Senin, 22 Agustus 2011

Fanfiction 'You Don't Need Me'

Fanfiction

Title     : You Don’t Need Dewa Amor

Genre  : Romance only gaze juga. Hahaha

Rating  : G or PG

Author : Lisa Wulan Novianti

Cast : Ryutaro Morimoto (HSJ),



Ayano Nishimura (OC),

Iro (Dewa Amor gaze),

YOU DON'T NEED ME


#Ayano POV#

Aku tak tahu, mengapa hari ini aku ingin sekali mencurahkan semua kebodohan remaja aneh yang seperti diriku ini. Sejujurnya sudah sangat lama aku memendam perasaan suka padamu. Waktu itu kita berada dalam kelompok orientasi siswa SMU. Dimana semua siswa da siswi memiliki julukan nama sesuai warna. Aku merah dan kau putih. Dulu saat orientasi sebelum memulai kegiatan semua peserta membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan, saat itu aku selalu mencari kesempatan untuk berada didekat mu. Saat kau julurkan tangan dan mengenggam tangan ku secara tidak langsung aku merasa seperti kau menyalurkan energy agar aku menjalani hari-hari ku dengan penuh semangat, rasanya benar-benar menyenangkan. Namun sayang, perasaan itu selalu aku simpan baik-baik sampai saat ini. Sungguh, Dewi Amor, dimana kamu? Aku membutuhkanmu.

“Besok kita akan mengadakan rapat untuk pengurus osis yang baru, Ayano san, kau temani aku ya” Ucapan Ryutaro begitu membuat ku melayang kelangit ketujuh, setelah sekian lama, dia memang ketua osis disekolah yang cukup besar di Okinawa ini, tapi Ryutaro adalah sosok yang sangat pendiam, maka dari itu aku sama sekali tidak berani mengatakan perasaanku.

============================================================================

#Iro POV#

“Ahhh, Hontou ni sumimasen tuan putri. Gomen nasai” Ucap ku pada tuan putrid yang dari tadi sudah marah-marah dihadapanku. Ini memang salahku, aku yang harusnya sudah mendapatkan pasangan yang harus ku jodohkan dari tanggal 14 februari kemarin, aku lalai akan tugasku. Aku harus mencari pasangan yang harus ku jodohkan. Panah cinta ini harus segera menancap di jantung hati kedua pasangan yang saling menyukai tentunya, kalau tidak jangan harap aku bisa bermain bersama teman-temanku lagi.

“Iro. Jangan bengong saja, capat sana turun kebumi” Tuan putri memang selalu kejam, menuruhku turun kebumi setiap hari. Dia bilang ‘jangan pulang sebelum pukul 8 malam kecuali kau menemukan sepasang kekasih yang berhasil kau jodohkan’ nyenyenyeneyneyeney~ aku malas sekali mendengar suara cempreng nan sumbang itu.

Aku juga tidak akan bisa nak tingkat menuju alam yang lebih baik dan sempurna sebagai seorang Dewa Amor, aku harus melewati beberapa tingkatan, padahal ditingkat kali ini tugasku sangat mudah, tapi mengapa aku tidak bisa melakukannya ya?

Dan terlebih parah lagi, aku tidak mungkin menunggu sampai tahun depan 14 februari, hari valentine. Itu terlalu lama untukku. Bisa-bisa aku didepak.

==============================================================================

#Author POV#

Ryutaro terus memandangi foto yang masih saja bertengger di dompet berbahan jeansnya itu, dirinya masih sangat menyukai gadis itu, gadi yang dulu dia kenal saat pertama masuk sekolah. Dengan gontah dia berjalan menusuri koridor menuju ruang osis, dia sudah ada janji akan rapat bersama pengurus osis yang laiinya.

Sambil berjalan, Ryutaro masih terus memandangi foto yang ada didompetnya itu.

“Baka! Aku ini lelaki yang paling memalukan sedunia, hanya begini saja aku tidak bisa? Padahal jika aku berkata ‘kimi ga daisuki’ didepan fotomu aku bisa mengatakannya, aku mampu tanpa gugup sekali pun, menatap matamu dari foto ini aku bisa, bahkan memandang wajahmu berjam-jampun aku sanggup (author : kata-katanya lebay lagi) tapi saat aku berada dekat denganmu hanya dari jarak satu meter saja, hati ku sudah bermain drum, kaki dan tanganku sudah tidak bisa diajak kompromi, peluhku begitu deras mengalir bagai air terjun Niagara. Aku tak sanggup, aku sungguh tak sanggup”.

==============================================================================

#Iro Part#

Bip. Bip. Bip.

“Yokatta, panel ku mendeteksi sinyal cinta” Aku melihat tajam kearah panel yang ada panah ku, aku mengikuti kemana arah panel ini menuntunku, aku terus terbang mengikuti panel ini.

“Ahhh~ Chigau”

Aku tidak bisa jika harus merka lagi. Deteksi panelku jelas pada dua remaja yang sedang duduk bersebelahn disatu ruang tertutup, mereka tidak beruaan hanya bersebelahan, sinyal cinta dari mereka besar sekali. Tapi sungguh aku tidak sanggup jika harus mereka lagi. Flash backnya adalah, dua remaja ini adalah pasien ku yang dulu gagal aku persatukan, memalukan sekali nasib ku ini. Dan sekarang aku haru menaganinya lagi? Apa tidak akan terjadi mal praktek lagi? Ahhh. Nasib ku sebagai dewa amor memalukan sekali.

Kriiinggg. Kriiinnnnggg

Aku menekan tombol earphone (Author : canggih bener) yang selalu langsung terhubungoleh tuan putri di sana.

“Moshi-moshi Tuan putri. Doushite?” Tanya ku dengan nada lirih, sebenarnya malas menganggkat telepon dari Tuan putri.

“Iro, itu dia pasien mu, cepat bereskan mereka, jangan biarkan mereka tidak bahagia didalam kebohongan mereka masing-masing. Cepat Iro, ini kesempatan yang bagus”

Tiba-tiba saja telepon ini terputus, begitulah tuan putri, selalu memaksa, memerintah, tapi memang itu tugasnya. Hahaaha. Sebenarnya aku yang bodoh atau author yang bodoh sih? *loh?

Aku mengambil panah cinta dengan symbol bulan, wanita selalu disimbolkan dengan bulan karena mereka indah dilangit malam yang gelap, memberi sinar bagi kehidupan dikala malam. Lalu menembakan tapat kearah gadis itu, looh, ada yang aneh, aku mengambil satu panah lagi dengan symbol yang sama lalu menembak lagi namun masih tidak bisa juga, aku mencobanya terus menerus namun masih tidak bisa juga, seperti ada tameng yang menahannya. Hmm, akhirnya aku mengambil panah dengan symbol matahari, ini untuk laki-laki matahari adalah sumber kehidupan, panasnya kuat dan sinarnya member kehidupan bagi semua umat manusia. Aku menembaknya, tambakan perama meleset, tempakan kedua juga meleset, samapa sepeti gadis itu, seperti ada tameng. Aku sendiri bingung mereka pakai tameng atau aku yang tidak bisa menembak dengan baik?.

Aku memutuskan untuk pulang ke rumah hari ini, aku sendiri masih bingung 100% atas apa yang baru saja aku alami.

“Iro, kau harus memberitahu mereka, ini tingkat tiga Iro, bukan tingkat satu atau dua yang dengan mudah kau menembakan panah asmara. Kau harus berusaha meyakinkan mereka dan membuat mereka menyatakan perasaan mereka satu sama lain”

==============================================================================

#Ayano POV#

Aku membuka mataku, melihat jam ditangan, hari ini bukannya hari libur ya? Tanya ku pada diriku sendiri, aku melihat kerah ponsel ku ‘Rapat Osis’ hari ini tentunya ada rapat osis, oleh karena itu kau harus segera bangun dan bergegas kesekolah. Aku senang karena aku menjadi sekertari Ryutaro, tapi aku sendiri malu dan takut tentunya.

Degh.

Aku merasakan sesuatu mmemasuki diriku, aku yakin itu hanya angin saja ku biarkan hal itu berlalu.

“Ano, Ayano chan, Etto, Ano, Aa,” Ryutaro mengmapiriku dengan setumpuk kertas ditangannya.

“Doushita?” Tanya ku penasaran.

“A. Etto, Ini” Ryutaro memberiku setumpuk kertas yang ada ditangannya, lalu pergi. Dia memang begitu, aku sudah tahu kepribadiannya. Entah mengapa akhir-akhir ini aku memirikan utnuk melupakan Ryutaro, karena sepertinya Ryutaro hanya menganggapku teman biasa.

“Lupakan hal itu, sekarang kau harus bangkit. Kau tidak boleh malu. Jangan pernah bahagia hidup dalam kebohongan” Aku mendengar seseorang berbisik dei telingak,u, namun saat menoleh aku tidak mendapati siapapun. Bulu kudukku mulai berdiri. Aku berlari meninggalkan nkoridor sekolah yang sepi karena ini hari libur.

“Lupakan, Kau harus berani” aku mendengar suara itu lagi, bahkan disaat keramaian ini.

“Lupakan. Bisakah kau bahagia hidup dalam kebohongan?” Aku mendengar suara itu lagi, terus dan terus. Suara yang terus menerus menghujatku, membuat aku pening memikirkannya, apa arti dan maksud dari suara itu?

“Aaaaaaa Hazukashii na” aku tak sanggup, rasa malu ini terlalu besar untuk ku lawan sendiri. Dewa amor I need you.

==============================================================================

#Author POV#

“Kowaii yo. Baka janai da yo. Aku tidak mungkin berani.” Ryutaro menjitak kepala Juri, sahabatnya jang juga bagian pengurus osis.

“Sampai kapan hah?” Tanya Juri yang terus mendesak.

“Entahlah, mungkin selamanya” Jawab Ryutaro dengan wajah SURAM.

“Selamanya hah? Sebenarnya lebih besar mana rasa suka mu atau rasa takut ku?” Tanya Juri yang semakin mendesak Ryutaro, Juri memang sudah terkena sihir oleh Iro untuk bisa membujuk agar dia bisa menyatakan perasaan cintanya. Taktik Iro yang cantik.

“Hmm, mengapa kau begitu mendesakku hah? Aku tidak tahu, perasaan suka ini terlalu besar hingga sangat sulit untuk diungkapkan” jawab Ryutaro dengan raut wajah yang tak kalah suram dari rautnya yang tadi.

“Ryutaro, Please deh, hari gini geto malu untuk menyatakan perasaan? Sumfeh itu nga banget” Juri tetap mendesak, bahkan kini gaya bicaranya sudah menyerupai anak gahol.

“Tapi Juri san” Ryutaro mengantung kalimatnya. Wajanya sudah benar-benar suram.

“Sekarang atau menyesal seumur hidup” Juri berlalu, meninggalkan Ryutaro yang merenungi nasibnya sebagai lelaki yang paling payah di dunia, menyatakan cinta saja tidak berani.

“Ucapan Juri memang benar, aku akan kehilangan kesempatan jika tidak segera aku ucapkan, tapi bagaimana? Aku kan. Ah dame” Ryutaro menendang meja dan…

“Awwww. Itaiii. Dasar meja bodoh” Seru Ryutaro yang panik sendiri ketika kakikinya sakit. (Author:yang bodoh meja apa yang nendang?)

“A. Ryutaro san” Ryutaro semakin panic, ketika terdengar suara gadis yang tentunya Ryutaro sangat mengenalinya. Suara Ayano.

“Nande Ayano san?” Tanyanya mencoba tetap calm down.

“Hari ini hari terakhir ospek, sebentar lagi akan diumumkan siapa senpai terfaforit, cepat kita ke aula besar” Ajak Ayano dari ujung pintu,

Ryutaro berjalan jauh dibelakang Ayano yang memang jalan duluan.

“Etto, Ayano san” Seru Ryutaro dengan segenap kekuatan yang dia punya.

“Nande Ryutaro?” Tanya Ayano yang berhenti dari jalannya lalu menatap pada Ryutaro.

“Eh. Nande monai” Jawabnya dengan wajah yang ketakutan, seperti orang melihat obake.

Mereka berdua akhirnya masuk ke aula besar sekolah, tampat para peserta orientasi dikumpulkan, setiap tahun, diakhir orientasi disekolah mereka memang selalu ada pemilihan senpai terfaforit.

“Penghitungan suara adalah seri antara Morimoto Ryutaro dan Nishimura Ayano. Kepada Ryutaro dan Ayano diminta untuk maju kedepan” Suara Juri yang memang bertugas sebagai MC membuat raut wajah Ryutaro maupun Ayano tersontak kaget.

“Seri?” Tanya Ryutaro dan Ayano bersamaan sambil bertatapan.

Dengan langkah gontai Ryutaro melangkah kedepan, menuju podium besar. Begitu juga dengan Ayano, dengan tertunduk dia menyeret langkahnya kedepan mengikuti jejak Ryutaro.

“Bagaimana kalau kita nobatkan mereka sebagai King and Queen Senpai?” Seru Juri yang menemani mereka di podium.

Semua ini memang ulah Juri yang sudah di sihir oleh Iro, Juri sengaja membuat hasil perhitungan seri dan Juri ingin Ryutaro dan ayano menyatakan perasaannya masih-masing.

“Ya. Ya. Ya. King and Queen Senpai. Yeeeeyy~ Yaaaa~” Seru gemuruh peserta orientasipun menambah perasaan kedua remaja yang berdiri didepan podium besar itu semakin nyari mati karena malu.

“Sekarang saatnya Ryutaro” Bisik Juri yang wajahnya sudah semanis permen lollipop membuat Ryutaro ingin memakannya.

Ryutaro menggepalkan kedua tangannya. Dia menelan ludah lalu menjitak kepala Juri.

“Itaaaii yo” Seru Juri sambil mengelus kepalanya. “Minna, hari ini, Ryutaro akan menyatakan perasaannya pada seseorang” Hebat, juri semakin menjadi makanan yang enak membuat Ryutaro semain ingin memakannya.

Dengan penuh peluh yang membanjiri keningnya, Ryutaro mengangkat wajanya didepan gadis yang dia suka dari dulu, Ayano.

“Ayano chan, etto. Ano, aa. Atashi. Etto” Ryutaro tergagap, wajahnya tidak bisa berhenti menoleh kesegala arah, menghindari tatapan mata yang sedang ingin dia tatap dan ratusan pasang mata yang dengan jelas memperhatikan dia.

“Ryutaro san. Tanpa kau bilang aku mengerti perasaanmu” Ucap Ayano.

Dengan sejuta rasa bahagia Ryutaro memeluk tubuh kecil Ayano deadpan banyak orang.

“Ayano san, Hazukashii na, dakedo suki da yo” Bisiknya di telinga Ayano dengan mesra dan lembut.

Horrreee~ Project kebut 3 jam selesai. Hahahaahaha.

Ampun sableng banget ini FF.

Banyak Typonya ya? Gaze ya?

Kripik pedes ya~

3 komentar:

  1. "Hebat, juri semakin menjadi makanan yang enak membuat Ryutaro semain ingin memakannya."
    kenapa kesannya jadi yaoi gitu??
    hahahaha~
    menarik diliat juga dari sisi si dewa cintanya..hehehe..
    tapi saia gak ngerti peran tuan putri apaan??hahaha...
    good job~ ^^

    BalasHapus
  2. hoh? itu pan dia kesel gitu bunda bukan Yaoi ihh~ hahahaha
    Putri itu dia atasannya si dewa iro gaze gitu. hahahah

    BalasHapus
  3. ayaya~ ryu -w-
    kangen deh~ *peluk2

    ada typo lho~ :3
    itu dewa cintanya yg si iro dudul yak? *ditimpuk iro.
    hahahha Good job lisa-chan~

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment