga, Din Nee-chan, Daiki” Fu mencoba menahan airmatanya, melihat seseorang yang dia cintai bersama dengan gadis lain. Din itu sahabat Daiki dan Fu juga.

“Tega sekali aku Din Nee-chan. Kau jahat Daiki” Fu berlari meninggalkan suasana yang mebuat hatinya hancur berkeping-keping.

FLASH BACK AND.

“Mengerti?” Tanya Fu datar.

Daiki menarik tangan Fu, menemuin Din.

“Ku mohon, jelaskan apa yang terjadi diperpustakaan yang lalu” Din tersentak emndengar ucapan Daiki.

“Nani? Ohhh. Astaga, jadi kau cemburu?” Tanya Din pada Fu.

Fu terdiam.

“Jadi itu yang membuat kau berubah? Pantas”

Din menjelaskan semua yang terjadi. Fu menagis sejadi-jadinya.

“Sekarang bilang siapa itu Ryutaro?” Tanya Daiki sambil merangkul Fu.

Fu hanya diam, wajahnya tertunduk.

“Kenapa kau tidak mau memberi tahu?” Tanya Daiki sambil mendongkak wajah Fu.

“Ini” Fu memberikan ponselnya.

Fu menagis lagi, airmatanya semakin deras.

“Maksudmu” Tanya Daiki sambil terus memegang ponsel Fu.

“Buka saja folder video” Suara Fu lirih.

Daiki mulai beraksi, jempolnya bersentuhan dengan tombol di ponsel Fu.

Daiki melihat sebuah rekaman.

Seorang wanita, dan seorang lelaki. Mereka berciuman dengan ganas dan penuh nafsu. Bibir mereka terpaut lama sekali. Di deti k 59 lelaki itu membuka kemejanya, lidah lelaki itu beraksi, menjilat semua bagian leher jenjang wanita itu, wanita itu hanya menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh lelaki itu. Wanita itu membuka semua bajunya, kini lidah lelaki itu mulai turun dan menjilati bagian dada wanita itu. Posisi mereka masih sama-sama duduk. Diatas kasur. Lelaki itu membaringkan wanita itu. Lalu mulai membuka celananya. Tanpa ragu…

Daiki menutup mulutnya. Daiki menagis.

“Ini kau?” Tanya Daiki dengan suara terisak”

“Doomo Sumimasen” Ucap Fu lirih.

Daiki memeluk tubuh Fu yang sedikit gemetar.

“Sungguh, aku menyayagi mu, aku tak ingin kau terluka. Aku ingin bersama mu selamanya” Bisik Daiki ditengah rintik hujan yang mulau mengguyur kepala meraka.

“Aku menyesal” Fu memeluk Daiki.

“Apalah arti penyesalan? Berjanjilah kau akan terus bersama ku. aku akan melupakan segalanya”

Fu mengangguk dalam dekapan Daiki.

***

Daiki melihat kemeja sekolah Fu yang basah karena hujan. Daiki melihat kearah belahan dada Fu.

“Nande?” Tanya Fu.

Daiki menelan ludah. Lalu tersenyum.

“Ganti saja pakaian mu. Dikamarku. Sana” Daiki menyuruh Fu mengganti pakaian.

Fu menggeleng. Fu duduk dipangkuan Daiki. Membuat wajah daiki menjadi inconnect ---> (⊙…⊙ )

Fu mencium bibir Daiki dengan ganas. Tanpa ragu Daiki membalasnya. Daiki menggendong Fu ke kamar, meletakan Fu diatas kasur dengan halus. Mengecup dada Fu yang sudah tidak tertutup apapun. Fu menjambak rambut Dai, merasakan kenikmatan yang mungkin sudah pernah FU rasakan, tapi bukan dengan seseorang yang Fu cinta. Kini dia melakukan hal itu dengan Daiki, seseorang yang dia cinta.

~END~

Lohhh? Nga ada lanjutannya?

Ngaaaaa. Ngaaaa ada. Gila sa kalo harus buat ini lebih panjang lagi.

Mau ada berapa part NC lagi? Nga kuuaaaaaaatt

Aduhh Gaze. Sumprit Gaze. Selalu gaze dan gaze nga pernah bener.

See you in next FF

5 komentar:

  1. huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..gila >///////< )b good job!*plakk

    BalasHapus
  2. hahaha. tunggu yang lain ya Fu.
    gomen gaze.

    BalasHapus
  3. uwoo!! ah, aku lebih suka yang ini jadinya *nutup muka pake bantal*
    Good job lisa-chan!
    Lisa-chan buat lagii dooong~~ >) 3)

    BalasHapus
  4. astaga. kenapa labih suki yang ini?
    karena lbh blak-blakkan?
    oke ditunggu ya karya NC ku yang lain.
    hahaha *ero hime*

    BalasHapus
  5. astaga. ini ko beginian sih lisa san?

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment