Minggu, 05 Juni 2011

Fanfiction 'Love Story'

Fanfiction

Title : Love Story

Genre : Romantis

Pemain : Morimoto Ryutaro

Morimoto Shintaro

 

Musim semi yang indah ini Ryu tetap menutup diri, padahal cuaca diluar sangat indah sekali.

“Nii-chan, ayolah keluar. Mau sampai kapan?” Shin menarik-narik selimut yang menutupi wajah Ryu.

“Ah. Baka yo Shintaro, sana pergi!” Ryu menarik lagi selimutnya. Sedikit menampis Shin.

“Nii-chan” Shin malah naik keatas kasur, lalu membenamkan diri dibalik selimut Ryu. Manjanya shin terlihat sudah.

“Uhhhh” Ryu membuka selimutnya. Lalu beranjak dari kasur. “Mandi sana, cium itu badanmu, bau sekali” Ryu meninggalkan Shin menuju kamar mandi. Sementara Shin mencium satu-persatu sisi badannya.

“Aku tidak bau ko Nii-chan”

Ku rasa semuanya berubah, tangan yang biasa ku genggam, kini tidak lagi menjadi peganganku.

“Ryu chan, lihat deh. Mu chan menunjuk kearah kerumunan orang di taman.

“Eh? Ada apa ya? Ramai sekali” Ryu menggandeng  tangan Mu chan menuju keramaian di taman kota.

“Oh, ku kira ada apa, ternyata takoyaki keliling. Tapi ko ramai sekali ya?” Mu chan mencoba berjinjit mencari tahua ada apa dibalik kerumunan orang yang menutupi mobil takoyaki it.

“Aaa Itaiii. Sakit Mu chan” Ryu meringis kesakitan, kakinya terinjak oleh Mu.
“Eh? Wajahmu lucu Ryu chan” Mu tertawa, disusul dengan tawa dari bibir Ryu. “Ah ayolah pulang saja. Ryu menggandeng tangan Mu.

Sepanjang jalan, aku ingin terus bersama dengan Mu chan, aku ingin terus menggandeng tangan Mu chan, Mu chan manis sekali.

***

“Dia, memang hanya dia, ku selalu memikirkannya, tak pernah ada habisnya. Benar dia benar hanya dia ku slalu menginginkannya, genggaman dari tangannya. Mungkin hanya dia harta yang paling indah diperjalanan hidupku.” Ryu bergeming dalam hati menusuri indahnya jalanan dimusim semi. Sakura gugur diatas kepalanya, indah sekali. Tapi tidak seindah hatinya.

“Ryu, kau disini nak?” Sensei Angi duduk dibangku jalan tepat disamping Ryu yang tengah terdiam. Ryu hanya mengangguk. Sesekali dia menatap keatas.

“Daijobuka Ryu chan?” Sensei Angi menatap Ryu lekat. Ryu hanya terdiam.

“Okaasama, ini ubi bakarnya” Seorang gadis muda menghampiri Sensei Angi.

“Ryu chan, kenalkan ini Yuki, anakku” Mata Ryu terbelalak melihat Yuki.

“Morimoto Ryutaro desu. Yoroshiku onegaishimasu” Ryu bangkit dan melakukan ojigi.

“Ryu, kami harus pulang. Jaa” Sensei Anri melambaikan tangan disusul dengan senyuman manis dari Yuki.

Dia, apa dia yang dikirim Tuhan untuk ku? Wajahnya mirip dengan Mu chan .Ah, tidak mungkin. Dulu Mu chan juga bilang seperti itu, tapi kenyataannya?

“Aku pesan takoyaki satu dan cream soda” Ryu duduk disebuah kedai takoyaki. Mencoba menenangkan pikirannya yang kacau.

“Ini, silakan” Penjaga kedai yang tidak lain adalah teman sekelas sekaligus sahabat Ryu, Ryosuke.

“Tumben Ryu chan, kau kemari” Ryo mencoba ramah pada Ryu, meski bersahabat mereka sering sekali bertengkar.

“Sudah sana kau kerja saja” Ryu malah mengusir Ryo.

“Aku sudah tidak ada pekerjaan. Wajahmu murung, kenapa? Ceritalah” Ryo merangkul bahu Ryu.

“Aku teringat pada” Ryu menggantungkan ucapannya.

“Mu chan ne? mau sampai kapan Ryutaro? Dia bukan ditakdirkan untukmu. Sadarlah , lagi pula bukan hanya dia wanita didunia ini. Kau ini tampan Ryu chan, pasti banyak wanita yang suka padamu.

Semilir angin dikedai ini mengingatkan aku padamu Mu chan, dulu kita sering sekali makan disini, meski tidak tahan dengan ejekan Ryo, namun bila bersama Mu chan hidupku menjadi indah, ejakan dari Ryo pun berubah menjadi ejekan yang indah. Namun kini tidak lagi.

***

“Ryo, aku pesan takoyaki dan cream soda 2 ya” Mu langsung menghampiri Ryo yang sedang membereskan meja lain.

“Gadis Ryu, apa tidak ada pelayan lain? Sampai harus aku yang melayani, kalian memang pasangan aneh.

“Kami hanya mau dilayanin oleh Ryo chan, agar kau menjadi sibuk” Ucapan usil Ryu membuat bibir manis Ryo maju tiga cm.

“Silakan tuan dan nyonya” Ryo mengantarkan dengan senyum yang terlihat dipaksa. Ryu dan Mu hanya bisa tertawa melihat tingkah Ryo yang lucu.

“Mu chan, Suki deshita yo” Ryu mengenggam tangan Mu.

“Atashi mo, kita akan selalu bersama kan Ryu chan?” Wajah polos dengan senyum itu membuat  hati Ryu berbunga-bunga. Gadis  yang dia kenal saat masuk sekolah di SMU itu kini telah menjadi pacarnya. Ryu dan MU selalu bersama.

“Sumimasen” Ryu mengetuk pintu rumah Mu.

“Maaf, Mu chan sedang ada dirumah sakit” Mata Ryu terbelalak. Dengan penuh tenaga dia berlari menuju rumah sakit.

“Mu chan, kau?” Mu chan sudah sadar, kata dokter dan Okaasama dia terjatuh dan tak sadarkan diri.

“Iya Ryu chan, aku menidap kanker tulang belakang stadium akhir. Aku bisa hidup sampai sekarang saja itu sudah merupakan mukzijad yang sangat luar biasa.aku pun bisa bertahan ini semua karena mu. Aku tak mau merusak kebahagiaan mu.” Cairan  bening menetes dari mata Mu. Wajah Ryu seperti tak sanggup melihtanya. Ryu mendekap Mu, tak terasa air mata Ryu juga menetes. Dua bulan setelah kejadian itu, Mu pergi untuk selama-lamanya dan menyisahkan luka yang amat dalam bagi Ryu.

***

“Kau bilang kita akan selalu bersama Mu chan, tapi mengapa kau pergi meninggalkan ku? Mu chan kimi ga daisuki” Ryu berteriak dipinggir jembatan dekat sekolah.

“Ano, sumimasen. Kau murid ibuku bukan?” Yuki menghampiri Ryu.

“Eh? Hai” Ryu mengagguk.

“Kenapa kau berteriak disini?” Ucapan Yuki membuat wajah Ryu memerah. Ryu membalikkan badannya, lalu menceritakan semuanya pda Yuki.

“Ah, aku ingin menagis mendengarnya. Aku yakin, seseorang pasti ditakdirkan untukmu Ryu chan. Aku tak pernah sedih meski aku tidak mempunyai pacar. Ehehehe” Yuki tersenyu manis pada Ryu sembari memainkan rambutnya yang ikal.

“Eh? Kenapa kau tidak pacaran? Kau kan cantik?” Ryu terbata mengucapkannya. Wajah Yuki memerah.

“Entahlah, aku hanya ingin menikmati bersama temanku” lagi-lagi Yuki tertawa. Yuki sosok yang periang.

“Kalau ada lelaki yang menyatakan perasaanya padamu, apa kau akan menerimanya?” Wajah Ryu semakin memerah.

“Jika aku juga menyukainya, mungkin. Tapi kalau aku tidak menyukainya ya tidak mungkin” Yuki membuat Ryu sedikit bingung.

“Aku bingung oleh jawabanmu” Yuki tertawa mendengar ucapn Ryu. Ryu hanya tertunduk lesu.

“Initnya sih ya begitu” Yuki tertawa lagi. Kali ini Ryu juga tertawa.

Untuk pertama kalinya aku bisa merasakan rasanya tertawa lepas setelah kehilanganmu Mu chan, apakah kau marah jika aku bermain dengan gadis lain? Aku hanya bermain dan bercerita padanya ko Mu chan.

***

“Nii-chan, lihat sudah jam berapa” Shin menunjukan jam beker kecil miliknya. Ryu terlonjak kaget melihat jam yang duah menunjukan puku 7.45.

“Kenapa kau tidak membagunkan ku Shin?” Ryu segera berlari menuju kamr mandi.

“Kau kan memang susah dibangunkan, aku sudah membangunkanmu berkali-kali. Malah Okaasama menyuruhku menyirammu” Shin mengejek Ryu yang sedang panik.

“Ah Bagero!” Ryu menggedor pintu kamar mandi dari dalam untuk mengusir Shin.

“Ohayoo, Itte kimasu” Ryu selonong boy dari rumah, meninggalkan Shin, padahal sekolah mereka satu arah, namun Ryu lebih jauh dari rumah.

“Itte rasshai” Suara Okaasama terdengar ditelinga Ryu. Namun Ryu tidak memperdulikannya. Entah mengapa hari ini Ryu bersemangat sekali untuk pergi sekolah. Dia berharap dapat bertemu dengan Yuki lagi.

“Ohayo Ryu chan, Ini ada titpan dari Yuki” Sensei Angi memberi sebuah surat.

“Ohayou gozaimasu. Ah, sankyu sensei” Ryu mengambil surat itu, berjalan menuju kelasnya.

Ryu chan ini alamat e-mail ku. yuki.suetsugu

“Apa? Isi suratnya hanya seperti itu?” Ryu mengambil ponselnya. Ryu mulai mengetik.

From : ryu-moriro

To : yuki.suetsugu

Subject : sankyu

Sankyu emailmu. Mulai kemarin kita berteman ya.

Ryu menekan tombol send. Terkirim.

Mu chan, apa kau marah melihat aku mendekati gadis lain? Aku rasa aku menyukainya Mu chan. Hontoo ni gomen nasai Mu chan

From : yuki.suetsugu

To : ryu-moriro

Subject : Re:sankyu

Hai Ryu chan, nanti sepulang sekolah kita bermain di tempat kemarin ya. Ku tunggu.

Hati Ryu serasa berbunga-bunga, namun ia tidak mau mengatakannya terlalu cepat. Memang Yuki lebih tomboy dibanding dengan Mu chan yang feminim. Namun keceriaan dan wajah Yuki sama percis dengan Mu chan.

“Konichiwa” Ryu menghampiri Yuki yang sudah duduk dibawah jembatan.

“Aku membawa bento. Makanlah” Yuki menyodorkan bento yang telah dia siapkan. Wajah Yuki tampak manis.

Mu chan, aku ingat bento pertamamu, rasanya enak sekali dapat disuapi makan bento olehmu.

“Ryu chan? Daijobu ka? Kau melamun?” Yuki sedikit mengguncang tubuh Ryu.

“Eh? Daijobu, bentomu enak” Ryu terus mengunyah sambil menatap ke atas langit.

“Cuaca cerah ya, aku teringat pada Mu chan” Ryu bergeming. Kini wajah Yuki berubah menjadi sedikit murung.

“Hmm, Mu chan ya? Ku rasa dia akan lebih bahagia jika melihatmu bahagia dan tidak murung karena memikirkannya” Yuki mencoba mengalihkan perhatian dan membuat Ryu tersenyum.

“Eh? Kau benar Yuki chan, kau hebat ya. Mengerti sekali. Hahahaha” Ryu tertawa disusul dengan tawaan malu dari Yuki.

“Lihat, awanya indah” Ryu menunjuk keatas.

“Hai. Indah” Ryu tersenyum dan memejamkan matanya sebentar.

“Ryu, bayangkanlah jika Mu chan sedang memperhatikanmu dan dia berkata ‘Aku senang sekali melihat Ryu bahagia dan tersenyum. Ku mohon Ryu chan selalulah bahagia dan selalulah terseyum wakalu tanpaku, ku yakin kau bisa’” Yuki mencoba menghipnotis Ryu.

“Hai Yuki chan, kau benar sekali. Baiklah aku berjanji aku akan selalu bahagia dan tersenyum” Ryu bangkit dan langsung memeluk Yuki. “Sankyu Yuki chan” Wajah Yuki berubah menjadi merah. “Gomen na” Ryu tertawa atas aksinya yang tadi. Yuki hanya tersenyum manis.

***

“Yuki chan, Chuuuuuu” Ryu mengecup pipi Yuki.

“Ryu, aku malu” Yuki hanya tertunduk.

“Jadi, kau akan menerimaku kan? Kau juga menyukaiku kan? Ajo jawab” Ryu memeluk Yuki dari belakang. Yuki hanya tertunduk, wajahnya memerah.

“Tanpa harus mengatakannya pun kau sudag tau jawabannya kan?” Yuki tersenyum dan melepaskan pelukan Ryu.

“Tapi aku mau mendengarnya. Ku mohon” Ryu menggenggam tangan Yuki.

“Hmmm, Kimi ga daisuki yo” Yuki tertunduk lagi, wajahnya semaikn memerah.

“Yeeeeessssss” Ryu loncat kegirangan lalu memeluk Yuki erat.

“Kimi ga daisuki mo Yuki chan” Ryu berbisik ditelinga Yuki.

“Ryu chan, aku boleh meminta sesuatu?” Yuki melepas pelukannya dari Ryu, namuan Ryu tetap memeluknya.

“Lepaskanlah pelukan ini, kau bisa membunuhku” Ryu melepaskan pelukannya lalu tersenyum manis pada Yuki.

Cerita cinta memang selalu mewarnai kehidupan umat manusia dibumi ini.

 

(FF pesenan tadi pagi dari Mi chan, gomen kalo banyak salah-salah ketik atau kata-kata yang nyeleneh, ya namanya juga penulis FF amatir) hahahaha.

Sekian ~Terima Kasih~

6 komentar:

  1. waaahh~ ff nya rameee..^^
    cuma kalo kau ngomongna... "suki deshita"
    berarti udah ga suki lagi tuh c ryuu..
    hehehe.. maap membenarkan...
    :)
    tapi ceritanya bagusss... aku suka.. :)
    lanjutkan nak..hehehe

    BalasHapus
  2. Bunda.. makasih udah men ke blog gaze ini?
    ah? benerkah? wah. aku kan masih amathir bunda. hahahaha maaf.
    sekali lagi doomo arigato ^^

    BalasHapus
  3. eh beneran rame kok... aku sukaaaa..
    ^^
    ditunggu komen kamu juga ya..hhehe

    BalasHapus
  4. maksud ramenya apa sih bun?
    siaaaaaappppp

    BalasHapus
  5. Rame ceritanya dong...
    hehehe.. :P
    aku suka sama ceritanya... :)
    gitu~

    BalasHapus
  6. Yay, tetep bunda lebih jagoooooooo
    (tapi aku gak mau kalah ya sama bunda)
    mau terus belajar bikin FF.
    sankyuuuu

    BalasHapus

Thanks For Leave A Coment