Minggu, 03 Juli 2011

Fanfiction 'Watashi No Yume 2-end'

-1 tahun kemudian-

“Suki desu” Aku menjawab dengan lantang, mungkin karena aku benar-benar menyukainya sekarang.

“Kalau begitu kita jadian? Ayo ikut, aku akan meneraktirmu makan” Yuma menarik tanganku lembut, membawa ku masuk kedalam mobilnya.

“Gomen, mobil ku sedikit berantakkan” Aku duduk disampingnya, melihat beberapa kaset miliknya. Ingin sekali aku mengambilnya, bahkan ada kaset Hey!Say!JUMP juga.

“Doshita yo?” Yuma menyadari sesuatu yang aneh dari ku.

Aku menggeleng lalu tersenyum.

“Kita mau makan dimana?” Aku bertanya ketika Yuma mulai melaju dengan kecepatan sedang.

“Aku akan membawamu ke tempat yang ku yakin kau suka” Ucapannya romantis sekali, membuat ku semakin terbang ke langit ke tujuh.

Aku hanya tersenyum, tidak mampu berkata apapun.

“Ini kah?” Tanyaku saat sampai disebuah restoran kecil. Ku pikir biasa saja, sama sepeti restoran yang lain.

Yuma berjalan, menggengam tanganku. Aku hanya bisa pasrah, mengikutinya.

Aku tertegun, melihat pandangan malam yang indah, pandangan bias lampu di Negara impian ku, semuanya terlihat begitu indah.

“Lisa san, daijobu desuka?” Yuma sedikit menguncang tubuhku. Aku tersadar.

“Kita duduk disini” Yuma menggeser bangku, mempersihlakan aku duduk, begitu romantis.

“Apa ini tidak terlalu mewah?” Aku muali bertanya, sambil menunggu pesanan.

Yuma menggeleng, “Ini untuk mu Lisa san” Yuma menggegam tangan ku.

Perasaanku bercampur, ada senang dan sedih, Ya, aku bahagia bisa bersamanya, Nakayama Yuma, ku pikir dia hanya seseorang yang tidak mungkin ku kenal hanya sebatas ichiban. Disatu sisi hatiku sedih, aku takut kita tidak bisa bersama selamanya, perbedaan status kita jauh sekali.

“Ada yang salah denganmu? Biasanya kau ceria?” Yuma menyadari perbedaanku.

“Aku sedikit pusing” Ucapku, berbohong.

“Eh? Kau sakit?” Yuma panic, tangannya yang tadi menggenggam tanganku, beralih menuju keningku.

“Daijou Yuma chan” Aku terus menerus terjerumus kedalam kebohongan yang kubuat sendiri.

Tak lama makanan yang kami pesan datang, aku mulai mengunyah makanan ini. Enak sekali rasa makanan ini, aku tak pernah merasakan yang seenak ini, tapi senyum itu, senyum dari bibir Yuma, seketika melunturkan kelezatan makanan ini. Aku menatap Yuma yang sedang makan, dia memang suka pasa wanita yang suka makan. Ya, Aku mencintaimu Yuma.

“Kua istirahat, besok aku akan menjemputmu, aku akan mengantarmu ke kampus” Kata Yuma lalu mencium keningku.

Aku membuka Ryuma, mulai memasang modem ku, lalu mengecek semua email yang masuk, aku sempatkan diriku untuk menulis di blog

“Kebohongan Yang Indah” Kali ini aku menulis tentang sebuah kebohongan yang manis, mungkin lebih manis dari permen.

Aku menatap wallpaper Ryuma, Ini foto Yuma, ku mabil dari google dulu.

Bippp. Ponselku bergetar.

From : Yuma

Subject : Istirahat

(Image)

Aku menekan tombol open, ini fotonya. Aku dapatkan dari dia langsung, bukan senang yang ku dapat, tapi setetes air mata yang berlanjut menjadi tangisan.

Aku mulai mengetik lagi, sambil terus menenangakan pikiranku.

Tuhan, ku rasa aku yang salah

Aku yang memulainya.

Aku yang bodoh,

Aku yang ingin dekat dengannya.

Sekarang kau kabulkan itu,

Hingga aku dan dia memiliki hubungan khusus.

Tuhan,

Aku sudah mencintainya

Tapi apa bisa?

Aku ingin terus bersamanya

Ingin terus menatap senyumnya

Tak ingin ini berakhir, sampai aku menutup mata.

Air mataku semakin deras mengalir, entah, apa yang harus aku lakukan. Hati ini bimbang sekali.

***

“Jadi kau pacar Yuma?” Senpai itu menghampiriku

Aku megagguk.

“Berhati-hatilah, banyak sekali kamera yang mengintai” Senpai itu lalu pergi emninggalkanku

Aku mengerti maksudnya, aku tau paparazzi ada dimana-mana, maka dari itu aku tak pernah lupa untuk membawa pelindung.

“Jadi? Kau mau mengenalkan ku pada ibu mu?” Aku bangkit a=dari tempat duduk disebuah resto kecil didekat kampus.

“Iya, nande?” Yuma dengan santai menjawab seperti itu.

“Tidak, aku tidak bisa”

“Nande?” Tanyanya, sambil berusaha membuatku duduk.

“Yuma chan” Aku menutup wajahku dengan tanganku, lalu menagis didalamnya.

Yuma berpindah, lalu mendekapku dengan dekapan hangatnya. Dekapan yang sudah enam bulan terakhir selalu kurasakan.

“Tenanglah, aku akan menunggu sampai kau siap” Yuma berbisik ditelingaku, mencoba menenagkanku,

Entahlah, kata-kata itu terus terniang di otakku, ‘sampai kau siap’ aku tidak akan pernah siap Yuma. Maafkan aku.

Dandananku sedikit mencolok, aku tidak mengerti dandan, memnag aku ini wanita yang bodoh, padahal hari ini ulang tahun Yuma.

“Astaga, Yamada, Chinen?” Aku tersentak, melihat dua makhluk berjalan bersama dengan pakaian yang rapi. Tak lama kemudian aku melihat segerombol orang

“Shintaro, itu shintaro” Ucapku dalam hati.

Betapa bahagianya aku, mungkin aku adalah wanita yang paling beruntung didunia ini. Terimakasih Tuhan. Aku berjalan, menggunakan sepatu berhak sekitar 6cm. hak segini pun sudah membuatku kesulitan berjalan.

“Lisa chan” Aku menghampiri Yuma, sedikit berlari.

“Jadi ini pacarmu?” Tanya Yama yang kini didepan mataku.

“20 tahun ya? Sudah lepas dari penyiksaan itu kan?” Chinen memberikan sekotak besar hadiah. Astaga besar sekali.

“Dia akan menjadi yang pertama dan terakhir, dia bukan orang Jepang” Yuma mencium pipi sebelah kananku, aku hanya bisa terkaget.

“Kawaii desu” Shintaro datang, memberikan kado, cukup besar juga.

“Yuma chan, aku permisi ke toilet sebentar” Aku meninggalkan Yuma yang sedang asik dengan pestanya.

“Kau bilang pertama dan terakhir?” Aku muali menagis, di belakang taman, aku mengambil kaca, melihat make up abal-abalan yang ku pakai. Luntur.

Aku membuka ponselku.

To : Yuma

Subject : tunggu sebentar

Maaf, tunggu sebentar, aku sedikit sakit perut.

Aku mengitim pesan padanya. Entah, aku jadi atau tidak memberikan kado ini. Aku malu.

Aku membuka kotak kecil, didalamnya hanya ada sebuah jam tangan berwarna putih, warna kesukaan Yuma.

“Kau disini?” Aku tersentak mendengar suara itu. Suara Yuma.

“Gomen” Ucapku lirih.

“Make up mu luntur tuh” Yuma memberiku sapu tangan, berwarna putih.

“Apa ini?” Tanyanya lalu mengambil kotak yang ada disebelahku.

“Eh, Jangan” Aku mencoba menahannya.

“Buat ku kan?” Tanya Yuma yakin.

Perlahan Yuma membuka kotak itu,

“Jam berwarna putih? Mengapa kau memberikannya untuk ku?” Yuma memperhatikan jam itu.

“Etto, aku hanya ingin kau tepat waktu, aku juga tidak punya uang banyak untuk membeli kado yang lebih mahal” Aku berkata jujur kali ini.

“Arigatou” Yuma memelukku, aku dapat mendengar detak jantungnya, merasakan aliran darahnya. Namun dadaku sesak, sesak sekali.

“Aku menicintaimu Lisa san” Bisik Yuma ditelingaku.

Aku tak bisa menjawab, aku takut, takut kehilangan mu Yuma, aku tak mau.

Yuma mencium keningku.

“Sungguh, aku mencintaimu, tak mau kah kau bilang kalau kau mencintaki ku juga?” Yuma bertanya, sungguh, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang ku takutkn.

“Atashi mo” Lirih ku ucapkan kalimat itu, lalu menagis dipelukan Yuma, entah mungkin make up ku sudah terhapus semua.

“Kau lucu, aku selalu tertarik padamu” Kata-kata itu, dulu prnah diucapkannya, semua ata-kata indah, aku masih ingat betul. Aku jadi semakin takut kehilanganmu Yuma chan.

Aku menulis lagi. Di tempat curhat ku, blog.

“semakin takut kehilanganmu”

Iya seperti judulnya. Kini tingkatan perasaanku bukan lagi Fans ke Idola, tapi seorang Lisa kepada Yuma, aku sudah meihat Yuma sebagai Yuma, bukan sebagai seorang idol yang selalu diidamkan, tapi seorang Yuma yang dia adalah kekasihku.

“Ini tiket konsernya, aku belikan kau yang VIP. Hadiah balasan karena telah member ku ini” Yuma memberiku sebuah tiket konser Hey!Say!JUMP.

“Aku akan tampil disana, jangan sampai tidak datang” Yuma mencium pipiku.

Aku menatapi tiket itu, mahal sekali pikirku. Konser ini tepat satu bulan sebelum aku pulang ke Indonesia, entahlah, perasaanku bercampur aduk.

Aku benar-benar melihat konser megah ini. Diposisi ku dapat melihat ke berbagai arah, bahkan waktu NCY tampil, Yuma memberiku sebuah ciuman jauh, aku menagkapnya lalu menyimpanya dalam hati. Ku lihat ekspresi Yuma hanya tersenyum, lalu menghibur lagi.

Penampilan mereka memukau, hingga konser berakhir. Enah berapa banyak teriakan didalam gedung ini, dan entah berapa banyak ekspresi senang. Aku bahagia, bahagia sekali dapat melihat ini semua.

Seminggu lagi aku akan pulang ke Indonesia, Mau tidak mau aku harus menyampaikan sesuatu pada Yuma, aku sungguh tidak bisa jika harus menyatakannya secara langsung.

Aku benar-benar meminta maaf,

Entah aku harus menceritakannya dari mana?

 Aku sudah tahu siapa dirimu jauh sebelum kita bertemu, kau adalah ichibanku.

 Jika kau mengeti bahasa ku, kau buka saja blog ku morimotolisa.wordpress.com

Maaf, aku yang berbohong sejak awal, aku berkata ‘aku tidak mengenalmu’ itu bohong Yuma chan.

Aku tahu siapa dirimu, aku mengagumimu.

Kini semuanya menjadi kenyataan.

Aku dapat menyentuhmu, bukan di layar computer, tapi sosok utuh sebagai kekasihku.

Aku tahu aku salah besar, aku mengakuinya, aku BODOH.

Aku menikmati kebohongan manis ini,

Tapi terkadang aku sadar dan ingin mengakhiri ini semua.

Namun, aku sudah terlanjur mencintaimu,

Sebagai YUMA, bukan sebagai ichibanku lagi.

Aku mencintaimu Yuma, sungguh.

Aku ingin kau yang mendapatkan yang terbaik

Bukan sepertiku. Lagi pula agama kita berbeda bukan

Maaf  aku tidak bisa jika haru mengubah agama ku.

Aku akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini

Terimakasih atas semuanya.

Aku benar-benar mencintaimu Yuma,

Love

Lisa

Aku melipat kertas berwarna putih itu, ku masukkan kedalam amplop kecil berwarna biru.

Semua barang-barang ku sudah ku kemas dengan baik, kini saatnya aku pergi, meninggalkan Jepang untuk melanjutkan sekolahku.

Aku berjalan menuju supermarket, teringat akan pertama kali aku bertemu dengannya. Bertemu dengan YUMA. Otakku seperti memutar masa-masa indah bersama dengan Yuma, mambuat ku berat meninggalkan Negara ini. Aku berhenti melangkah, memasukkan surat itu kedalam box surat,

“Semoga besok sudah sampai” Harap ku sebelum memasukkan surat itu.

Kini, kaki ku menapak di Narita untuk yang kedua kali. Untuk melakukan perjalanan pulang ke Indonesia.

Selamat tinggal Jepang,

Selamat tinggal Yuma,

Mungkin suatu saat nanti aku akan kembali kesini dengan setumpuk cita dan secercah senyuman.

~END~

Astaga. Saya nagis sendiri ini. Why? Why? Why? Hahahaha

Jadul deh pake nagis segala.

Ahhhhh, semoga ini jadi kenyataan ya. Amiiiiinnnnnnnn

Jyaa mata ne. See you di FF selanjutnya.

3 komentar:

  1. Endingnya nyeremin. bikin nagis deh.
    lisa san rela ngelepas yuma yang udah ditangan.
    aduh kalo aku sih nga bakal aku lepas deh.

    BalasHapus
  2. what? nyeremin? hahah
    only story. kalo beneran juga gak bakal aku lepas. hahahah

    BalasHapus
  3. sugoi. terharu aku bacanya lisa chan.

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment